×6×

543 117 6
                                    

×Reader POV×

Mimpi itu berhenti sejak aku "bicara" dengan Kirigaya-san.

Tapi mimpi itu kembali lagi tapi dengan suasana berbeda.

Kunang-kunang yang dahulu hilang terganti api dan tempat penjagalan.

Lalu dia mengamuk tidak jelas.

"[Y/n] wa ore no mono da! Kuso gaki!"

Aku tidak berani mendekat terakhir kali aku mendekat, aku mati tercincang di mimpiku sendiri.

"Suwaranai! Ore no mono da!"

Sedari tadi dia teriak begitu.

Aku miliknya katanya padahal aku bukan barang.

"A-ano Kirigaya-san"

Sekali aku memanggilnya pedang yang keluar dari lengannya mengapit leherku.

Siap untuk memenggalku dari dua arah seperti gunting.

"Jauhi dia! Jauhi dia! Aku tidak suka!"

Dia? Yuta-san maksudnya? "Na-naze desu ka?"

"Omae wa ore no taisetsu na onna!"

"Apa kita punya hubungan sebelumnya?"

Dia diam begitu saja.

Api di sekeliling kami perlahan mulai padam tanpa sebab.

"Oboetenai...naze?"

Benda tajam yang tadinya mau memenggalku kini dia turunkan.

Dia duduk dengan lutut mendarat duluan.

Petir dan kilat terlihat lalu mulai membasahi kami.

"[Y/n] wasureta?"

Aku tidak mengerti apa maksudnya. "Sepertinya benar ya?"

"[Y/n], ore no koto...oboeteru deshou?"

"Wakanai kedo--"

"Uhh...huk"

"Ki-Kirigaya-san?"

Kok nangis? Kok bisa nangis?

Matanya saja aku tidak tahu ada atau tidak.

Kepalanya saja serperti tumbuh pedang di dahinya.

Aku ragu dia punya mata atau tidak.

Semakin kencang dia menangis semakin deras hujannya.

"Kirigaya-san?"

"Konaide!"

🔏🔏🔏

×Author POV×

Kau langsung bangkit bangun dari kubur eh tidurmu :v

Nafasmu terengah dengan keringat dingin banyak bercucuran.

"[Y/n]"

Kau menoleh pada suara yang memanggilmu lembut.

"Bagaimana perasaanmu?", tanya Yuta. "Tadi kamu pingsan tiba-tiba dan tiba-tiba saja demam tinggi saat di dapur. Untuk tidak kebakaran, aku sudah melihau pingsan sejak pulang dari misi"

Kau baru menyadari kain yang sedikit basah di pangkuanmu, jatuh dari jidatmu yang selebar lapangan :v

Nggak kok canda :v

Tapi kalau memang kayak gitu ya, maaf ya :v

"Daijoubu ka?"

"Sa-sawaruna!", katamu.

Yuta menarik tangannya lagi ketika akan ingin meyentuh dahimu.

Yuta tahu penyebabmu jadi begini.

"Kalau Miguel-san yang merawatmu saja gimana?", tanyanya. "Tapi dia tidak bisa terus menjagamu di sini"

"Ti-tidak mau...aku benci sendirian kalau sakit"

"Kirigaya-san cemburu ya?"

Semburat merah terliht di pipimu. "Eh!? Tapi tadi dia menangis!"

"Sokka?", Yuta tampak memainkan ponselnya. "Ceritakan pada sensei juga, dia pasti tahu"

[Hai! Hai! Guru paling ganteng kalian di sini!]

"Gojo-sensei..."

[Oh! Syukur kalau kalian akrab! Aku di sini juga mencari informasi tentangmu dan dirimu yang satu lagi. Sulit rasanya! Makanya aku ditemani Nanami-sensei! Nanamin beri salam pada muridku~ ayo senyum~]

[Yamete kudasai]

Kau hanya bisa spechless.

Yuta hanya tersenyum maklum dengan kelakuan gurunya yang rada ahlakless :v

"A-ano sensei--"

[Oh ya! Aku beli ponsel untukmu! Susah kalau menghubungimu tanpa itu, surat menyurat sudah ketinggalan zaman!]

Selama ini kau tidak memegang ponsel atau barang canggih lain.

Kau sangat berterima kasih atas hal itu dan suatu saat akan mengganti uangnya.

Namun, husbu kesayangan kalian semua Gojo Satoru bilang tidak perlu.

[Bisa kau ceritakan apa saja yang sudah terjadi?]

Kau mulai cerita apa yang akhir-akhir ini terjadi.

Soal misi, mimpi, dan lainnya.

Sambungannya langsung terputus begitu kau selesai cerita.

"Eh, sensei?"

Yuta melihat ponselnya yang berbunyi dan berlayar hitam. "Mungkin sinyal atau kehabisan limit"

"Sokka..."

Yuta menatapmu yang terus menunduk memainkan jarimu. "[Y/n] khawatir soal Kirigaya-san?"

Manikmu menatapnya sebentar lalu meunduk dan menggangguk. "Dia mengingatku sudah lama mungkin? Tapi aku sebaliknya, aku...merasa bersalah"

"Bersalah karena tidak mengingatnya?"

"Uhn...dia bilang aku...mi-miliknya, aku tidak tahu hubungan apa yang kami miliki"

Yuta terkejut akan hal itu.

Dia hanya ber-oh ria kemudian berdiri dari duduknya.

"Yuta-san?"

"Aku ambilkan makan ya"

Kau bingung ada apa dengan Yuta yang tersenyum palsu.

Sword HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang