15

286 21 0
                                    

"Alwi, kamu susul gih istri sama adikmu ke asrama." ujar Umi mayumi.

"Naam,mi." balas Gus Alwi seraya berdiri dari duduknya dan keluar untuk melaksanakan perintah umi mayumi

•••
"Kita ke Ndalem dulu aja yuk kak.." ujar Aminah mengajak kakak iparnya.

"Gamau mon, aku mau disini aja." ujar Nana menolak ajakan Aminah.

"Takutnya ada hal penting yang mau disampaikan umi kak.." ujar Aminah.

"Ya udah kamu sendiri aja, Nana mau disini." ujar Nana tetap pada pendiriannya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum." salam seseorang dari luar.

"Waalaikumsalam, iya sebentar." ujar Aminah berdiri untuk membukakan pintu.

Setelah Aminah membuka pintu, Aminah melihat kakak tingkatnya.

"Afwan, saya disuruh untuk memanggil Ning Aminah dan ukhti Nana. Sudah di tunggu di depan asrama oleh Gus Alwi." ujar santriwati itu.

"Naam kak, terimakasih infonya.." ujar Aminah tersenyum.

"Afwan, saya permisi dulu Ning, maaf mengganggu."ujar santriwati

"Ah iya kak."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Aminah masuk ke dalam asrama lalu mendekati Nana.

"Tuh kak, sekarang kak awi yang dateng. Kita samperin yuk ke depan. Kak awi udah ada di depan soalnya." ujar Aminah.

"Hah? Aku gamau. Untuk sekarang dan tiga hari kedepan aku gamau ke Ndalem dulu." ujar Nana tegas.

"kak, gaboleh gitu loh.. kak Alwi ini suami kakak." ujar Aminah

"Samperin yukk, pleaseee.." ujar Aminah memohon.

Nana berfikir sejenak, "ya udah deh.." ujar Nana pasrah.

"Kak Nazwa, Kak Nafisa.. Aminah sama kak Nana ke Ndalem dulu yaa.. Assalamualaikum."ujar Aminah

"Iyaa waalaikumsalam." jawab 2N.

Nana dan Aminah berjalan keluar asrama untuk menemui Gus Alwi.

Dari kejauhan Gus Alwi yang sedang sibuk mengutak-atik benda pipih, langsung mendongak melihat istri dan adiknya. Gus Alwi memasukan benda itu ke dalam sakunya.

Aminah yang sudah tersenyum lebar melihat kakaknya, sedangkan Nana yang berusaha untuk tidak melihat suaminya itu.. Ya Nana ingin meminta penjelasan tentang perempuan yang tadi bersamanya.

Namun rasa itu terkalahkan oleh rasa gengsi yang teramat menjulang tinggi.

"Assalamualaikum." salam Gus Alwi dengan senyum manisnya.

"Waalaikumsalam." jawab Aminah, sedangkan Nana hanya menjawab nya di dalam hati. Entahlah Nana malas melihat wajah suaminya.

Tak bisa dipungkiri Gus Alwi melihat mata Nana yang sembab dan hidung yang memerah.

"Kamu kenapa?" Tanya Gus Alwi

"Gak." jawab Nana ketus.

Aminah yang paham kondisi pun berbisik. "Jangan disini kak, disini banyak orang.. Ayo kita ke Ndalem." ujar Aminah menggandeng tangan Nana.

Ketiga orang itu pun berjalan menuju Ndalem. Dengan Gus Alwi yang berjalan lebih dahulu dan diikuti oleh istri dan adiknya. Nana dan Aminah.

•••

"Nak, malam ini kita semua akan makan malam di luar.. Kita di undang oleh orang tua kamu. Katanya kakak nya Nana, akan segera Bertunangan." ujar umi Mayumi tersenyum.

"Bang Reyhan umi?" ujar Nana dengan semangat dan matanya yang berbinar.

"Iya sayang.. Kakakmu. kita semua berangkat jam 7 malam ya nak."ujar umi Mayumi.

"Baik umi, tapi Nana izin ke asrama ya, setelah shalat isya baru Nana ke Ndalem, bolehkan mi?" Tanya Nana.

"Umi tidak bisa mengizinkan, kamu bisa izin pada suamimu nak.."

Mau tidak mau Nana menatap Gus Alwi untuk meminta persetujuan.

Abi, Umi dan Aminah yang paham pun segera pergi dari hadapan pasutri itu.

"Zaujati.." panggil Gus Alwi.

Nana yang terus menunduk mulai terisak.

"Eh.. Kenapa?" tanya Gus Alwi panik melihat istrinya.

"Gapapa." jawab Nana yang masih terisak dan tak mau menoleh ke arah suaminya.

Gus Alwi dengan lembut mengangkat kepala Nana agar Nana bisa menatap matanya.

"Ada apa wahai Zaujati?.." Tanya Gus Alwi lembut.

"Gue bilang gue gapapa." ujar Nana berbeda dengan perkataannya, tangisan gadis itu malah semakin pecah.

Gus Alwi mengusap lembut pipi istrinya dengan kedua ibu jarinya. "Maaf yaa zaujati.. Kamu menangis karena melihat saya berbicara dengan wanita lain ya?" Ujar Gus Alwi.

Tangis Nana semakin menjadi, "Nggak." ujar Nana ketus.

Gus Alwi tersenyum. "Itu tidak seperti apa yang kamu bayangkan ya zaujati. Tadi para ustadz dan ustadzah rapat, tapi hanya para seniornya saja. Lalu setelah selesai ustadzah zalfa mengajak saya untuk berbicara, tidak hanya ustadzah zalfa banyak ustadz dan ustadzah yang lain pun." Gus Alwi berhenti sejenak, tangisan Nana pun sedikit demi sedikit
mulai mereda.

"Lalu saya melihat kamu berjalan sepertinya akan pergi ke Ndalem.. Seperti apa yang saya perintahkan bukan? Dari kejauhan saya melihat kamu sangat riang. Tapi ketika mulai mendekat kamu berhenti dan melunturkan senyuman manismu. kemudian saya melihat Ustadz Arkan menghampiri istri saya, Wallahi  hati saya sakit melihatnya. Ketika saya ingin menghampiri kalian, saya melihat kamu sudah berlari. Niat saya pun saya urungkan." Jelas Gus Alwi tanpa ada yang ia sembunyikan sedikit pun.

"Terus kenapa Gus Alwi kelihatan hanya berdua dengan ustadzah itu? Dan kenapa ustadz Arkan tidak ikut bergabung?" Tanya Nana kepada Gus Alwi sambil terus mengeluarkan air mata.

Gus Alwi mengusap air mata Nana dengan kedua ibu jarinya. "Mungkin kamu hanya melihat saya dengan ustadzah zalfa saja. Padahal disana ada banyak orang. Dan kenapa ustadz Arkan tidak ikut bergabung? Karena ustadz Arkan bukan ustadz Senior disini. Baru tahun kemarin bergabung disini." ujar Gus Alwi tersenyum manis.

"Sudah ya sayang, jangan menangis lagi. Wallahi hati saya sakit melihat nya." Nana hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah.

"Sekarang kita ke kamar ya, kamu cuci muka dulu. Kan nanti malam kamu mau bertemu dengan abang Reyhan?." tanya Gus Alwi.

"I-iya. Nana M-mau k-ke-ketemu bang Rey--" Ujar Nana.

"Senyum manis nya dong cantik." ujar Gus Alwi mengedipkan sebelah matanya.

Nana memukul bahu Gus Alwi "apasihh.." Ujar Nana wajah Nana bersemu merah. Memalingkan wajahnya dari hadapan Gus Alwi.

"Nah gitu dong cantik.. Humairah" ujar Gus Alwi tersenyum.

•••

Assalamualaikum readers yang berbahagia.. Hehe. Maafkan saya yang baru up yaa.. Dikarenakan akhir akhir ini saya sibuk. Sudah berapa lama ya saya tidak up ini cerita? Tidak tau lah saya tak terhingga mungkin hehe. Segitu dulu yaa chapter kali ini semoga mengobati rasa rindu kalian pada cerita inii...
Papay readerskuu~~

HEY GUS, LOVE YOU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang