Terry dan Jam Kosong

8 1 0
                                    

"Perpustakaan? "

Terry mengangguk, "Suasananya enak, adem, full ac," Promosinya.

Berhubung yang dihadapi adalah Yosep, Andre, dan Hermes jelas promosinya gagal total. Mereka lebih suka nongkrong di kamar kos Yosep, walaupun ukurannya kecil. Jadi bisa dibayangkan kamar ukuran 2x3 di tongkrongin 4 orang termasuk Terry. Mana tidak ada ac, hanya ada kipas angin yang senantiasa diarahin ke pc Yosep. Panasnya seperti dalam sauna kalau siang hari.

Tapi itu tidak menurunkan niat Andre dan Hermes mencari tempat tongkrongan lain, mereka lebih suka tidur dempet seperti ikan sarden.

'Enak di Yosep, bisa main kartu, full musik lagi, " Andre beralasan.

Herannya, Hermes sebagai orang yang bisa dikata anak orang kaya yang terbiasa hidup nyaman juga betah. Sepertinya dia tertarik mencoba hal yang diluar kebiasaan, buat pengalaman katanya, biar mandiri setelah lulus kuliah.

Saat ini adalah jam kosong. Kuliah selanjutnya beda 3 jam dari sebelumnya. Setelah bersantap siang di tempat langganan, warung emas biasanya mereka nongkrong di kos Yosep. Andre dan Hermes selalu betah disana, sedang Jimmy karena rumahnya dekat kampus memilih pulang, sedang Terry kadang ikut ke kos Yosep, namun terkadang dia cari tempat nongkrong lain, dan itu adalah perpustakaan universitas.

Bukannya Terry ga suka ngumpul bersama tapi di cuaca panas begini, 4 pria ngumpul di kamar kecil tanpa ac, dijamin bakal seperti sauna, jadilah Terry berusaha promosiin tempat tongkrongan lain namun seperti yang kita lihat, gagal.

"Sok rajin lo Ter, pake main ke perpustakaan segala. Udahlah jujur pada diri sendiri kamu itu malas, " Sindir Hermes.

Terry tidak membalas, soalnya dia memang malas, tujuannya ke perpustakaan memang bukan untuk belajar, atau mengerjakan tugas seperti pikiran umum, tapi cuma untuk bersantai, tidur.

***

Setelah gagal membujuk teman-temannya, Terry sendirian menuju ke perpustakaan. Sebenarnya universitas Anda, ada banyak tempat buat nongkrong bersantai. Ada taman oval di tengah kampus yang luas penuh pohon suasananya pun rindang, namun tempat ini sudah pernah Terry coba.
Walaupun tempatnya enak, dan besar tapi tetap tidak sebanding jumlah mahasiswa yang ada, kursi di taman sangat kurang, jadi kebanyakan harus duduk dengan alas rumput. Beberapa mahasiswa malah membawa karpet, bekal bahkan hewan peliharaan seperti piknik, jadilah suasana disana ramai sekali dan bising.

Terry pernah mencoba bersantai disana, hasilnya setelah berusaha cuek dengan suasana bising, dia keinjek 2 kali, kena lempar botol sekali dan celana penuh dengan rumput yang membuatnya gatal-gatal selama kuliah karena ada serangga yang ikut berpetualang dalam pakaiannya.

Pilihan kedua adalah kantin kampus, tapi jelas untuk nongkrong disana saat jam makan siang perlu perjuangan keras sodok kanan kiri dan menggunakan mata elang menemukan tempat duduk. Tentu saja jika tidak memesan makanan, otomatis ditolak dengan halus oleh para pekerja di kantin. Jadi, pilihan kedua tidak terlalu ramah kantong buat Terry.

Pilihan ketiga adalah sekitaran ruang tunggu parkiran. Suasananya nyaman karena penuh dengan angin alami yang selalu mengalir. Namun kelemahannya adalah kursi yang sangat sedikit dan keras membuat tidak nyaman untuk duduk lama-lama disana. Apalagi kalau sendirian, biasanya diserobot 1 kelompok mahasiswa lain sehingga jadi tersingkir secara otomatis, kecuali kalau bebal cuek.

Setelah mencari, berpetualang ke berbagai tempat, akhirnya Terry menemukan favoritnya yaitu perpustakaan. Tempatnya nyaman, full AC, tentunya dilarang bising karena ini adalah perpustakaan. Selain itu kursinya ternyata didesain sangat empuk, nyaman mungkin agar mahasiswa betah belajar di dalam. Namun umumnya mahasiswa sedikit alergi melihat tumpukan buku pelajaran sehingga kebanyakan yang menggunakan fasilitas perpustakaan hanya segelintir mahasiswa yang rajin dan mahasiswa tahun terakhir yang ingin mengerjakan tugas akhir.

Terry And Pren seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang