Pemilik kios menatap Milo, kali ini tersirat amarah yang berkobar-kobar di kedua matanya. Milo hanya terus berdiri mematung seolah ia tidak melakukan suatu kesalahan. Suasana menjadi kurang bersahabat seketika.
Scania melemparkan pandangan ke sekelilingnya dan mulai merasa tidak nyaman berada di tengah kerumunan yang semakin bertambah padat. Kejadian yang baru saja terjadi telah menarik perhatian orang-orang baru yang penasaran. Semua orang saling berbisik dan mengumpat ke arah pemilik kios yang baru saja ketahuan melakukan kecurangan. Beberapa dari mereka bahkan melempari kios tersebut dengan kacang-kacang.
"Aku dulu pernah mencoba permainan itu berkali-kali, dan tidak pernah menang!"
"Dasar penipu!"
"Pemuda itu benar. Lebih baik buka kios kacang saja sekalian!"
Merasa tak terima, akhirnya salah seorang pria yang sebelumnya bersembunyi dan memegangi kipas, kini bangkit menghampiri Milo sambil mengerutkan hidungnya dengan jijik. Tubuhnya lebih besar daripada pemilik kios. Di wajahnya banyak terdapat bekas luka yang telah mengering. Ia tampak seperti preman yang kehilangan kesabaran.
"Grrr!" erang pria besar itu sambil berusaha meraih kerah baju Milo. "Berani-beraninya kau mencampuri urusan kami! Sekarang kau harus terima akibatnya!"
Orang-orang yang tadinya mengerumuni kios wahana tembak, kini berlari kocar-kacir saking takutnya melihat apa yang dialami oleh Milo. Tentunya mereka semua tidak mau bernasib sama. Anak-anak menangis dan wanita-wanita menutup matanya karena tidak sanggup menyaksikan kekerasan fisik yang sebentar lagi akan terjadi di hadapan mereka.
Milo membiarkan kerah bajunya ditarik dan hampir menjadi sasaran tinju pria di hadapannya. Aku bisa saja menyerang pria sampah ini sekarang, tapi pasti Scania akan akan bingung dari mana aku mempelajari keterampilan bela diri sehebat itu, batinnya.
Pria penuh bekas luka itu menarik kerah baju Milo begitu kuat hingga badan Milo sedikit demi sedikit terangkat. Topi lusuh di kepalanya bahkan ikut terjatuh tanpa ia sadari. Saat pukulan itu nyaris mengenai wajahnya, tiba-tiba tangan pria itu gemetaran dan melepaskan cengkraman tangannya di baju usang Milo. Pria itu langsung membungkuk, tidak berani menatap wajah Milo seperti tadi.
"Y-Yang Mulia ...," katanya tergagap. "M-Maaf ... Ampuni aku ...,"
Kedua rekannya juga terburu-buru melakukan hal yang sama. Mereka membungkuk dan memohon belas kasihan. Wajah sangar mereka berubah sangat cepat, kini mereka tampak sangat lemah.
"M-Maafkan kami, Pangeran. M-Maaf atas kelancangan kami ...,"
"K-Kami tidak mengenali Yang Mulia sama sekali ...,"
Milo yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja padahal tengah dalam bahaya, kini justru mendadak pucat. Ia bahkan tidak berani menoleh ke belakang, karena semua orang di belakangnya pasti akan turut memberi hormat padanya. Ia buru-buru meraih topinya yang tergeletak di atas rerumputan dan memakainya kembali. Gawat, batinnya. Scania tidak boleh tahu hal ini. Scania tidak boleh tahu!
Orang-orang mulai ribut. Mereka semua kebanyakan justru menoleh ke belakang dan mencari-cari di mana sosok pangeran yang disebut-sebut oleh para pemilik kios. Namun, tak ada yang sempat melihatnya selain ketiga pria yang sedang membungkuk itu. Tak ada yang terpikir bahwa lelaki bertopi dengan pakaian compang-camping yang nyaris menjadi sasaran pukulan itu adalah seorang pangeran.
Milo tak bicara sepatah kata pun. Milo membiarkan orang-orang yang dipunggunginya itu kebingungan. Ia cepat-cepat memutar badannya sambil memegangi topi di kepalanya dengan erat, lalu berlari meninggalkan kerumunan dan menuju Hutan Biru.
Scania mengangkat alis sebelah kirinya, bingung dengan perilaku Milo. "Tunggu aku!" seru Scania panik. Scania segera menarik diri dari kerumunan dan berlari menyusul temannya itu ke jalan yang baru saja mereka lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Princess [TAMAT]
Fantasy[SEASON 1 & 2] [AWAS PENASARAN!!! SEKALI BACA SULIT BERHENTI] #1 - PRINCESS (25/11/2023) #1 - KING (31/05/2022) #1 - POLITIK (17/07/2022) #1 - DONGENG (25/12/2022) #2 - RAJA (15/12/2023) #2 - PETUALANGAN (30/11/2023) #2 - PUTRI (6/11/2023) #2 - ROMA...