Pagi ini ada yang aneh dengan Freen. Sedari tadi ia uring-uringan terus. Mulai dari gerbang sampai ke kelas dan duduk dibangkunya pun Freen tetap marah-marah. Dia lagi mode senggol bacok. Bahkan, Sean dan Liona merasa ngeri melihat wajah suram serta tatapan setajam elang milik Freen.
"Wedehhhhh, si ketos napa dah, daritadi suram banget tuh muka. Gak mau cerita?" Freen menepis lengan Sean yang merangkul pundaknya. Gak mau disentuh-sentuh kecuali ama bocilnya.
"Napa lo, ha? Berantem sama Becky?" kali ini Liona yang bertanya. Freen mendongak, menggelengkan kepala.
"Terus kenapa?"
"Becky dateng sama cewek!" Freen menjawab ketus. Sean dan Liona saling pandang. Oalahh cembokur toh.
"Ya, terus?" tanya Sean polos. Freen menatapnya super tajam. Sean nyengir mengangkat 2 jarinya membentuk V.
"Emang lo udah tanya tuh cewek siapa?" Freen menggeleng membuat Liona mendengus sebal.
"Ya, harusnya lo tanya dulu oncom, bukannya marah-marah gini!" sungut Sean sebal. Ia tadi masuk kedalam daftar pelampiasan amarah Freen beserta anak-anak lain.
Bagaimana tidak? Pulpen jatuh, Freen sudah membentaknya menyuruh berhati-hati. Ada kodok lompat didepannya Freen langsung marah dan dengan kejamnya menginjak kodok itu sampai penyet. Psikopat anjir. Bukan itu aja, waktu Freen jalan di koridor sekolah kakinya tidak sengaja tersandung pilar. Freen marah-marah dan bilang, "Siapa yang narok nih pilar disini, ha?! Jawab! Kemaren gak ada kok sekarang bisa disini!".
"Saran gue sih lebih baik lo tanya dulu tuh cewek siapa. Sapa tau dia sepupunya, kan?" Liona memakai kacamata bacanya. Baru saja ia mendapat daftar tentang pengeluaran biaya untuk acara kelulusan. Sebagai bendahara osis sudah kewajibannya mengecek keuangan.
Freen tidak menjawab. Ia menelungkupkan wajah dilipatan tangan. Sean kembali mendengus sebal. Freen itu terlalu keras kepala. Dan itu sangat menyebalkan.
Tok tok tok
Atensi satu kelas tertuju kearah pintu. Didepan sana terlihat Becky yang tengah tersenyum riang menatap bangku istrinya.
"Tuh, bocil lo dateng. Samperin, gih!" Liona menyenggol lengan Freen yang memang duduk sebangku dengannya.
Freen mendongak kesal, menatap kearah pintu. Mendengus tidak peduli dan kembali menelungkupkan wajah dilipatan tangan. Becky terlihat mengerjap bingung membuat Liona tersenyum canggung. Bibirnya bergerak seolah mengatakan, sebentar, ya.
Setelahnya Liona kembali menatap Freen, "Baik. Kalau lo gak mau nemuin Becky biar gue aja. Tapi jangan marah, ya, kalau tiba-tiba besok pagi ada kabar Becky punya istri baru," ancamnya. Liona sudah berdiri dari duduknya, melepas kacamata bacanya. Ia pura-pura menghampiri Becky.
"Liona! Duduk lagi atau gue patahin kaki lo!!" seru Freen langsung ngecir keluar.
Liona terkekeh pelan. Mengusap hidungnya. Menoleh menatap Sean.
"Temen lo tuh!"
"He, temen lo juga, ya!"
"Eh, iya, lupa."
Liona terkekeh.
__________________
"Ada apa?!" ketus Freen sembari bersedekap dada.
Becky tersenyum manis. Tangannya terangkat guna mengelus surai hitam istrinya.
"Kenapa marah-marah terus, hm?" Becky bertanya lembut. Bibirnya masih menyunggingkan senyum manis.
Freen melirik sinis seakan bilang, pura-pura atau beneran gak peka lo, ha?!
"Daripada kamu marah-marah yang nanti malah cepat tua, nih!" Becky menyerahkan 3 bungkus cat burry dairy milk yang ada ditangannya. Bukannya baper, Freen malah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Kesayangan KETOS [FREENBECKY]
Humor"Becky sayang Freen, jadi tetap di sisi Becky, ya, jangan kemana-mana." mengandung unsur gxg