Ada beberapa pekan seolah pangeran dijerat dalam sebuah jeruji hingga tidak nampak dalam pandangan. Apa kah rindu? Iya, aku.
Wangi nya tidak menguar dalam beberapa pekan ini, senyum nya tidak tercetak, kaki jenjang nya tidak melangkah, pun dengan caffee favoritnya, tidak ditemukan atensi nya. Merindu itu ternyata begini rasa nya.
Masih, seperti hari-hari biasa sejak terakhir adam itu mengantar ku untuk terakhir kali. Ia pamit mengurus segala sesuatu dengan sosok hawa lain di ujung rasa.
Perih nya merekah,
Sakit tak terbantah.Apa jatuh cinta selalu semenyakitkan ini?
Berdiri lagi, di bawah pohon kenanga besar menatap lurus pada sebuah rumah ber cat abu-abu. Berbeda dengan beberapa pekan kebelakang, hari ini rumah itu terlihat ramai dengan manusia pun dengan hiasan. Entah apa yang akan terjadi.
Sosok itu, muncul di ambang pintu dengan senyum merekah bak bunga mawar yang mekar lalu menguar aroma nya. Indah tiada ujung. Tuhan sedang bahagia seperti nya ketika menciptakan Kirino Arkana.
Senyum ku luntur, bersamaan sosok putri kerajaan dengan mahkota perak berlapis berlian. Anggun sekali. Tangan mereka bertaut bagai takut terpisah beberapa jarak.
Aku berbalik, rindu belum luntur. Tapi, sebaiknya aku mundur. Kasian, hati ku mulai terjatuh. Jangan sampai luka lagi. Sakit.
"Lia, dari mana? Ini Bunda nya Kirino dari tadi disini"
Oh, itu perempuan cantik yang menghadirkan pujaan, perlu ucap terima kasih?
"Abis dari luar sebentar, maaf aku gatau kalau ada tante"
"Gapapa, tante cuman mau ngundang kalian sekeluarga buat ke acara tunangan Kirino besok malem, jam delapan malem. Pada dateng ya"
Aku menatap keluar rumah, cerah. Lalu dari mana datang nya sambaran petir barusan yang melumpuhkan diriku?
"Iya, pasti dateng kok. Ga berasa ya, Kirino udah punya pasangan aja"
"Iya perasaan juga baru kemarin aku lahirin dia. Ngomong-ngomong Lia kapan nih?"
Kapan?
Bagaimana menjawab kata kapan jika pujaan nya sudah lari duluan?Ini terlalu cepat, mereka memulai duluan. Aku baru melakukan persiapan. Persiapan perang dari atas langit. Sepertinya serangan itu belum tiba pada tujuan.
Lalu? Jatuh cinta nya seperti apa lagi?
Ini hanya jatuh, tanpa cinta.
Jatuh yang sedari awal memang di ukir sendiri, salah nya terlalu dalam. Penyekat sedari awal bisa dibangun. Tapi, tuan berkuda putih itu lihai memperdalam perasaan tanpa memberi kesempatan muncul ke permukaan. Dan aku kalah telak pada pesona nya.
Bagus, malam ini hujan.
Apa langit benar-benar mengejek ku dengan hujan?
Jangan begini, aku terpuruk dengan ejekan.Menangis.
Semua gara-gara langit yang mengejek ku. Dia, jahat. Sesak nya bagai tiada akhir, kenapa senang sekali terperangkap dalam sakit, sih?
[Bapak Kirino Arkana]
Lia, saya rinduBodoh!!
Katakan sekarang, sebelah mana yang keterlaluan?
Aku yang meminta pada Tuhan padahal adam itu sudah di genggam?Atau lelaki jangkung yang tanpa malu mengucap manis kalimat padahal ia menerima genggaman orang lain?
Ingat tunangan, Pak
Detik berikut nya, berdering panjang. Nama nya tercetak indah.
Lia
Ya Tuhan, suara nya bagai seruling yang memabukkan, setelah beberapa pekan merindu.
Iya
Kamu apa kabar?
Ga baik, saya sakit hati
denger Bapak mau tunanganTunangan bukan akhir
tetap bertarung lewat langit, ya?
Saya ikut bertarung jugaMasih sempet?
Kamu meragukan Tuhan?
Saya kangen, Pak
Tidur Lia
Selamat malam
Selamat jatuh cintaSelamat Jatuh Cinta
Beberapa minggu tanpa kalimat itu, ternyata rasa nya berbeda. Jatuh cinta tanpa di beri ucapan selamat rasa nya hambar.
Jadi untuk malam ini, dan untuk kesekian kali nya.
Selamat Jatuh Cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/310774378-288-k680618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖀𝖏𝖚𝖓𝖌 𝕽𝖆𝖘𝖆 | Lee Know ✓
Подростковая литература"Sempurna itu, ya tuan berkuda putih; Kirino Arkana nama nya" Selamat Jatuh Cinta ©leaadr ©lmh