Terry and Pren - Rumah adalah Medan Perang

10 0 0
                                    

Saat pintu rumah tepat berada di hadapanku, hatiku masih belum siap. Aku menarik napas untuk menguatkan tekadku. Berkata pada diriku sendiri


Aku bisa
Aku bisa melewatinya
Semua kesenangan yang menghadangku


Saat pintu terbuka, serangan pertama langsung kurasakan. Kadang aku berpikir kalau paman sengaja membuatku tergoda dengan kesenangan yang siap menghadangku ini. Kenapa juga TV di ruang keluarga langsung terlihat saat membuka pintu depan? Alasan yang selalu dia katakan,


"Di rumah ini tidak ada rahasia, seluruh tetangga berhak mengetahui apa yang kita kerjakan di ruang keluarga, maksudku apa yang kita tonton."


Kesampingkan alasan yang terlalu dibuat-buat oleh pamanku, kini aku sudah menyaksikan halangan pertamaku. Kalau dalam dunia game rpg, mungkin ini yang dinamakan mini boss. Gelombang serangan langsung dilancarkan PS3 ke arahku. Aku harus bisa menahannya. Tujuanku hari ini adalah tempat tidur, tidak berhenti bermain PS3, tidak berhenti untuk makan, tidak berhenti untuk pergi toilet. Sudah beberapa hari ini aku dipaksa teman kuliahku untuk ikut serta dalam kerja kelompok. Itu menguras semua tenagaku dan hari ini aku ingin langsung tidur.


Harus bisa menahan keinginan bermain


Sedikit demi sedikit, langkah kakiku membawaku mendekati ruang keluarga. Semakin dekat, semakin besar godaan yang menerpaku. Sepertinya dalam setiap langkahku ada arus besar yang mendorongku menuju ke ruang keluarga, tapi aku berusaha melawannya.


Aku bisa melewatinya


Aku memotivasi diriku. Tapi saat tepat berada di depan ruang keluarga, tekanan yang menarikku menjadi berlipat, dan tanpa diundang ingatanku akan game-game yang masih belum kutamatkan menyerangku. Bayangan itu muncul dan memohon agar aku memainkan mereka.


Serangan ini membuatku pertahananku melemah, tanpa sadar kaki kananku sudah membelok ke arah ruang keluarga. Tapi sedikit kesadaran mengenai rasa capekku membuat aku menahan langkah berikutnya. Mengeluarkan segala argumen untuk melawan godaan PS3 yang berperang dalam pikiranku.


Capek, kalau capek tidak akan menyenangkan saat bermain
"Kalau bermain capekmu akan hilang"
Tapi aku sekarang ngantuk

"Ayolah, sebentar saja!"
Tapi...


Aku butuh bala bantuan untuk melewatinya.


"Terry! Ngapain kamu?"
"EH, Tante?"
"Hmm, mau main PS3? Tidak bisa ini waktunya tante nonton."
"Eh..."
"Kamu main komputer saja di kamar."
"Ah, Iya"


Fiuh, tidak disangka aku berhasil melewati godaan pertama dengan bala bantuan tak terduga, muncul di saat yang tepat. Tapi ini belum berakhir. Seperti yang sudah kusinggung sebelumnya, PS3 hanyalah mini boss, sedangkan bos utamanya masih belum kuhadapi. Bos itu sudah menungguku di kamar, bersiap menghadangku, menariku ke dalam kesenangan yang dia tawarkan.


Aku tidak yakin akan mendapat bala bantuan seperti tadi lagi. Kali ini aku akan berada dalam kondisi tanpa bantuan. Aku harus berjuang sendiri untuk menghadapinya. Aku tahu tidak akan bisa menahan godaan itu kalau bertindak seperti tadi yang berusaha menghadapi secara langsung, tidak seperti itu. Sepanjang perjalanan pulang, aku sudah memikirkan cara untuk menghadapi Boss utama ini, PC dan internet.

Terry And Pren seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang