Keluarga Ndalem termasuk Nana sudah sampai di pesantren. Nana bilang kepada Umi mau ke Asrama saja. Tetapi Syifa melarang Nana untuk pergi dari Ndalem. Dan jadilah Syifa ikut ke Asrama. Karena tidak mau dipisahkan dengan Nana.
Sekarang Nana dan Syifa berada di Asrama. Soal ponsel, Nana menyimpan ponselnya di kamar suaminya.
"Onty!!"panggil Syifa
"Iya kenapa?"Tanya Nana
"Om awii mana?"Tanya Syifa. Nana membiarkan Syifa duduk di pangkuan nya.
"Syifa liatkan tadi om naik pesawat" Tanya Nana. Syifa mengangguk kecil.
"Om Alwi ada acara dakwah sayang" ujar Nana mengusap kepala Syifa dengan sayang.
"Kok onty nda ikut?"Tanya Syifa
"Onty kan harus sekolah."
"Kita ke taman aja yuk sayang" ajak Nana kepada Syifa
"Letgo ontyy!!" ujar Syifa mengangkat tinggi-tinggi tangan yang dikepalkan.
Nana dan Syifa berjalan menuju taman. Biasanya di jam segini taman sepi. Dan berhubung ini hari minggu banyak santri ataupun santriwati yang keluar belanja keperluan. Hari minggu ini adalah hari yang di bebaskan untuk keluar pesantren.
Nana dan Syifa duduk di sebuah kursi di taman dekat kolam ikan. Sedang asik melihat kolam Nana di kagetkan dengan suara seseorang.
"Assalamualaikum." salam seorang pria
"Eh. Waalaikumsalam" jawab Nana mewakili Syifa.
Nana menatap pria itu. "Ada apa ya tadz?"Tanya Nana
"Nggak papa. Saya hanya mampir saja tadi. Lihat kamu berduaan dengan putri Ning Anisah di taman." ujar pria itu
"Oh iya, ustadz Arkan. Saya ada nilai yang kosong gak?"Tanya Nana.
"Seingat saya. Nilai kamu sudah lengkap semua." ujar ustadz yang di ketahui bernama Arkan.
"Oh."
"Ya sudah, saya permisi. Assalamualaikum." pamit ustadz Arkan.
"Waalaikumsalam."
Tanpa di sadari ada yang memotret dan mendengar percakapan mereka berdua.
•••
Sudah 2 hari semenjak Gus Alwi pergi ke kalimantan Nana jadi uring-uringan dan jarang ke Ndalem. Kadang kala Syifa ke Asrama untuk bertemu onty-nya.
"Ini hari kedua, berarti besok gue boleh buka kadonya." gumam Nana.
"Kenapa kak?" Tanya Aminah yang tak mendengar jelas gumaman Nana.
"Gapapa mon."
Tok tok tok
"assalamualaikum" salam Nafisa dan Nazwa yang pulang dari Ndalem. Mereka baru saja menyelesaikan piketnya.
"Waalaikumsalam."
Nafisa dan Nazwa masuk ke kamar mereka dan duduk di tepi ranjang masing-masing.
"Na, tadi di suruh Bunyai ke Ndalem" ujar Nafisa yang sedang duduk di tepi ranjang sambil membuka bungkus ciki favorit nya.
"Hm." jawab Nana malas. Ntahlah dirinya merasa hari ini sedikit lemas. Padahal kegiatan hari ini tidak sepadat biasanya.
"Jangan lemes dong, Na. Tau kok ayang belum ngabarin, ke Ndalem gih sapa tau ayangnya nelpon" celetuk Nazwa.
Nana memutar kedua bola matanya malas. "Apakah saya terlihat peduli?" Tanya Nana datar.
Teman-temannya sudah tak heran lagi melihat sikap Nana yang datar bin dingin ini. Mereka pun tak ada yang sakit hati oleh ucapan Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY GUS, LOVE YOU.
RandomHidup di pesantren dan menikah dengan seorang Gus bukanlah sebuah impian bagi seorang Nana Aksana. Impianya justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengannya sekarang. Nana Aksana Putri, adalah seorang remaja yang hidup dengan kebebasan h...