11 - Strange dan Perkemahan Bumi

29 1 0
                                    

Happy Reading! 🍬

¡!✯︎¡!

Seluruh murid SMA Karang Mulya berkumpul di lapangan karena sebuah interupsi dari para guru untuk membicarakan rencana perkemahan yang dilakukan oleh beberapa sekolah.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi Pak!!!"

"Sesuai informasi di grup chat kelas masing-masing bahwa hari ini adalah hari dimana sekolah kita akan berangkat ke perkemahan bersama dengan sekolah lain di suatu kota terpencil. Selain saling mempererat silaturahmi kita bersama sekolah terbaik diluaran sana, kalian juga akan mendapat pengalaman serta pelajaran untuk mengobservasi alam sesuai pelajaran nya masing-masing."

Kepala sekolah bernama Kusnadi yang sering di panggil Pak Kus-kus itu menjelaskan segala bentuk detail tugas dan apa yang harus di selesaikan oleh murid-muridnya. Maka, perkemahan ini tetap belajar dengan nuansa alam yang begitu asri.

"Sekarang masih pukul 8 pagi. Ada waktu untuk kalian bersiap-siap dan berkumpul kembali di lapangan ini pada pukul 2 siang, mengerti?"

"Siap, mengerti Pak!!"

Para murid begitu excited dan bergembira karena dalam 3 hari kedepan mereka akan healing sekaligus observasi sesuai dengan tugas dari kelasnya masing-masing. Pada saat mereka akan bubar keluar barisan, sebuah interupsi dari ketua osis membuat mereka mengurungkan niatnya.

"Ah elah! Ini apalagi sih si ketua osis!!"

"Pasti mau bacot tentang aturan!"

"Ada Naufal dimari, jangan lari-lari!" Salah satu siswa bernyanyi dengan nada menyindir.

"Tes," ucap Naufal mengetuk sekali microfon. "Silent please!" Lanjut Naufal memerintah semua murid diam karena sangat berisik.

Sorakkan untuk dirinya terdengar nyaring, beberapa siswa dikarenakan tidak menyukai Naufal. Kemudian suasana di lapangan pun hening, menunggu Naufal yang akan berbicara di depan sana.

Dengan tampang cool nya si ketua osis berbicara, matanya mengedar menatap seluruh teman-temannya yang barisannya pun sudah seperti ular leor. "Gue cuman mau mengingatkan, terkhusus bagi para cewek-cewek untuk tidak membawa alat make up ataupun skincare lainnya pada saat perkemahan berlangsung." Sontak kaum hawa itu protes, saling menyahut berteriak tidak terima dengan pernyataan Naufal. "Hanya diperbolehkan membawa alat mandi secukupnya."

"What!! Are you kidding me dude?!" Gadis berponi ini melototkan kedua matanya. "Gue nggak bisa, aturan apaan sih ini??" Lola menggerutu sebal, bagaimana bisa dirinya tanpa skincare dalam kurun waktu 3 hari.

"Oke lah make up nggak masalah karena bukan ranahnya. Woy, ini skincare juga nggak boleh?!" Yasmin ikut menyahut, merasa tidak adil karena kulit Yasmin termasuk tipe kulit yang sensitif jika telat memakai skincare.

"Aku juga kok, tapi mau gimana lagi? Kamu mau nantinya kalau tetep kekeuh bawa malah di rampas, sama aja kan tetep nggak pake?" Raissa menambahi langsung di angguki Auliya dengan gerakkan kepalanya setuju.

"Pinter!" Pujinya seraya menampilkan senyuman manisnya. "Lo berdua nggak usah lebay, masih ada banyak cara treatment lainnya dengan alat canggih sekarang. Jadi slow aja slow," tangan Auliya bergerak mengentengkan perkataannya.

"Tapi kan, Ul--" Telunjuk Auliya menempel di bibir Lola, saking gemasnya gadis itu menggigit jari lentik Auliya membuat sang empunya jari mengaduh kesakitan.

"Awhh awh.." Auliya segera menarik jarinya, lalu menatap tajam ke arah Lola. "La, sakit anjir!!" Yang di tatap malah mencibir, bodo amat.

"Lagian lo bukannya dukung kita, lo kan juga bagian dari osis kenapa nggak nego sih sama kak Naufal?" Gerutu Lola sembari bibir mengerucut sebal.

GARDANPATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang