17. ☀️

23.8K 2.8K 238
                                    

UNTUK yang kesekian kalinya, Taeyong mendengus lelah. Sikunya bertumpu pada meja makan kantin, guna memijat pelipisnya. Sejak pagi, Jaehyun selalu saja mengikutinya kemanapun! Bukankah laki-laki yang ikut makan siang didepannya ini memiliki pekerjaan yang lebih sibuk daripada dirinya?

"Jaehyun, kembalilah pada pekerjaan mu sendiri. Kau tidak sadar jika dilihat banyak orang karena makan denganku?"

Jaehyun menggeleng, walaupun ia masih sibuk makan. "Tidak, jika kau belum memaafkan ku."

"Tolong, katakan padaku, apa yang harus kulakukan agar kau mau memaafkan ku." Lanjutnya, kini tatapan nya penuh memohon pada Taeyong.

"Tidak perlu melakukan apapun. Kau akan ku maafkan jika memang hatiku mau memaafkan mu."

"Aku benar-benar keterlaluan waktu itu." Sesalnya.

Taeyong tidak memperdulikannya, ia menunduk, kembali menyuapkan makanannya yang tertunda.

"Taeyong, jangan bersikap seperti ini. Aku tidak terbiasa didiami, aku lebih terbiasa diganggu oleh mu. Bersikap lah seperti biasa."

Taeyong berhenti mengunyah, ia mendongak menatap Jaehyun yang juga menatapnya dengan sendu.

Taeyong mendengus kelewat kencang, hingga Jaehyun mendengarnya. "Bersikap seperti biasa yang bagaimana kau maksud?"

"Bersikap bodoh dan memalukan? Apa begitu yang kau mau? Setelah itu, kau akan marah dan menghina hidup ku."

"Tapi itu lebih baik, karena setelah itu aku bisa menjaga sikapku. Setidaknya orang-orang disekitar ku, tidak merasa dipermalukan." Taeyong berdiri, ia berjalan pergi meninggalkan Jaehyun sendiri.

"Maaf." Bisik Jaehyun pelan.

Kesalahannya begitu fatal, sulit dimaafkan, karena ucapannya yang terlalu kejam hingga melukai perasaan yang begitu rapuh, Jaehyun sadar akan hal itu.

Ditambah, ibunya yang terlihat begitu kecewa dengannya setelah ia menceritakan semuanya apa yang terjadi ketika ia menyeret Taeyong keluar saat makan malam.

Jaehyun merindukan Taeyongnya.

Taeyong itu miliknya.

Jaehyun mendapatkan semua yang dia mau, hanya saja untuk kali ini, ia akan berusaha keras.

🌷

Taeyong merasa hari ini adalah hari sial untuknya. Suasana hatinya sudah buruk ketika Jaehyun mengikutinya seharian, dan ditambah lagi malam ini, Yeji kembali menyeretnya untuk pergi ke club lagi. Taeyong mana bisa mencekik wanita itu, seperti niatnya kemarin jika Yeji membawa dua orang bodyguard berbadan besar.

Club kali ini terlihat lebih mewah dan juga luas. Tidak ada orang yang berdesakan, tapi tetap saja, setiap orang bercumbu dengan tak tahu malu disini. Yeji bilang, ini bukanlah lah club malam biasa, disini hanya orang-orang yang memiliki kantong tebal saja yang bisa masuk. Itu sebabnya, tidak terlalu berdesakan disini, suasana justru lebih terlihat tenang walaupun terdengar musik yang mengalun dengan volume yang tidak berlebihan. Bau alkohol, lebih tercium tajam disini.

Yeji menuntun Taeyong pada salah satu sofa panjang yang berada disudut ruangan. Memanggil pelayan untuk membawakan beberapa botol wine, seperti biasanya.

"Kau masih mau minum soda?"

Taeyong mengangguk malas, menanggapi Yeji. Sementara Yeji hanya mendengus, menambahkan pesanan dengan dua kaleng soda.

Tak lama, minuman untuk mereka datang. Dengan cepat, Taeyong meraih kaleng soda miliknya, kemudian meneguknya. Semakin lama mereka duduk, semakin banyak juga orang-orang berdatangan, tempat yang sebelumnya sepi entah kenapa hari ini terlihat penuh. Penerangan dibuat redup dengan cahaya kemerahan, musik mengalun semakin keras, menutup suara ribut dari beberapa tamu yang datang.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang