06 - Attention again, why should he?

71 9 0
                                    

¡!✯︎¡!

"Terus aja gandeng."

Ardan menoleh dan melepas genggamannya langsung. Dia tidak sadar sedari tadi berjalan ke gerbang sekolah menggandeng tangan Auliya erat.

Ardan terkekeh, lalu naik ke motor memberi helm pada Auliya. "Helm siapa?" Tanya Auliya melihat helm bogo berwarna ungu muda.

"Helm gue lah!" Jawab Ardan sambil memakai helm nya.

Alis Auliya bertaut, sejak kapan laki-laki itu punya helm feminim seperti ini. Jika dilihat-lihat juga helm itu masih baru.

Dan benar.

Setelah dilihat lebih detail, di belakang helm itu masih terdapat barcode penjualan. Auliya menarik sudut bibirnya, dan menggeleng pelan.

Laki-laki itu sengaja beli untuk dirinya pakai?

Gak mungkin juga sih, sejak kapan ia menjadi lebih percaya diri seperti ini. Terlebih kepada Ardan.

"Ngapain bengong, Ul? Pake helm nya!" Titah Ardan.

Auliya mengangguk, melepas barcode penjualan itu dulu kemudian memakainya. "Baru helm nya?"

Mata Ardan tersentak kaget. "Kok tau?" Tanyanya bingung.

Auliya meraih tangan Ardan, menempelkan barcode tadi di tangannya. "Bikin malu." Ucap Auliya.

Ardan terkekeh, melihat tingkah kebodohannya sendiri. Bisa-bisanya, untung hanya Auliya jika orang lain dia akan malu tujuh turunan.

"Gue sengaja beli itu khusus lo." Kata Ardan, kakinya menaikkan standar. "Lo gak bakal mau pake kalo gue bawa helm temen gue." Lanjutnya lagi.

Bener sih. Auliya sangat apik dalam kebersihan. Bukan karena dia merasa jijik, hanya saja tidak biasa memakai barang orang lain barengan.

Ardan tahu saat dia mengantarkan Auliya pulang saat malam minggu kemarin, jadinya dia tidak memakai helm dan dengan niatnya dia membelikan Auliya helm.

"Yaudah naik! Masih aja bengong!" Tangan Ardan terulur, membantu Auliya naik. Setelah gadis itu duduk di jok belakang, Ardan membuka jacketnya dan memberinya pada Auliya.

"Tutup Ul, aurat."

Auliya bingung, tetapi tetap menerima perlakuan laki-laki itu yang begitu perhatian.

"Thanks." Jawab Auliya.

Ardan melajukan motornya, melesat ke jalan raya bergabung dengan kendaraan lain di tengah padatnya ibu kota.

¡!✯︎¡!

Sampainya motor Ardan berhenti di forum bengkel mobil. Keduanya turun dari motor, dan menghampiri Bang Dery.

"Bang!" Panggil Ardan, laki-laki dengan usia kepala 3 menoleh.

"Eh, Dan!" Sapanya, berhigh five ala laki-laki.

Mata Dery tertuju pada gadis di belakang Ardan. "Cewek mana lagi nih, Dan?"

Ardan mendengus pelan, menoleh pada Auliya menyuruhnya untuk tersenyum ramah.

GARDANPATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang