Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
♪♪♪♪♪♪♪♪♪Seharus nya memang begitu.
Biarkan aku mekar sendiri lalu akan layu sendiri.
Jangan seolah datang ikut menyiram dan memberi kehidupan.
Tapi, setelah mekar memberi pupuk kematian.
Layu nya sangat menyakitkan.Terhitung dua minggu sejak terakhir bertukar sapa.
Disini akhir nya kami,
Berada pada ujung rasa tanpa tuan.Tersesat pada rumah sendiri.
Kami saling memandang cukup lama, tanpa sepatah kata yang terucap. Mengagumi masing-masing, meratapi sendiri-sendiri, dan tertatih dengan kekuatan sendiri.
Akhir pekan ini, akan menjadi ujung pertarungan.
Adam didepan yang selama beberapa tahun menabur bunga menjadi taman terindah akan berlalu membawa sari nya pada taman lain, meninggalkan yang sudah ada.
Ikrar janji pada Tuhan, besok akan terucap lewat mulut tuan itu. Yang selalu nya mengucap Selamat Jatuh Cinta.
Tidak masalah, ini ujung perjuangan yang terjawab di ujung rasa.
Benar, semua akan terjawab. Dengan sendiri nya.
"Mau Bakso?"
"Bapak yang bayar"
Hingga pada akhir nya, kami dengan tangan terbuka dan dengan luka menganga lebar. Berjalan meniti setapak untuk terus keluar dari lingkaran kelabu.
"Besok, saya ga janji bisa nahan buat ga nangis"
"Ga masalah, tumpahin aja"
"Kalau teriak AYAANG LINOO gitu boleh ga?"
"Heh!! Gagal nikah nanti saya"
Kami tertawa lepas menikmati semangkok Bakso hangat dengan kuah merah menyala dan segelas es teh di bawah temaram langit dengan lalu lalang kendaraan bersamaan kilauan lampu-lampu yang perlahan mengiringi senja kami.
Tersenyum menatap lekat pada bayangan diri, hari ini puncak nya. Sang rasa akan terbang mengudara entah nanti hinggap di belahan rasa yang mana.
Ujung rasa yang pada akhirnya terjawab dengan sendu.
Tidak masalah, tidak selama nya jatuh cinta membuat orang lain jatuh cinta juga.
Sakit nya jangan di pertanyakan, ia mengiris sepanjang detik. Tanpa celah membuat berceceran darah memenuhi kendi bercorak.
Menatap sosok nya yang teramat membakar hati.
"If a train doesn't stop at your station, then it's not your train"
Pemuda ber aroma lemon itu bukan kereta yang akan kutumpangi, ia tidak singgah pada stasiun ku. Hanya meninggalkan jejak bising dengan aroma besi bergesek.
"SAHH!!"
Luruh, aku meratap di antara jutaan tawa.
Menangis di antara jutaan tawa.
Jatuh sendirian, tanpa pegangan.Terisak hingga sesak, adam penyusup hati itu, kini lepas seutuh nya dari genggaman.
Ia berhenti berkelana dengan kuda putih dan anak panah nya, berhenti tepat di sebuah istana perak dengan gagang pintu emas. Indah.
Meninggalkan sebuah gubuk kecil yang pernah ia tinggali dan menyisakan hangat yang memudar seiring pergi nya sang tuan.
Tuhan,
Cinta kah?
Ia menyita dunia hingga kandas
Mencekik erat pada gelang nafas
Ia merenggut hingga lepasCinta kah?
Jika sakit ini teramat dalam tanpa muaraLantas apa makna?
Bertabur mawar tumbuh kaktusDilabuhkan nya segenggam cinta
Tapi di tenggelamkan dengan tiupan dukaCinta kah?
Aku menangis sendirian, menyalahkan segala yang terjadi.
Kenapa Tuhan memberi cinta jika bukan untuk pemberhentian?
"Lia"
Meraung, didekap erat sosok pangeran yang kini dimiliki permaisuri pilihan nya.
"Saya minta maaf, saya benar-benar minta maaf"
Hingga minggu-minggu setelah nya, aku memutuskan pergi. Menjauh lalu menyembukan diri.
Ucap seseorang; Menyembuhkan hati paling ampuh adalah meninggalkan tempat dimana kita tersakiti.
Ada banyak luka yang diberikan, ada jutaan kenangan yang di labuhkan, pun dengan cinta yang didapat.
Aku, memantapkan diri. Memulai diri dengan langkah baru. Tanpa ucapan Selamat jatuh cinta yang sampai kapanpun tidak akan terucap oleh sosok lain.
Aku, Lia.
Dan untukku.
Selamat telah menyelesaikan perjalanan menuju ujung rasa.Dan untuk kesekian kali nya,
Selamat Jatuh Cinta
![](https://img.wattpad.com/cover/310774378-288-k680618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖀𝖏𝖚𝖓𝖌 𝕽𝖆𝖘𝖆 | Lee Know ✓
Teen Fiction"Sempurna itu, ya tuan berkuda putih; Kirino Arkana nama nya" Selamat Jatuh Cinta ©leaadr ©lmh