"Aku merindukan mu Est." ucap Miranda sedih lewat telpon. Saat ini ia menelpon Est untuk menenangkan hatinya karena setelah memilih gaun bersama Steve hatinya sangat sesak bahkan untuk bernafas saja sulit sekali. Dirinya butuh teman bicara dan yang ada di pikiran nya adalah Ester kakaknya.
"Hei, jangan sedih seperti itu. Dulu kita pernah berpisah bukan." ujar Ester tertawa tapi itu semakin membuat Miranda sedih.
"Tapi sekarang berbeda. Aku mengantikan posisi mu Est! 2 minggu lagi aku juga akan menikah dengan Steve. Pria yang kau cintai." ujarnya membuat Ester terdiam.
"Cinta? Aku bahkan sudah tidak tahu apa arti cinta Mira." jawab Ester ambigu membuat Miranda mengernyit heran.
"Aku tahu pasti kau sakit karena aku menggantikan posisi mu. Maafkan aku." lirih Miranda bersalah.
"Jangan mengatakan itu lagi Mira. Aku dan Steve sekarang sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi. Sekarang harusnya kau bahagia menikah dengan pria yang kau cintai bukan? Dari dulu kau selalu mengejarnya dan sekarang akhirnya kau bisa bersama dengan Steve." kata Ester menenangkan tapi dirinya hanya bisa menarik nafasnya panjang.
"Dulu memang aku mengejarnya tetapi sekarang tidak lagi, Est! Aku sudah melupakan Steve!" seru nya keras meski kenyataan nya itu adalah sebuah kebohong nya. Ia memang selalu mengelak kalau Ester atau Daddy nya menanyakan tentang perasaan nya kepada Steve. Tapi entah kenapa mereka seakan tahu bahwa dirinya masih mencintai Steve.
Apakah wajahnya terlihat sekali masih mencintai Steve?
"Kau itu. Bibir memang selalu mengatakan itu tapi sebenarnya kau masih mencintai Steve. Jangan bohong kepadaku Mira. Aku tegaskan lagi bahwa aku dan Steve sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi jadi kau jangan takut mengatakan sejujurnya. Aku tidak apa-apa." jelas Ester lagi tetapi tetap saja Miranda merasa bersalah kalau mengatakan masih mencintai Steve kepada Ester yang notaben nya mantan kekasih Steve bahkan hampir bertuanngan kalau saja tidak ada kejadian itu.
Miranda seakan mengkhianati Ester.
"Kenapa kita membahas perasaan ku? Jangan membahasnya lagi." gerutu nya kesal malah membahas tentang masa lalunya.
"Baiklah, memangnya kau ingin membicarakan apa lagi, hm?" tanya Ester dan Miranda terdiam karena sekarang memikirkan hubungan Kathrine dan Steve. Apa Ester tahu hubungan gelap mereka? Kemarin
"Hm, aku ingin bertanya sesuatu tentang Steve." tanya Miranda pelan.
"Steve? Apa yang kau ingin tanyakan? Tentang makanan kesukaan nya?" goda Ester.
"Aku serius Est!" serunya kesal membuat Ester tertawa keras. Miranda makin kesal mendengar tawa Ester, bagaimana mungkin ia bertanya tentang kesukaan Steve padahal ia sudah tahu semua tentang Steve.
Ah, kenapa dirinya masih mengingat semua kesukaan Steve?
"Baiklah, apa yang kau ingin tanyakan tentang Steve?" Ester mulai serius.
"Hm, apa kau mengenal Kathrine?" tanya nya hati-hati. Tidak ada jawaban dari Ester dan itu membuatnya memikirkan segala kemungkinan yang ada.
"Est..." panggilnya lagi dengan pelan nyaris seperti bisikan.
"Aku mengenalnya. Dia rekan kerja Steve dari dulu." jawab Ester membuat Miranda diam.
"Hm, mereka sangat dekat?" tanya nya lagi menunggu jawaban Ester.
"Mereka sangat dekat sampai aku selalu melihat nya di kantor Steve. Tapi mereka hanya rekan kerja saja itu yang Steve katakan kepadaku." jawaban Ester membuat Miranda tersenyum kecut. Dirinya merasa kasian kepada Ester karena di bohongi oleh Steve tapi lidahnya terasa berat sekali memberitahu Ester bahwa Steve mengkhianati Ester saat masih menjalin hubungan dengan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)
Short StoryNovel Romance #MateoFamily Steve Frederick Mateo siapa yang tidak mengenal nya. Putra pertama dari pasangan Emily dan Victor Frederick Mateo. Steve memiliki sifat dingin dan tak banyak bicara di kalangan para pebisnis. Para wanita bertekuk lutut di...