d

24 7 2
                                    

Biarkan bahagia mengalir, jangan berpikir apakah sedih akan mampir. Jangan, nikmati saja bahagia dulu. Perihal nanti akan sedih kita pikirkan nanti.

Seperti hal nya bunga, ia mekar ya arti nya mekar. Perihal nanti akan layu itu biarlah nanti. Toh, ia akan kembali mekar nanti nya setelah layu. Sampai sini paham?

Bagus.

Sekarang kembali pada tuan, kali ini lagi-lagi mengamati dari jauh. Tetap ditempat Kopi favorit nya dengan manusia yang sama; teman nya. Perlu kuberi tau siapa teman nya?

Haris nama nya, oke cukup.

Tuan itu akan memesan secangkir frappuccino dengan satu porsi kentang goreng dan vape coklat. Apa yang dilakukan? Entah, yang jelas satu Laptop didepan nya menjadi fokus utama.

Disini sedikit redup, lantaran menggunakan cahaya jingga bukan putih layaknya penerangan lain. Sedikit memberi sentuhan romantis jika saja tidak duduk sendirian di sudut Caffee ujung perempatan, pas didepan traffic light.

Jangan mengira bahwa aku menguntit lelaki disana. Tidak, itu bukan gaya ku.

Kebetulan merindukan tempat ini dan kebetulan pula, kedatangan pangeran berkuda putih. Banyak kebetulan yang Tuhan hadir kan, semoga kebetulan juga adam disana jodohku.

Astaga, melewati batas lagi. Dasar kurang ajar pikiran ini.

[Bapak Kirino Arkana] :
Seneng banget ngikutin saya

Ponsel ku bergetar singkat. Itu isi pesan nya.

Cih, mengikuti kata nya. Lupa mengatakan, bahwasanya adam disana memiliki tingkat percaya diri di atas rata-rata. Tau maksud nya? Bagus lah kalau tau, tidak repot menjelaskan.

Ga ngikutin, orang kebetulan aja

Terlihat sekilas, tuan di sana terkekeh menatap layar Ponsel. Bagaimana mengatakan nya ya, sangat manis sampai rasa nya Coklat dingin yang sedari tadi di depan ku merasa tiba-tiba menjadi pahit.

Manis nya berpindah kepada adam di sana.

[Bapak Kirino Arkana] :
Sini deket saya. Temen saya udah mau pulang

Jawab dengan jelas!! Siapa yang menolak seorang pangeran berkuda putih dengan baju besi dan busur panah pada tubuh nya?

Tidak perlu banyak membuang waktu, dekati. Lalu resapi, tanya pada diri. Sisi bagian mana yang tidak membuat jatuh hati?

"Bapak ngapain?"

"Ngopi"

"Iya tau, maksud nya ini di Laptop"

"Ga usah banyak tanya, Lia"

"Malu bertanya sesat di jalan"

"Banyak tanya, berisik"

Ya Ampun.

Sisi lain nya, adam ini menyebalkan setengah mati. Jangan terlalu mempermasalahkan, itu bawaan dari Ibu nya. Serius, bersama Ibu nya jauh lebih menyebalkan.

Ternyata, Kirino Arkana anak kandung. Maksud ku, dia mewarisi sifat Ibu nya. Dengan sempurna.

"Pulang kapan, Pak?"

"Sebentar lagi, kamu ada yang mau di cari dulu?"

Sifat menyebalkan dipatahkan oleh tingkat kepekaan yang luar biasa. Sedari siang mengidamkan satu ice cream vanila, itu saja.

"Beli es krim"

"Saya yang bayar?"

"Mau bayarin?"

"Saya lagi baik"

"Berarti Bapak bayarin?"

"Engga"

"Loh kenapa?"

"Nanti kamu jatuh cinta"

Apa maksud nya? Tersirat tidak ingin kalau aku jatuh cinta pada nya? Begitu bukan?

"Udah jatuh cinta dari kemarin-kemarin"

"Selamat jatuh cinta"

Baiklah.

Selamat Jatuh Cinta.

𝖀𝖏𝖚𝖓𝖌 𝕽𝖆𝖘𝖆 | Lee Know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang