×15×

496 71 6
                                    

×Reader POV×

"Jadi begitu ehehe"

Gojo-sensei menjemputku untuk kbali ke Jepang, padahal tidak perlu.

Aku bisa ke sana sendiri.

"Ya, bolehlah, tapi mendadak sekali"

"Nggak kok, kau saja yang lupa dasar tua"

Aku menyingkir perlahan dari percakapan orang dewasa itu.

Sebenarnya sensei sudah lama memberiku tawaran tapi aku saja yang belum memilih.

Kali ini aku sudah putuskan untuk kembali ke Jepang.

Tidurku jadi tidak nyenyak karena selalu merasa tercekik.

Leherku sampai diberi segel pelindung.

"Sudah semua?"

"Iya sudah, terima kasih Yuta sudah membantuku"

Jadwal keberangkatannya sore, jadi sekarang sedang membereskan barangku yang belum beres.

"Sepi rasanga nanti", Yuta menyenderkan kepalanya dibahuku.

Se-semoga jantungku yang berdebar tidak karuan tidak terdengar!

"Hubungi aku terus ya [y/n]"

"Ke-kenapa Yuta tidak ikut juga?"

"Nggak tahu, tanya sensei sana, sensei menyebalkan"

Eh, kok imut?

Jantungku berdetak tidak karuan jadinya!

Yuta melirikku, agak seram karena sorot matanya tajam.

"Aku bakal kesepian", katanya. "Padahal kan kita baru jadian beberapa waktu"

Baru jadian sudah ldr haha...

"Hibur aku dong [y/n]"

"Ehm...ka-kan bisa video call"

"Hm, tapi lebih enak langsung"

Kok rasanya di sini jadi panas, haha.

Yuta berdiri dan menarik tanganku pelan.

Dia menyuruhku tenang. "Ikut saja"

Aku melihat ke arah dua orang dewasa yang masih seru adu mulut.

"Mau ke mana?"

"Buat kenangan"

🔏🔏🔏

×Author POV×

Gelap🌚

Kau dibawa Yuta ke tempat gelap tak jauh dari tempat semula.

Lorong yang gelap.

Kalian berciuman mesra.

Sangking mesranya sampai bagian dalam di absen.

Kau dihimpitnya ke tembok.

Tangan Yuta mengangkat sedikit t-shirt yang kau pakai.

Kau menghentikannya.

"Tidak boleh?", tanyanya.

Kau menundukkan kepalamu dengan malu.

"Apa karena ada orang di balik tembok?"

Kau diam melirik malu-malu ke arah Yuta.

Yuta mendekatkan kepalanya ke dadamu yang terdapat batu hitam.

Bukan tompel.

"Atau karena dia?"

Kau pun menatap Yuta dengan mata sayu.

Sword HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang