09 - Sorry

54 9 0
                                    

Note. Pembaca yang bijak tau caranya menghargai karya seseorang. Jadilah pembaca yang bijak! No silent'club! 👍

¡!✯︎¡!

Beberapa hari setelah kejadian tak terduga di komplek Puri Residence, perumahan yang di tempati oleh Auliya semua berjalan kembali seperti bagaimana mestinya. Ardan dkk juga tidak terlalu membuat onar yang membuat Auliya harus berurusan dengan mereka.

Auliya keluar dari ruangan BK, dia habis bertemu dengan Bu Nenden. Kali ini Auliya berjalan sembari tertunduk, tidak seperti Auliya yang selalu tegak dan menatap ke arah depan. Dirinya yang selalu percaya diri kini tidak terlihat disana.

"Auliya!!"

Auliya berhenti dan menolehkan kepalanya ke belakang. Ekspresinya kaget dan bingung. "Eh kok?" Ucapnya linglung. Dia melewati kelas nya.

Auliya menghela napas berat, kemudian melangkah menghampiri Lola dan Yasmin. Ada satu gadis lain yang tidak ia kenal bersama dengan kedua temannya.

"Lo kenapa Ul?" Tanya Yasmin, Auliya nampak lesu dan tidak bersemangat.

Kepala Auliya menggeleng pelan. "Gapapa." Jawabnya singkat. Dia tersenyum ke arah gadis yang berada di samping Lola.

"Baru masuk?" Tanya Auliya kepada gadis berambut panjang yang sama dengannya.

Gadis itu mengangguk kecil, membalas senyuman Auliya. "Aku Raissa." Tangan Raissa mengulur memperkenalkan diri.

"Auliya." Balasnya menjabat tangan Raissa.

"Semoga kita bisa berteman dengan baik yaa!" Seru Lola begitu riang.

"Lo abis ngapain Ul ketemu Bu Nenden?" Tanya Yasmin mode kepo.

Auliya menghela nafasnya lelah, lalu duduk di koridor kelas. "Gue mengundurkan diri dari penanggung jawab kesiswaan." Ujar Auliya lesu.

"HAH?!" Yasmin dan Lola sangat terkejut.

"Kenapa anjirr?? Lo keluar juga berarti dari Osis?" Cerca Lola, duduk di sebelah Auliya.

Auliya mengangguk kecil. "Setau gue Ul, Bu Nenden gak pernah ngijinin lo buat undur diri sebelum selesai masa jabatan nya." Kata Yasmin di angguki Lola.

"Emang ada ganti nya?" Tanya Lola, Auliya menoleh dan menjawab. "Ada."

Raissa sebagai pendatang baru hanya bisa menyimak pembicaraan ketiga teman barunya.

"Siapa? Lo yakin keputusan lo ini bener? Gak buat lo galau nantinya?" Cerca Yasmin membuat Auliya berpikir kembali.

"Lo jangan gitu Yas! Jangan buat gue dilema!" Kata Auliya cemberut.

"Sorry, ini bahas apa ya. Aku gak ngerti." Ujar Raissa sungkan.

Ketiga gadis itu menoleh bersama. "Astaga! Sorry Sa!" Ucap Lola.

"Nanti kita ceritain di dalem deh, takut ada guru yang keliling." Ajak Yasmin masuk ke dalam kelas.

"Ayo!" Seru Lola menarik Auliya. Raissa hanya mengikuti di belakang.

Di lain tempat, tepatnya di lapangan belakang Ardan dan Salman berada di lapangan belakang tengah bermain basket. Hanya Salman sih yang bermain, karena laki-laki itu akan mengikuti turnamen antar sekolah.

Ardan hanya ikut bermain sebentar lalu duduk menepi di bawah pohon beringin. Suasana yang cukup menyejukkan memojok di tempat ini. Anginnya juga sepoi-sepoi, membuat mata kantuk.

Laki-laki itu melamun. Entah apa yang dia pikirkan saat ini. Banyak sekali bayangan-bayangan memenuhi pikirannya dan itu membuat ia stress.

Tentang Khafzan Papa nya. Tentang pendidikan yang selalu menuntut ia harus bisa mendapatkan nilai terbaik. Tentang Antrovxa dan musuh dari sekolah tetangga yang selalu mencari masalah dengannya.

GARDANPATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang