Gus Alwi menarik tubuh Nana untuk lebih dekat dengannya. "Afwan, tapi ini istri saya." ujar gus Alwi penuh penekanan, dengan sebelah tangannya yang masih terkepal kuat.
Nana yang melihat tangan Gus Alwi yang terkepal kuat pun hanya bisa mengusap lengan suaminya.
Gus Fatih terkejut, "ah? Benarkah? Afwan saya tidak tahu jika ukhty adalah istri dari Gus Alwi." Ujar Gus Fatih menunduk, gagal sudah rencana nya untuk mengkhitbah seorang gadis hari ini.
"Afwan semua, Fatih tidak tahu." ujarnya.
"Sudah nak, tidak apa-apa. Jadikan ini pembelajaran untuk kedepannya, jangan asal khitbah seseorang sebelum tahu apa statusnya, apa dia masih gadis, sudah mempunyai calon ataukah sudah menikah." ujar Abi mahdar.
Tiba-tiba. "Afwan semua, saya dengan Istri saya izin ke kamar, permisi." ujarnya menarik pelan tangan istrinya. "Ayo sayang."
Nana yang ditarik pun hanya bisa pasrah dengan kelakuan Gus Alwi.
Sesampainya di kamar, Gus Alwi mendudukkan dirinya di sofa kamar. Dengan wajah merah dan tangan yang masih terkepal.
"Sabar, Mas." ujar Nana yang mendudukkan dirinya Di samping Gus Alwi dan menyenderkan kepalanya di dada bidang sang suami.
Ia pikir dengan cara itu bisa meredakan emosi suaminya. Dan terbukti. "Kamu ini, bisa aja bikin aku tenang." ujar Gus Alwi mengusap lembut kepala Nana.
"Hehe. Mas, aku izin ke asrama ya?" izin Nana, Nana tau ia pasti tidak akan diizinkan. Namun apa salahnya mencoba kan?
"engga, disini aja." jawab Gus Alwi tanpa memberhentikan aktivitasnya sedikitpun.
"Mas, ayolah." Rengek Nana.
Gus Alwi terkekeh. "Gemes banget pengen aku gigit rasanya." ujarnya menarik gemas hidung Nana.
"Sakit, Mas." ujar Nana menjauhkan wajahnya dari jangkauan Gus Alwi.
"Aduh sakit ya? Maaf sayang." ujar Gus Alwi menarik pelan wajah Nana agar menghadap ke arahnya dan mengusap pelan hidung Nana dengan kedua ibu jarinya.
Sebenernya gak sesakit itu kok, lagian Gus Alwi juga nariknya pelan.
"Jam berapa ini, Mas?" Tanya Nana.
Gus Alwi meraih handphone nya di nakas dan membukanya, "jam 5 lebih 10 menit, sayang." jawabnya, meletakkan kembali benda itu di nakas.
"Aduh, aku izin Mandi disini aja ya, abis itu mau langsung ke Mesjid." ujar Nana memainkan tangan Gus Alwi.
"Gamau shalat berjamaah sama aku aja, sayang?" Tanya Gus Alwi.
"Nggak deh, sesuai perjanjian tadi Mas."jawab Nana tersenyum lebar ke arah suaminya.
"Senyuman manis kamu gaboleh tunjukkin ke yang lain ya, sayang? Jangan kasih tunjuk ke siapapun, apalagi yang bukan mahram kamu. Cuman boleh tunjukkin sama aku aja." ujar Gus Alwi mulai lagi posessif nya.
"Iya, Masku. Udah ya, aku mau mandi dulu." ujar Nana bangkit dari duduknya.
•••
"Assalamualaikum." salam Nana di luar kamar Asrama."Waalaikumsalam, sebentar ukh--" ujar seseorang dari dalam terpotong.
"Nanaa." ujar Nafisa setengah berteriak.
"Kok kaget gitu sih? Padahal kan aku juga manusia, sama seperti kalian." ujar Nana dramatis.
Nafisa dan Nana pun masuk ke dalam kamar asrama mereka.
"Tadi kamu ikut kajian juga?" Tanya Nazwa.
Nana melirik Nazwa singkat, "ikut dong."
"Kok ga bareng?" Tanya Nafisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY GUS, LOVE YOU.
RandomHidup di pesantren dan menikah dengan seorang Gus bukanlah sebuah impian bagi seorang Nana Aksana. Impianya justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengannya sekarang. Nana Aksana Putri, adalah seorang remaja yang hidup dengan kebebasan h...