Di salah satu rumah yang terletak di komplek Rich Ni Boss sedang terjadi kerusuhan. Dikarenakan oknum berinisial B, nama asli R, nama tengah P, dan marga A ngotot ingin mengendarai mobil.
"Ayolah, Freenn...ijinin Becky bawa mobil, plissssss.." Becky mengantupkan tangan memohon dengan mata memelas.
Freen menggeleng tegas. Jari terlunjuknya ia goyangkan ke kanan kiri.
"No-no-no, gak boleh Becky!"
"Hais, kenapa, sih? Padahalkan Becky cuma pengen belajar bawa mobil sendiri, biar Freen gak terus-terusan nyetir. Kasian. Capek," Becky mengerucutkan bibir. Kebiasaannya kalau lagi kesal.
"Lo bilang kenapa, sih?! He, Soimah, dengerin, ya," Freen berkacak pinggang. "Pertama kali lo gue ajarin bawa mobil apa yang terjadi? Lo nabrak tiang listrik pemerintah sampe roboh, buat pingsan lampu total selama 7 hari 7 malam, inget gak?"
Becky terdiam. Terkekeh pelan, "Ya, tapikan cuma sekali itu doang, Freen."
"APA?!" Freen melotot. "CUMA SEKALI ITU DOANG LU KATA?! Sekarang gue ingetin lagi tentang kejadian 1 bulan lalu. Waktu itu lo kembali gue ajarin nyetir mobil di jalan besar. Ada 2 truk lagi simpangan, lu inget kan?" Becky mengangguk. "Dan apa yang lo lakuin? Lo malah mau nyelip ditengah-tengah tuh 2 truk. Untung aja waktu itu lo gue hentiin. Dan lo dengan santainya bilang apa? 'Biar kelihatan keren, Freen.' Keren matamu! Keren kagak wafat iya!" Freen menggebu-gebu.
"Dan bukan kali itu aja, ya, lu buat kasus pakai mobil gue. Sekarang, gue putar ingatan lo ke kejadian 3 hari lalu. Waktu itu sore, sekali lagi lo gue ajarin pakai, nih, mobil," Freen menunjuk mobil miliknya yang penyok dibagian depan karena ulah Becky.
"Lo udah gue bilangin pelan-pelan aja bawa mobilnya. Keselamatan itu nomor 1. Tapi lo malah bangkang, lo ngelajuin tuh mobil kenceng banget kayak kebanyakan beban hidup, pengen mati. 90km/jam. Dan kembali berakhir apa? Lo nabrak kandang ayam Pak Saifudin dan bablas sampe ke kandang sapinya Pak Topan, gak berakhir disitu, kita berdua masih terus melaju hingga nyemplung di kubangan ikan lelenya Sultan Chenle. Inget?"
"Lo juga gak sekali duakali, ya, ngehidupin sent kanan tapi belok kiri. Bener-bener definisi emak-emak +62 tau gak!" lanjut Freen ngos-ngosan.
Becky semakin mengerucutkan bibirnya. Mau nangis aja rasanya saat Freen dengan penuh semangat membuka seluruh aib yang coba ia sembunyikan
"Em, hai."
Serempak Freenbecky menoleh ke sumber suara.
Hening.
Tatapan Freen terlihat bingung, sedangkan tatapan Becky berubah dingin.
"H-hai..kok kamu bisa disini?" tanya Freen.
Christiano mengangguk. Menunjuk rumah yang letaknya bersampingan dengan rumah Freenbecky.
"Iya. Gue tetangga sebelah."
"Lho? Kamu nempati rumahnya Chaeng?"
Christiano mengangguk, "Iya. Kata Chaeng dia mau pergi aja dari komplek Rich Ni Boss karena sering di usir tetangganya. Karena itu gue nempati rumah ini."
"Oooo," Freen mengangguk-angguk. Melirik Becky.
"Kayaknya punya tetangga modelan Chaeng lebih baik. Seketika nyesel pernah ngusir dia," gumam Becky pelan.
Freen tertawa.
"Oh, ya, lo mau berangkat sekolah kan?"
Freen mengangguk ke arah Christiano.
"Gue anter aja yok?" tawarnya.
Freen kembali melirik Becky yang juga meliriknya. Tatapan gadis itu makin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Kesayangan KETOS [FREENBECKY]
Humor"Becky sayang Freen, jadi tetap di sisi Becky, ya, jangan kemana-mana." mengandung unsur gxg