Nana bersiap-siap untuk bertemu keluarganya. Nana mengenakan abaya hitam dengan hijab berwarna mocca. Pakaian dan kerudung itu dibelikan oleh suaminya, Gus Alwi.
Gus Alwi juga memakai baju dengan berwarna senada dengan istrinya. Couple ceritanya, xixixi.
"Maa sya Allah. Cantik sekali Humairah." ujar Gus Alwi.
Nana memalingkan wajahnya malu. "Udah ah, ayo nanti telat Gus." ujar Nana.
"Iya, humairah."
Gus Alwi dan Nana pun berjalan menuju ruang tamu, disana sudah ada Abi, umi, Aminah, dan Syifa.
"Onty!!" teriak Syifa berlari kearah Nana.
"Halo ponakan onty" ujar Nana mengusap lembut kepala Syifa.
"Onty, cifa duduk nya mau cama onty ya" Ujar Syifa.
"Iya sayang." ujar Nana.
Tak lama Anisa dan suaminya pun keluar dari kamar.
"Nah sudah kumpul semua, ayo kita berangkat. Alwi, Nana, Aminah sama syifa satu mobil ya. Umi, Abi, Anisa sama fadly satu mobil." ujar Umi Mayumi."Na'am,Mi." ujar Gus Alwi dan Fadly.
•••
Nana POV
Sekarang gue lagi ada di mobil, mau berangkat ke acara tunangan nya bang Reyhan. Betapa excited nya gue, daritadi gabisa diem, grogi parah mau ketemu calon bang Reyhan. Nggak nyangka aja, bang Reyhan bentar lagi mau tunangan sama orang.
Setelah menempuh 30 menit perjalanan, akhirnya kita sampai juga di restoran tempat acaranya. Gue turun dengan dibukakan pintu sama Gus Alwi.
"Thanks," ujar gue setelah gus Alwi bukain pintu buat gue.
Gue berjalan beriringan sama Gus Alwi diikuti sama Aminah yang gendong Syifa.
"Selamat datang" sapa pelayan resto.
"Terimakasih."
"Silahkan, sudah ditunggu tuan Aksana di lantai atas, terimakasih." ujar pelayan itu.
Kami semua pun berjalan sesuai arahan pelayan tadi. "Papa, bunda" ujar gue.
"Itu anak kedua saya." ujar papa pada om yang mungkin itu calon mertua bang Reyhan.
"Assalamualaikum." salam keluarga Assegaf.
"Waalaikumsalam."
"Bang rey, mau tunangan?" ujar gue memeluk bang Reyhan.
Bang Reyhan nepuk nepuk punggung gue, "iya dek, kenalin ini calon abang," ujar bang Reyhan.
Gue mendongak melihat siapa calon bang Reyhan.. Dan ow.. Ternyata calon bang Reyhan..
"Kak Naira?" ujar gue terkejut.
Kak Naira tersenyum. "Hai, Nana." ujar nya.
"Kalo tau calon abang kak Naira aku gaperlu khawatir."ujar gue menghembuskan nafas kasar.
Gus Alwi tersenyum melihat sikap gue yang kayak bocil kalo depan keluarga gue, khususnya bang Reyhan. Gue emang deket banget sama bang Reyhan, karena dia satu satunya kakak gue. Dan, gue juga satu satunya adik dia. Ya.. Walaupun lebih sering berantem sih.
"Ayo duduk, kita makan malam dulu." ujar papa.
Semua duduk, dan menikmati makan malam dengan tenang.
Makan malam pun selesai, juga dengan acara tukar cincin. kami, ah lebih tepat nya mereka berbincang membahas tanggal pernikahan Abang dan kak Naira.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY GUS, LOVE YOU.
RandomHidup di pesantren dan menikah dengan seorang Gus bukanlah sebuah impian bagi seorang Nana Aksana. Impianya justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengannya sekarang. Nana Aksana Putri, adalah seorang remaja yang hidup dengan kebebasan h...