Setelah mengetahui bahwa Steve membeli Pulau untuk Ester membuat suasana hatinya memburuk tetapi ia berusaha agar tidak menujukan kesedihan nya di depan orang lain terutama Javi. Ya, sekarang ini mereka bertemu di restoran untuk membahas tentang perkembangan kerjasama mereka dengan profesional tanpa mencampur adukan masalah pribadi.
"Saya serahkan ini semua kepada anda, Bu Miranda. Saya harap kerjasama kita berlangsung lama seperti saat Bu Ester menjadi CEO." kata Javi.
"Ya, saya harap juga begitu. Kalau tidak ada yang perlu di bahas saya akan kembali ke Kantor." ujar Miranda akan bangkit di ikuti Fia sekretarisnya.
"Kenapa buru-buru sekali? Kita bisa sekalian makan siang bersama." ucap Javi membuat Miranda dan Fia saling berpandangan dengan bingung.
"Maaf, tapi saya akan makan di kantor Pak. Tapi terima kasih atas tawar akan nya." tolak Miranda halus.
"Apa tunangan anda cemburu kalau melihat anda makan siang bersama saya?" tanya Javi membuat langkah Miranda terhenti.
Cemburu Rasanya Miranda ingin tertawa keras mendengarnya. Tidak mungkin Steve cemburu kepada nya. Steve mungkin marah karena ia makan dengan pria perusak hubungan nya dengan Ester. Itu saja!
"Tunangan saya bukan pria pencemburu." bela Miranda cepat.
"Benarkah? Tapi aku rasa kau takut dia cemburu karena itu menolak ajakan ku." perkataan Javi membuatnya diam karena sejujurnya ia takut Steve marah kalau ia makan bersama Javi.
"Benarkan tebakan ku." Javi terkekeh.
"Tidak Pak. Anda salah paham. Baiklah, saya akan makan siang bersama anda." kata Miranda duduk kembali.
"Fia kau bisa pergi lebih dulu." ujarnya kepada sekretaris nya lalu Fia mengangguk paham dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Tapi setelah ini saya akan langsung pergi Pak." ucap Miranda tidak ingin berlama-lama berada di dekat Javi. Javi sendiri hanya tersenyum simpul.
"Tentu." sahutnya lalu mereka mulai memesan makanan.
Setelah itu Miranda hanya diam enggan mengajak berbicara Javi. Perkataan Kathrine masih ternging di pikiran nya tentang Steve yang masih mencintai Ester. Di pikiran nya saat ini kenapa Steve membatalkan pernikahan mereka kalau masih mencintai Ester? Harusnya Steve memaafkan Ester karena Steve sendiri bukan pria setia.
Dia tidur dengan Kathrine tetapi kenapa dia marah hanya karena Ester keluar dari kamar hotel bersama Javi? Ester bahkan sudah menjelaskan di jebak meski Ester tidak mengatakan lebih rinci nya kenapa bisa dia di jebak dan apa yang mereka lakukan di Hotel iu.
Semua itu masih abu-abu untuknya dan sekarang ada Javi pria yang bersama Ester malam itu. Apakah dirinya harus bertanya kepada Javi tentang malam itu? Tetapi rasanya itu sangat lancang bertanya hal pribadi kepada Javi. Ia juga takut Javi tersinggung dan membatalkan kerjasama mereka. Meski perusahan mereka tidak terlalu rugi tetapi tetap saja dirinya membutuhkan kerjasama ini.
"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Apa ada masalah?" tanya Javi membuat lamunan Miranda buyar. Dirinya memandang Javi sejenak dan menggelengkan kepala nya.
"Eh, tidak! Maaf saya melamun Pak." sesalnya menunduk tak enak karena lagi-lagi ia melamun di saat seperti ini. Fokus! Fokus Miranda!
Javi tertawa melihat tingkah Miranda yang seperti anak kecil. Dirinya tidak pernah melihat rekan bisnis nya melakukan hal itu. Menunduk malu saat ketahuan melamun.
"Bagaimana kalau jangan memanggil Pak dan Ibu kalau di luar pekerjaan?" tanya Javi membuat Miranda terdiam. Miranda melirik kearah Javi dengan bimbang setelah berpikir cukup lama akhirnya ia mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)
ContoNovel Romance #MateoFamily Steve Frederick Mateo siapa yang tidak mengenal nya. Putra pertama dari pasangan Emily dan Victor Frederick Mateo. Steve memiliki sifat dingin dan tak banyak bicara di kalangan para pebisnis. Para wanita bertekuk lutut di...