6. ☁️

29.9K 3.1K 303
                                    

JAEHYUN nyatanya tidak langsung pulang mengantar Taeyong, tapi keduanya memilih untuk makan siang lebih dulu, karena Taeyong yang merengek meminta makan. Huh, memangnya dia ibunya apa? Kenapa harus merengek padanya?

"Kau sangat menyukai daging?" Tanya Jaehyun saat melihat Taeyong yang makan dengan lahap, bahkan dia sudah memesan untuk yang kedua kalinya. Sejak tadi Jaehyun hanya memperhatikan Taeyong makan, karena ia sudah selesai.

"Aku menyukai semua jenis makanan. Apalagi daging." Jawab Taeyong dengan mulut yang masih penuh.

"Tumis daging buaya, kau juga menyukainya?" Tanya Jaehyun lagi dengan bercanda, satu tangannya menopang dagu, memperhatikan Taeyong.

"Memangnya ada?" Tanya Taeyong balik, matanya membulat dengan raut penasaran dan terkejut.

"Aku pernah melihatnya di Thailand."

"Kalau begitu, bawa aku ke Thailand. Aku mau mencobanya."

Jaehyun mencubit pipi Taeyong yang menggembung karena makanan dengan gemas. "Memangnya kau mau, memakan makanan ekstrim seperti itu?"

Taeyong memberenggut setelah Jaehyun melepaskan tangannya dari pipinya, itu rasanya sakit! "Aku kan hanya ingin mencobanya."

Jaehyun terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Jaehyun meraih beberapa lembar tissue lalu mengusap sudut bibir Taeyong yang terdapat ceceran saus.

"Makanlah dengan pelan." Peringat Jaehyun.

Taeyong tidak menjawab, ia hanya menggoyangkan bahunya karena asik dengan makanannya.

"Ngomong-ngomong, kau harus mengembalikan kemeja ku yang kau pakai.  Aku membayar mahal untuk itu."

Taeyong menunduk, melihat kemejanya yang sudah sedikit kotor karena makanan. "Oh ini?" Tanya Taeyong menunjuk kemejanya, "Aku pikir kau memberinya untuk ku."

"Aku tidak pernah merasa memberikan nya untuk mu. Kau juga belum mengembalikan piyama milikku waktu itu."

Taeyong berdecak, "hanya karena pakaian, kau memperhitungkan nya sampai sejauh itu?"

Jaehyun menyerngit heran, "memperhitungkan nya bagaimana? Aku hanya minta dikembalikan."

Taeyong mendongak menatap Jaehyun, lalu kedua matanya terpejam rapat, "maaf. Tapi aku tidak mendengar apapun."

Jaehyun tidak tahu harus apa, marah atau merasa gemas? Ponselnya yang tiba-tiba berdering mengalihkan perhatiannya, dengan cepat Jaehyun mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo." Sahut Jaehyun, matanya kini menatap Taeyong yang kembali makan.

"Kenapa harus aku?" Ada sedikit nada kesal saat Jaehyun berbicara, Taeyong bisa menebaknya.

"Baiklah, aku kesana sekarang."

Jaehyun berdiri dari duduknya setelah memutuskan sambungan telpon, membuat Taeyong mendongak.

"Kau mau kemana?"

"Aku harus menjemput Chaejin sekarang." Jawab Jaehyun.

"Kau mau meninggalkan ku, disini?"

"Aku akan kembali lagi nanti, tetap disini."

Jaehyun tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Taeyong sekilas, namun tangannya ditahan oleh pria kecil itu saat ia sudah akan berjalan.

"Chaejin siapa?"

"Dia kekasihku." Jaehyun terkekeh kecil, "Sudah, cepat habiskan makanmu."

Setelah Jaehyun benar-benar pergi, Taeyong mendorong piringnya, melipat kedua tangannya pada meja lalu merebahkan kepalanya dengan posisi menyamping. Nafsu makannya sudah hilang, ia tengah cemburu saat ini.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang