¡!✯︎¡!
"Syukurlah kalian tidak apa-apa, ibu khawatir sekali mengetahui kalian tertinggal."
Bu Nenden bisa bernapas lega setelah melihat keberadaan Lola, Raissa dan Yasmin yang sudah bergabung kembali. Sekarang ketiga gadis itu tengah beristirahat di tenda kelompok Salman karena tenda untuk mereka sedang di dirikan oleh teman-teman cowok osis lainnya.
"Ibu tinggal dulu ya, mau menyiapkan makan malam untuk kalian." Wanita paruh baya itu beranjak dari tenda.
"Nggak perlu repot-repot, Bu. Ini kita punya sosis bakar, biar mereka mengganjal perutnya terlebih dahulu." Ujar Rafiq menyarankan takut gadis-gadis itu kelaperan jika menunggu konsumsi yang masih di masak.
"Yasudah, makasih ya. Ibu ke pos guru dulu."
Rafiq menganggukkan kepalanya sopan, pandangannya beralih ke tiga gadis yang terkapar lemas itu. Lola tertidur karena efek obat yang ia minum tadi untuk meredakan rasa nyeri di kaki nya. Sedangkan, Raissa dan Yasmin tengah terduduk lemas sembari menunggu makanan yang di siapkan Saka dan Salman.
"Yas!"
Rafiq menoleh, begitupun Yasmin yang merasa namanya di panggil.
"Auliya dimana? Dia nggak sama kalian?"
Yasmin mengedikkan bahunya, bukan tidak tahu. Namun ia malas untuk menjawab, lebih tepatnya tenaga yang ia punya benar-benar terkuras meski untuk berbicara satu kata pun.
"Awas-awas, minggir!"
"Auliya.." Cicit Naufal mundur, memberi jalan untuk Ardan dan Auliya masuk ke tenda.
Ardan masih setia menuntun Auliya sampai masuk ke tenda miliknya untuk beristirahat. "Fiq, minta air putih!" Titahnya saat menduduki Auliya di dekat Raissa.
"Kamu gapapa, Ul?" Tanya gadis manis itu. Auliya menggeleng kecil dan menampilkan senyuman, menandakan ia baik-baik saja.
Tak butuh waktu lama Rafiq mengambil botol air mineral, kemudian memberikannya pada Ardan. "Nih, Dan!"
"Thanks, Fiq." Ardan segera membuka tutup botol air mineral, lalu memberikan nya pada Auliya.
Bukan hanya memberi, tetapi juga membantu gadis itu meminum nya. Perhatian kecil Ardan ini membuat orang-orang di sekitar nya menarik asumsi sendiri.
Naufal melengos pergi begitu saja, niatnya ingin meminta bantuan pada Auliya dia urungkan.
"Fiq, bantu gua bawa nih makanan!" Saka berteriak, lantas Rafiq menghampirinya untuk mengambil makanan.
"Syalalaaa! Makanan sudah jadi!" Seru Saka dengan senyuman yang melebar. "Eh, ada bos kita! Mau sekalian nggak sosis nya?" Tawarnya ketika melihat Ardan dan Auliya.
"Lo mau nggak?" Tanya Ardan pada Auliya, namun gadis itu menggeleng.
"Nggak--"
"Eh mau," sela Auliya pelan.
"Yang gede apa yang kecil?" Saka bertanya ukuran sosis nya karena banyak macem ukuran sosis, dari yang kecil, sedang hingga besar.
Auliya menautkan kedua alisnya menyatu, menatap pada Ardan bingung. "Sosisnya yang gede apa yang kecil." Bantu Ardan menjelaskan.
"Oh, bebas."
"Yang gede aja, Ka. Biar kenyang," kata Ardan di angguki Saka.
Auliya mencebik, kalau gitu ngapain tanya!
Rafiq menyusul, memberi dua piring plastik pada Raissa dan Yasmin. "Itu Lola perlu dibangunin nggak buat makan?" Tanyanya pada Yasmin.
"Nggak perlu, Kak. Dia baru tidur soalnya," jawab Yasmin di angguki Rafiq.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDANPATI
Random⚠ :: di anjurkan sebelum membaca alangkah baiknya kamu mengikuti akun saya terlebih dahulu. Terima kasih yang sudah menekannya, selamat membaca! ~ Saat seseorang yang pernah patah dan kehilangan yang begitu hebat. Apa orang itu akan merasa baik bai...