×8×

528 96 7
                                    

×Author POV×

Ingatanmu kabur dannkacau hanya namamu yang dapat kau ingat jelas.

Nenek di desa kaki gunung yang merawatmu.

"Nenek, keluarga nenek di mana? Kenapa sendirian di sini?"

Sejak saat beliau menemukanmu di goa gunung, beliau merawatmu selayaknya anak sendiri.

Seperti Malika si kedelai hitam :v//plak

Nenek itu hanya tersenyum. "Nenek cuma punya kamu setelah sekian lama nenek sendirian ditinggal keluarga nenek"

"Maaf nek, aku tidak tahu..."

"Tidak apa nak, nenek senang kamu di sini"

Beliau sangat disayangi orang-orang di desa ini.

Kau ada di sini juga diketahui penduduk desa.

Karena beberapa orang juga ikut membantumu ke rumah nenek.

Tidak mungkin kan wanita yang sudah berumur ke hutan dan mengangkutmu sendirian?

Kecuali kalau dia penyihir :v

Kau kerap membantunya dalam berbagai hal.

Kau pun di sekolahkan oleh seorang guru yang terlihat iba padamu.

Tidak ada yang tahu identitasmu.

Bahkan penduduk desa tak berani masuk ke tempat yang lebih tinggi.

Rumor beredar ada rumah di sana yang menyimlan mahluk haus darah.

"Kowai..."

"Aku dengar juga dari kota, katanya beberapa perempuan hilang"

"Kami pikir kau dari sana [y/n]"

"Aku tidak tahu...aku tidak ingat apapun selain nama", kalimat itu terus terucap olehmu.

Banyak rumor miring juga tentangmu.

Apalagi lingkaran hitam seperti tombol kristal di dadamu itu menebar tanda tanya.

Tapi mereka tidak bisa membuktikannya.

Mpos :v

Kang gosip go-EHEM!

Kau hidup damai di desa teraebut.

Damai sekali~

Teman yang baik.

Nenek yang ramah.

Penduduk yang beurah hati padamu dan nenek.

Seolah dunia adil terhadapmu.

Namun hidup itu tidak adil, diablo :v

Bencana datang.

Serang dari roh kutukan tingkat tinggi menyerang desa.

Semuanya berlarian dengan panik.

Desa ini memiliki shaman yang tak terlalu handal dan orang-orang yang "peka" keberadaan mereka.

Selama ini desa itu berdampingan dengan roh kutukan.

Dan yang memimpin penyerangan tersebut adalah...

"Chatto mitsuketta ne", tak lain dan tak bukan adalah ayahmu. "Waga musume ya"

Namun wujudnya tak lagi seperti manusia.

Ia telah menyatu dengan roh kutukan bernama Kenjaku.

"Dare?", kau menatao takut dan bingung.

"Hm? Jangan bodoh"

Sword HeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang