Chapter 1

12K 462 32
                                    

3 Tahun Yang Lalu.

Seorang wanita cantik berseragam sekolah berlari kecil masuk ke sebuah perusahaan besar. Para pegawai tidak melarangnya masuk karena mereka tahu siapa wanita cantik itu. Dialah Miranda putri kedua dari pengusaha kaya Peter. Miranda masuk ke dalam lift nya dan setelah sampai di lantai yang ia tuju Miranda langsung membuka pintu ruangan CEO pemilik perusahaan ini.

"Steve! Aku bawa..." Miranda tersenyum canggung karena melihat Steve sedang berbicara serius dengan seorang pria tua.

"Maaf, saya permisi sebentar." Steve bangkit dari kursi nya lalu menarik Miranda yang terus bergumam meminta maaf. Steve membawa Miranda keluar dari ruangan itu dan menatapnya tajam.

"Sudah berapa kali aku katakan Miranda. Jangan masuk tanpa mengetuk pintu." ucap Steve dingin. Miranda menunduk tak berani memandang Steve yang sedang marah.

"Maaf, aku lupa lagi. Aku terlalu senang mendapat nilai bagus sampai lupa mengetuk pintu. Maaf." jelas Miranda kepada pria berusia 25 tahun itu.

Miranda sering sekali lupa peringatan dari Steve bahwa ia harus mengetuk pintu saat masuk ke dalam ruangan pria itu. Memang Miranda sering datang ke sini untuk menemui Steve. Entah sekedar membawakan makanan atau menujukan bahwa ia mendapatkan nilai bagus karena Miranda tahu Steve tidak suka wanita bodoh jadi Miranda selalu berusaha menjadi pintar meski pada akhirnya dirinya tidak pintar.

Huft!

"Lupakan saja. Berikan nila mu." ujar Steve menatap datar Miranda yang langsung memberikan buku dengan tulisan angka 90.

"2 minggu ini aku tidak datang ke sini karena terus belajar agar mendapat nilai bagus agar bisa masuk ke tempat kuliah yang sama dengan mu dulu." jelas Miranda semangat karena ia berecana kuliah di tempat Steve kuliah dulu.

Segala apapun tentang Steve Frederick Mateo harus Miranda ikuti!

Steve meneliti buku Miranda dengan serius dan itu tidak di sia-siakan oleh Miranda yang langsung memgeluarkan ponselnya dan diam-diam memotret Steve dari samping. Setelah itu Miranda langsung memasukan ponselnya takut Steve melihatnya karena sudah di pastikan Steve akan menghapus gambarnya karena lagi-lagi Steve tidak suka ada orang yang memotret nya.

"Selamat." hanya itu yang Steve katakan bahkan itupun tanpa ekpresi. Miranda mengerucutkan bibirnya karena itu bukan respon yang ia inginkan. Setidaknya berikan ia senyuman manis nya bukan wajah datar tanpa ekspresi seperti itu.

Menyebalkan!

"Hanya itu, saja?" tanya Miranda dengan wajah merajuk.

"Aku memiliki banyak urusan penting Miranda. Rekan kerja ku menungguku di dalam. Kau pulanglah." ujar Steve akan berlalu pergi tetapi Miranda menghadangnya.

"Tunggu! Sebelum pergi aku ingin meminta sesuatu darimu. Bisakah kita makan malam nanti malam untuk merayakan nya? Please... Sebagai hadiah aku mendapat nilai bagus." mohon Miranda karena kapan lagi dirinya meminta hal ini kepada Steve. Miranda jarang sekali mendapar nilai bagus karena di kelasnya dirinya salah satu siswa bodoh.

"Tidak bisa aku ada urusan penting." tolak Steve berlalu pergi meninggalnya Miranda yang menghembuskan nafasnya.

"Tenang, tenang. Aku bisa mendapatkan cinta Steve suatu saat nanti." Miranda menyemangati dirinya sendiri.

Sudah 3 tahun Miranda mengejar Steve tetapi tidak ada perubahan sampai sekarang ia akan lulus dari sekolah tapi respon Steve tetap saja sama. Dingin, datar tanpa ekspresi. Tapi bukan nama nya Miranda Andorra kalau tidak terus berjuang. Dirinya tidak akan mudah menyerah karena cinta nya sangat besar untuk Steve sampai rela mengejar-ngejar Steve tanpa tahu malu.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang