Ray berjalan ke arah warung cilok mang Voldy, tak terlalu banyak murid di sana, baru saja tiba di sana salah satu teman laki-laki Ray langsung memanggilnya untuk duduk berhadapan dengannya.
"Apakah tanganmu sudah baikan?" tanya William yang di maksud teman laki-laki Ray.
"Lumayan lah ya," ucap Ray memberi jempol lalu tersenyum menampakkan giginya.
"Gigi mu rapat," ucap William mulai ngawur.
"Gigiku aja rapat apalagi shafku, ku rapatkan palpalepalpale," balas Ray mantap.
Saat sedang memakan cilok yang sudah di pesan secara tiba-tiba William berhenti memakan cilok nya dan itu membuat Ray langsung menatap temannya itu.
"Ada apa?"
"Eum ... Berapa hari lagi pertandingan Slytherin vs Gryffindor sayangnya kau tak bisa ikut Ray." William berucap menatap Ray dengan tatapan kasihan.
Ray dengan cepat langsung mengingat kejadian dimana Dipa menghukumnya, ia juga ingat tangan kirinya patah karena Dipa.
Menghukumnya karena dua hal, sudah membuat Dipa emosi dan karena Ray yang sempat berteman dengan Ellifar.
"Ini semua salah kak Dipa," ucap Ray sambil berteriak dan membuat seluruh sorotan mata memandangnya, kini ia menjadi pusat perhatian.
Wiliam berpose berfikir kenapa orang yang sedang dihadapannya seperti laki-laki? kenapa para ciwi² asrama lain pada ngefans dengan orang ini?
"Kenapa identitas mu sebagai perempuan tidak pernah jelas? suara mu gede kaya laki-laki, mana teriak lagi," ucap Wiliam seperti berbisik, Ray menatap Wiliam lalu menggembungkan pipinya.
"Bagaimana kelas selanjutnya kita bolos?" tawar Ray, Wiliam terkejut mendengar perkataan Ray apakah orang ini bodoh?
Apakah Ray belum kapok tangan sebelah kirinya di patahkan? Apakah dia ingin tangan kanannya dipatahkan lagi?
"Hah? Gila kali lu," jawab Wiliam membuang muka ke arah lain.
Ray memohon kepada Wiliam ia memperlihatkan pupy eyes, sialnya Wiliam ia kalah dengan tatapan itu.
"Baiklah ku anggap itu kencan buta kita," ucap Wiliam sambil menghela nafasnya, tersenyum lebar bertanda terimakasih.
Setelah perbincangan tidak jelas itu akhirnya keduanya kembali memakan cilok masing-masing. Cilok mang Voldy emang tiada duanya begitu sedap, gurih, dan enak.
Tiba-tiba Naura, Ell, dan Ellifar datang untuk membeli cilok mang Voldy, mereka berdiri tepat di belakang meja yang di tempati makan oleh Ray dan William.
Ray mengode seperti bersiul ke Ellifar agar menoleh ke arahnya, tapi naas Ellifar tidak menoleh ke Ray.
Ia tak ingin dirinya dan Ray kena masalah lagi.
Naura yang sadar dengan tindakan Ray, ia langsung menatap perempuan itu tajam.
"Caper?" tanya Naura dengan nada tinggi, seketika suasana warung hening.
Tidak ada yang berani berbicara saat anak tertua kedua Weasley itu berbicara seperti itu, tentu saja semua orang sudah tahu Naura marah seperti apa.
"Gausah deket-deket sama adik gua, kita ga kenal," ucap Naura mejitak kening Ray itu membuat sang empu hanya memegang keningnya.
"Mang pesanan ku di wa." Naura meminta pesanannya ke Voldy yang ia pesan lewat whatsapp tadinya.
Setelah pesanan diberi, mereka bertiga meninggalkan warung dan memutuskan untuk makan bersama di taman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Potterhead
Ngẫu nhiênIni tentang kedua keluarga yang selalu bermusuhan hingga turun temurun ke anak mereka. Tidak ada yang tahu kalau ternyata salah satu anak dari masing-masing keluarga itu memiliki niat bersama yaitu mendamaikan kedua keluarga. Apakah itu berhasil? �...