03 - Burning the extinguished fire

81 16 0
                                    

¡!✯︎¡!

AULIYA dan kedua temannya mencari meja setelah mengambil nampan berisi tiga mangkok bakso yang saat ini di bawa oleh Auliya. Lola membawa snack ringan dan Yasmin membawa nampan berisi tiga gelas minuman. Kedatangan mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Karena tiba-tiba primadona senior SMA Karang Mulya menarik rambut panjang Auliya ke belakang.

PRANGG!!!

Tiga mangkok bakso dan nampannya jatuh ke lantai. Serpihan beling mangkoknya berserakkan di lantai. Auliya menjatuhkannya karena kedua tangannya saat ini memegang rambutnya yang masih di jambak oleh Jolana. Primadona senior kelas IPS.

Nampan berisi tiga mangkok kuah bakso panas itu tumpah, dan kuah panas itu mengenai dada dan perut Auliya.

"Auliya!!" Teriak semua orang yang melihat kejadian beberapa menit itu. Mereka terkejut dan kasihan kepada Auliya, jelas dada dan perut Auliya akan melepuh oleh kuah bakso panas meskipun masih terbalut kemeja seragamnya.

"Awh!!" Ringis Auliya merasakan dada dan perutnya panas.

"Kak Lana!!" Sentak Yasmin, ia mendorong gadis itu. Tubuhnya limbung ke belakang, yang Auliya juga otomatis ikut mundur ke belakang karena tangan Lana masih menjambak rambut Auliya.

"Yasmin!!" Tegur Lola. "Jangan ikut emosi, dengan lo kayak gitu tambah Auliya sakit." Sarkasnya marah.

"Gede juga tenaga lo ya, padahal badan lo krempeng gini kayak sapu lidi!" Lana malah mengatai dan body shaming kepada Yasmin.

Yasmin yang tersinggung dan marah, akan mendaratkan pukulannya. "YASMIN!" Teriak Lola lagi.

"Tahan emosi lo, jangan ikut kepancing sama badut kayak dia!" Ujar Lola menunjuk Jolana.

"Lana lepas!!" Berontak Auliya, berusaha melepaskan cekalan tangannya yang memegang erat rambut dirinya.

"Diem lo!" Lana semakin menjambak rambut Auliya.

"Lo berdua gak usah ikut campur! Ini urusan gue sama cewek belagu dan sok berkuasa kayak dia!" Ucapnya tajam pada Yasmin dan Lola.

Setelah mengatakan itu, Lana menarik Auliya keluar dari kantin. Menyeretnya seperti kambing yang siap di Qurban'kan.

Lola dan Yasmin saling melempar tatap. Raut wajah panik dan khawatir mendominasi, begitupun dengan penghuni kantin yang lain. Baru kali ini, Lana melabrak Auliya sampai menyeretnya tanpa rasa belas kasihan.

"Si Lana berulah lagi!" Ucap Saka, mereka juga melihat dan menyaksikan aksi Lana.

"Gak kapok-kapok ye tuh mak lampir! Mana kesian lagi si Auliya udah rambut dijambak, badannya juga kena kuah bakso. Panas lagi cok! Nasibmu sangat miris cantik," cerocos Eshan mengerucutkan bibirnya, prihatin kepada Auliya.

Plak!

"Lebay, gak usah monyong-monyong juga bibirnya!" Saka menampar pelan mulut Eshan.

Saka menoleh ke Ardan. "Dan! Kagak samperin?" Tanyanya.

Alis Ardan bertaut, "Samperin siapa?" Bingungnya.

"Caelah, dua cewek lo lagi berantem itu. Kagak niat mau pisahin?" Sahut Eshan.

Ardan mendecak lalu membuang muka ke bawah. "Gak ada urusan sama mereka, juga harus lo inget mereka bukan cewek gue! Gak sudi, apa lagi sama cewek jengkel macem Auliya!" Tandasnya tegas.

"Hmmzz, biasanya perkataan seperti yang bapak Ardan ucapkan akan memutar balik." Sanggah Rafiq menggerakan kedua alisnya ke atas beberapa kali, menggoda Ardan.

GARDANPATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang