00 - Prolog

266 25 1
                                    

Hallo!

Aku bawa cerita baru nihhh..

Suka gak ya? Seru gak ya? Hehe gak tau deh, konfliknya gak berat' kok campur aduk pokoknya..

Entah kalian suka atau engga, ya aku tetep ngelanjutin hasil kegabutan aku disini mau ada yang baca or engga pun kagak masalah hehe.

Aku hanya manusia pecinta rebahan yang menyalurkan ide untuk dijadikan sebuah cerita dan pub di dunia orange ini.

Buat yang koar' gak jelas or mau nyampah disini pergi aja deh, aku terima saran dan kritik kok asal dengan kata yang bijak dan sopan. Thankyou, i hope like this story!💙

¡!✯︎¡!

GADIS dengan kepala menunduk sedang menatap tulisan di atas kertas selembar. Ia menghentikan gerakan tangannya yang bergerak cepat memilih jawaban dari soal FISIKA yang terlihat mudah menurutnya.

Ia mengadahkan kepalanya, menatap ke arah jendela yang langsung menampakkan pemandangan awan dan langit yang sangat cerah di hari sabtu itu. Ulangan harian Fisika di hari weekend ini tidak membuatnya frustasi karena soal nya yang kebanyakan rumus.

"Aul.." bisik Nicko yang berada di belakang tempat duduk Auliya.

Auliya membalas dengan deheman, tanpa berniat menolehkan kepalanya ke belakang. "Bagi nomer sembilan Ul, frustasi nih gue milih jawaban nomer sembilan," pintanya pada gadis itu, Auliya menghela nafasnya pelan tapi terdengar gusar. "B." Jawabnya. Nicko tersenyum mengembang, soal yang menurutnya susah terjawabkan karena contekan dari Auliya.

"Lima belas menit lagi saya tarik kertas selembar jawaban dari tangan kalian." Ujar guru Fisika, membuat semua murid MIPA 2 melebarkan matanya dan sesegera mungkin menyelesaikan ulangan harian itu sebanyak 25 soal.

Hening.

Hanya kata itu yang dapat menggambarkan suasana kelas MIPA 2 saat ini. Mereka memfokuskan diri dan menyelesaikan ulangan Fisika itu dalam waktu 15 menit lagi.

Sreekk!!

Suara bangku yang bergeser membuat sebagian murid di kelas itu mengadahkan kepalanya. Melihat Auliya berdiri dan berjalan ke arah meja guru, mengumpulkan kertas jawabannya.

"Demi allah, si Auliya udah lagi?" ujar salah satu gadis yang melihat temannya sudah mengumpulkan lebih dulu.

"Auliya.." Bu Dina berucap melihat nama dari kertas jawaban yang berada di meja nya saat ini.

"Auliya, silahkan tunggu diluar. Dan untuk kalian waktu tinggal tersisa sepuluh menit lagi." ujarnya.

Auliya mengangguk dan berjalan ke luar kelas. "Cepetan gak usah lelet!" Auliya berucap saat melewati meja duduk temannya. Yang mendapati cibiran dari gadis berponi bernama, Lollakhanza.

¡!✯︎¡!

ANAK kelas 12 IPS Lima sedang melangsungkan pelajarannya tanpa kehadiran Guru. Mereka hanya diberi tugas, karena guru yang mengajar kelas itu berhalangan hadir.

Muridnya tidak semua giat, hanya orang-orang malas yang tidak mengerjakan tugas. Seperti saat ini, kelima lelaki memilih nongkrong di koridor kelas dari pada harus mengerjakan tugasnya.

Eshan menepuk bahu lelaki berkulit hitam manis. "Ka, kita 'kan udah lama kenal dari kecil. Setiap gue sedih lo selalu ada disisi gue." Saka dan ketiga pria lainnya menyimak menunggu lanjutan perkataan dari Eshan.

"Setiap gue ada musibah, lo juga yang selalu ada di samping gue. Dan, setiap hidup gue ngerasa hancur lo juga yang ada di samping gue." Ungkapnya lagi.

Senyum Saka kian merekah mendengar perkataan soulmatenya. "Wihh, itu tandanya gue selalu ada buat lo bre!!"

GARDANPATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang