Chapter 32

4.7K 459 108
                                    

Sudah 1 minggu Miranda masih berada di rumah sakit karena Dokter menyarakan nya untuk menginap 1 hari lagi dan besok ia di perbolehkan untuk pulang. Saat mendengarnya Miranda sangat lega sekali sebab ia tidak ingin terlalu lama di sini. Miranda tahu biaya untuk persalinan nya cukup mahal dan itu membuatnya tidak enak kepada Paola dan Jose.

Mereka harus mengeluarkan berjuta-juta uang untuk persalinan nya. Miranda mulai berpikir untuk mencari pekerjaan agar tidak terus bergantung kepada Paola dan Jose. Miranda juga berencana akan menganti uang mereka suatu saat nanti. Entah kapan itu tetapi Miranda akan berusaha mengganti nya setelah ia bekerja nanti. Soal Revan, Miranda akan mencari pekerjaan yang bisa membawa Revan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saat ini Miranda hanya sendirian saja rumah sakit karena Paola sedang berada di pesat sahabat lama nya. Agar mengusir kebosanan nya Miranda menonton acara televisi lewat ponselnya. Saat sedang menonton tiba-tiba Miranda merasakan perasaan tak enak entah karena apa.

"Ada apa dengan ku? Kenapa aku gelisah seperti ini?" gumam nya gelisah.

Miranda menekan bell agar Suster datang karena ia ingin mengetahui keadaan bayi nya. Tak berapa lama Suster datang dan Miranda menanyakan putra nya Revan. Suster itu pun membawa Revan, kemudian Miranda memeluk Revan dengan erat takut kalau putra nya terjadi sesuatu.

"Saya akan membawa nya kembali ke ruangan bayi." ujar Suster itu. Miranda mengecup pipi putra nya dengan lega. Setelah kepergian Suster, Miranda memandang sekeliling kamarnya tetapi tidak ada hal yang mencurigakan.

"Apa Mommy Paola mendapat masalah?" mungkin perasaan gelisah nya karena Paola. Ya, mungkin dan Miranda mencoba menelpon tetapi saat akan menelpon seseorang membuka pintu membuat Miranda terkejut.

"Kau?!" pekik Miranda terbelalak melihat siapa yang membuka pintu.

"Apa kabar Nona Miranda. Lama tidak bertemu." sapa orang itu tersenyum manis. Tubuh Miranda seketika bergetar hebat karena tahu apa yang orang itu inginkan.

"Pergilah! Aku mohon." pinta Miranda beringsut mundur. Orang itu makin tersenyum mendekati Miranda.

"Bagaimana bisa saya pergi? Itu artinya saya membuang jutaan uang." sahut orang itu makin mendekat. Miranda makin ketakutan karena orang itu makin mendekat.

"Menjauhlah Hun!" bentak Miranda keras kepada Hun.

Ya, orang itu adalah Hun. Dia orang yang pernah Steve perintahkan untuk mengantarkan nya pulang saat Steve meninggalkan nya di Jepang. Hun sudah mengetahui keberadaan nya dan itu artinya Steve mungkin sudah tahu.

Tidak! Tidak bisa..

"Kalau kau terus mendekat aku akan berteriak! Aku akan mengatakan kau akan menculikku." ancam Miranda. Hun tertawa mendengarnya.

"Nona jangan seperti itu. Tuan Steve pasti akan marah kalau tahu Nona tidak ingin kembali. Tapi kalau Nona Mira melakukan itu saya.." Hun mengambil ponselnya.

Kedua mata Miranda melebar saat melihat video berisi Paola yang di ikat.

"Apa-apaan kau Hun! Lepaskan dia!" kemarahan nya memuncak melihat Paola. Sekarang Miranda tidak peduli dengan dirinya sendiri melainkan Paola yang di culik oleh Hun.

"Nona tenang saja. Saya bukan orang jahat yang menyakiti orang lain. Saya hanya ingin uang yang Tuan Steve berikan untuk yang menemukan keberadaan Nona dan penculik Nona."

"Dia bukan penculik! Dia orang yang menolongku jadi lepaskan dia, Hun!" bentak Miranda lagi.

"Hanya ada 2 pilihan. Nona ikut saya dengan sukarela dengan itu dia akan ku lepaskan. Atau aku memaksa Nona pergi bersama wanita itu? Pilihan ada di tangan Nona Mira." jelas Hun serius. Kedua mata Miranda karena pilihan itu sangat tidak di inginkan nya tetapi ia tahu ia harus memilih atau Hun melibatkanz Paola yang telah baik kepadanya.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang