55🍃He's Back (2)

7 1 0
                                    

Atmosfer di kampus terasa berbeda. Sejak menginjakkan kaki di pelataran kampus, bisa kurasakan banyak pasang mata memandang tajam ke arah ku. Tak sedikit yang berbisik, bahkan ada yang dengan sengaja mengeraskan suaranya hingga aku bisa mendengar jelas omongan mereka.

"Pasti dia duluan yang mulai" ujar seorang wanita terdengar sinis.

"Ya pastilah, pick me gitu" balas wanita lain yang ku ketahui berada di jurusan yang sama dengan ku.

"Masa Kak Dito mau sih sama modelan kayak gitu?" sahut yang lainnya.

Mendengar nama Kak Dito disebut seketika detak jantung ku berpacu cepat. Buru-buru ku percepat langkah ku agar tak mendengarkan apa yang mereka katakan.

Tanpa perlu bertanya pun, sudah bisa disimpulkan bahwa akulah yang menjadi bahan pembicaraan mereka.

"Kamu baik-baik aja? Tangan kamu keringetan" tanya Farhan yang semakin mengeratkan genggamannya di tangan ku yang sudah basah.

"Ga jelas banget dah tuh cewek, katanya dia sama Dito tapi malah digandeng cowok lain" ujar seorang pria yang berasal dari gerombolan yang baru saja ku lewati.

Kurasakan langkah Farhan terhenti. Wajahnya merah padam dengan tangan terkepal. Segera ku tarik sebelah tangannya dan menggelengkan kepala, mengisyaratkan agar tak menghiraukan ucapan mereka.

"Woi! Bacot lo kayak bencong tau nggak" celetuk sebuah suara yang terdengar familiar.

Kak Reno muncul dari ujung koridor seakan membelah kumpulan mahasiswa itu dan berhenti tepat di hadapan pria yang berbicara tadi.

"Lain kali kalo mau ngomong tuh dipikir dulu. Jangan asal ngebacot doang seakan elu dah yang paling tau" ujar Kak Reno dengan aura mengintimidasi yang begitu terasa.

"Yang Lo katain tuh yang udah menangin kompetisi, udah nyumbangin piala buat kampus. Kontribusi Lo buat kampus ini ada ga?" sambung Kak Reno.

"Sampe sini paham ga?" pungkas Kak Reno menepuk bahu pria yang ku ketahui merupakan teman sekelas Kak Dito. Ia tampak tercengang sekaligus emosi mendapat teguran dari ketua BEM di depannya.

"Intann..."

Panggil sebuah suara yang menggema dari sudut koridor. Dibalik tubuh tinggi Kak Reno, Naya melambaikan tangannya ke arah ku. Ia berlari kecil dengan polosnya seakan mengabaikan ketegangan yang baru saja diciptakan kekasihnya.

"Kangen gila gue, ya ampun lo kemana aja?" cecar Naya sembari memeriksa keadaan ku dari atas ke bawah.

"Maaf Nay, gue nggak bisa cerita sekarang. Nanti yah" ujar ku.

"Gue udah tau semuanya beb, Kak Reno udah cerita. Gue nggak bisa bayangin gimana jadi elo" ujar Naya lagi kali ini dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah sendu.

"Hei In, gimana kabar lo? Lama juga absennya" tutur Kak Reno yang entah bagaimana caranya sudah berhasil membubarkan para mahasiswa yang tadi berkerumun.

"Better kak. Selain Naya, kakak cerita ke siapa lagi soal kejadian itu?" tanya ku penasaran.

Apakah alasan mahasiswa lainnya memandang tajam ke arah ku karena mereka mengetahui tentang kejadian itu? Tapi apa yang mereka ketahui? Dan dari mana mereka tau?

"Nggak ada lagi" jawab Kak Reno cepat.

Aneh. Jika bukan Kak Reno, dari mana yang lain tau tentang kejadian itu?

"Kalo elo bro? Udah sehatkan?" tanya Kak Reno membuat ku mengalihkan pikiran ku sejenak.

Ia menatap lurus ke arah Farhan dan yang ditatap hanya melemparkan pandangan kebingungan.

IF (Ketika Cinta Tidak Lagi tentang Kita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang