Chapter 26

5K 395 94
                                    

Hari ini Miranda tidak masuk bekerja lagi. Miranda memang tidak lemah tetapi terkadang ia mencium parfum yang menyengat membuatnya ingin muntah. Jadi, hari ini ia memilih tidak bekerja lebih dulu sebelum rasa pusing nya hilang. Dirinya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi lalu menghembuskan nafasnya panjang.

Steve pasti sudah berangkat bekerja jadi ia bisa keluar dari kamarnya. Saat ini Miranda memang tidak ingin melihat wajah Steve karena akan semakin membuatnya sakit hati jadi ia memilih untuk menghindar. Miranda kelua dari kamarnya menuju halaman belakang.

"Ingin kemana?" tanya seseorang sontak saja Miranda terkejut.

"Steve? Kau masih di sini?" tanya kaget karena Steve masih di rumah. Steve mendekati Miranda akan memegang dahi wanita itu tetapi dengan gerakan cepat Miranda menghindar.

"Kenapa?" tanya nya berusaha kuat. Steve sendiri menekan kemarahan nya karena Miranda menghindar.

"Wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit?" tanya Steve menatap wajah pucat Miranda. Miranda sendiri langsung memalingkan wajahnya karena baru sekarang pria itu bertanya tentang kesehatan nya.

Sejak kemarin memang dirinya sakit!

"Aku baik-baik saja. Aku bukan wanita manja." sahutnya ketus berlalu pergi. Steve mengernyit mendengarnya dan mengikuti Miranda menuju halaman belakang.

"Masih marah?" tanya Steve duduk di sampingnya. Miranda menoleh kearah Steve dengan kekecewaan yang terlihat jelas sebab pria itu sama sekali tidak merasa bersalah mengatakan bahwa menikahi nya karena bisnis semata.

"Tidak Steve. Aku justru meminta maaf kepadamu karena mencampuri urusan pribadi mu. Aku harusnya sadar hanyalah istri yang kau nikahi demi menyelamatkan perusahaan Daddy ku. Maafkan aku Steve."

Seketika rahang Steve mengeras mendengarnya dan itu membuat Miranda bingung melihatnya. Apa dirinya salah bicara? Kenapa dia marah? Harusnya dia senang karena ia sudah sadar posisi nya apa di pernikahan ini.

"Sekali lagi kau mengatakan itu. Ku pastikan perusahaan Daddy mu benar-benar hancur." desis Steve dengan urat-urat yang bertonjolan di lehernya.

Miranda? Tentu saja terkejut mendengar perkataan Steve.

"Tapi.." perkataan nya terhenti karena Steve langsung mencium nya tiba-tiba.

Jantungnya berdebar kencang saat Steve terus mencium nya dengan kasar dan liar. Dirinya bahkan tidak bisa bernafas dan memukul Steve keras.

"Ste...ve.." Miranda mencoba melepaskan. Ia tidak ingin di sentuh di saat hatinya sedang sakit! Miranda berusaha menghindar tetapi Steve malah mengigit bibirnya.

"Aw!" pekiknya kesakitan karena gigitan itu. Miranda tetap menolaknya tetapi kedua kakinya seperti jeli tidak bisa berdiri karena ciuman Steve yang mengebu sampai beberapa menit akhirnya pria itu melepaskan tautan bibir mereka.

"Bibir ini hanya bisa mengatakan hal baik saja." bisiknya rendah membuat Miranda merinding. Miranda sudah tahu kelanjutan nya apa setelah mendengar suara rendah Steve maka dari itu Miranda mendorong Steve agar makin menjauh.

"Aku tidak bisa." lirih Miranda menahan tangis nya. Rahang Steve kembali mengeras karena Miranda berani menolaknya! Menolaknya!

"Aku tidak suka di tolak Miranda." tekan Steve dengan tatapan menusuk.

"Kali ini saja aku mohon. Aku lelah.." pinta Miranda lemah. Bagaimana bisa mereka tidur bersama di saat melihat wajah pria itu saja ia bisa menangis.

Bayangkan Steve dan Kathrine kembali terngiang di kepala nya membuatnya mual.

Huek!

Miranda memuntahkan isi perutnya. Steve yang ada di sana sangat terkejut.

"Miranda!" seru nya kaget karena Miranda terus saja muntah. Steve langsung mengendong Miranda menuju kamarnya lalu setelah sampai ia merebahkan nya.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang