Bab 10

3.3K 301 12
                                    

Plak! Plak! Plak! Plak! Plak!

Suara tamparan menggema di kelas 11-3.

Hening. Tidak ada yang berani buka suara.

"Kalian benar-benar murid kurang ajar!" Maki Pak Rehan. Tangannya menuding satu-satu wajah pembuat onar dengan spidol.

"Lama-lama kalian makin keterlaluan! Dasar berandal!" umpatnya. Berandal adalah julukan untuk Becky and the genk.

Sekarang mereka ber-lima tunduk terdiam. Tamparan, makian, dan hukuman berat sudah sering mereka rasakan. Dan pelakunya tetap sama, Pak Rehan. Guru killer di SMA HEAVEN.

"Lihat itu! 8 jendela dalam 1 semester sudah berhasil kalian pecahkan! Gawang futsal kalian robohkan! Bola basket kalian kempeskan! Maksudnya apa?!" Pak Rehan murka. Wajahnya memerah. Kerutan dalam didahinya terlihat menyeramkan.

"Dan sekarang kalian berani sekali merusak mobil saya! Coret sana-sini! Semuanya di pilox! Maunya apa?! Benar-benar kurang ajar!" napas Pak Rehan memburu.

Becky lebih dulu mendongak, kepalanya menggeleng.

"Enggak, Pak. Bapak salah paham. Mana mungkin kita sekurang ajar itu sampai merusak mobil Bapak," Becky membela diri.

"Oh, ya? Terus kenapa di mobil saya ada nama kalian berlima? Udah gitu tulisannya kayak ceker ayam lagi," Pak Rehan juga tak mau kalah. Tangannya berkacak pinggang.

Sekarang Justin yang melakukan pembelaan, "Enggak, Pak. Bapak kan tau kalau tulisan kita bagus-bagus. Walaupun kita berandal seperti yang dijulukkan Bapak, tapi tulisan kita gak kalah sama sekretaris."

Pak Rehan terdiam. Benar juga. Menghela napas berat, Pak Rehan menunjuk pintu.

"Oke. Karena pembelaan kalian benar, saya bebaskan untuk kasus satu itu. Tapi untuk kasus jendela pecah, dan gawang futsal yang kalian robohkan, itu tidak bisa ditoleransi. Sekarang kalian keluar, bersihkan seluruh toilet di SMA ini."

Becky and the genk mengeluh tertahan. Toilet di SMA HEAVEN itu banyak. Ya, walaupun gak kotor sih, tapikan capek kalau dibersihin semuanya.

Karena tak ingin hukuman bertambah, mereka menurut walaupun dengan bibir menggerutu.

_____________________

Berbeda dengan 11-3, di kelas 12-1 ini muridnya tentram, aman, dan damai. Hanya satu-dua yang berjiwa pemberontak, salah satunya Agatha, mantan terindahnya Agafia.

"Woe! KETOS!" panggilnya tidak sopan. Apalagi ia juga duduk di meja Freen. Padahal gadis itu sedang mengerjakan tugas.

"Turun," titahnya dingin. Namun bukannya menurut, Agatha malah makin menjadi. Sekarang tubuhnya ia balikan ke Freen, dan kakinya ia tumpukan dipaha gadis itu.

Btw, khusus di kelas 12-1, para siswa maupun siswi diwajibkan melepas sepatu. Itu peraturan sejak Freen jadi ketua kelas.

Freen mencengkram pensilnya erat. "Turun. Gak sopan," ulangnya pelan.

"Ogah. Sapa lo ngelarang gue?" Agatha tersenyum miring. Telunjuknya mengangkat dagu Freen. Mengamati setiap detail bagian di wajah KETOS.

"Hmm... Sarocha Freen. Mata lo indah banget. Lo tau, lo itu bener-bener idaman gue," Agatha mengedipkan matanya menggoda.

"Bomat," balasnya ketus.

Tidak merasa sakit hati, Agatha malah tertawa lebar, "Aw! Imut bangett! Jadi pacar gue aja yok?" Agatha mencolek hidung Freen.

"WWOEEEE! SAPA LO MAU JADI PACARNYA FREEN?" sentak Liona dari bangku sebelah. Si Agatha ini cocok join di grubnya Becky. Tingkahnya sama-sama setan.

Agatha melirik malas, "Bacot lo poni topan!"

Badgirl Kesayangan KETOS [FREENBECKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang