K

6 0 0
                                    

Dulu saat ibuku sedang hamil, beliau dan ayah suka sekali dengan film James Bond. Sampai akhirnya aku mau diberi nama sama dengan pemeran utama film itu'James Bond'. Tapi ayah berkata kalau memanggil nama james terlalu elite untuk anak miskin, makanya namaku diganti menjadi 'Bond'. Tapi itu masih belum final,ayahku masih merasa kalau nama itu tidak cocok ditelinga orang Indonesia, dan jadilah aku dinamakan Bondan. Nama yang sangat felksibel bukan?


Panggilanku'bond'. Cita-citaku juga tidak jauh-jauh dari james bond, ingin menjadi mata-mata internasional. Tapi setelah bertanya sana-sini kalau tidak ada sekolah menjadi mata-mata, akhirnya kualihkan cita-citaku menjadi anggota TNI. Menurutku itu sangat cocok, kulitku hitam terpanggang matahari pasti cocok untuk geriliya saat malam hari, tidak perlu samaran tambahan, aku sudah bisa bersatu dengan alam. Kuputuskanlah untuk masuk ke sekolah TNI. Tapi sialnya aku tidak lulus hanya karena nilai tes ku tidak memenuhi syarat, dan tes praktek juga gagal total.


Akhirnya mengikuti jejak ayahku akhirnya kuputuskan untuk mewarisi posisinya sebagai satpam. Ya seperti kata orang kalau cita-citamu setinggi langit tidak bisa digapai, maka turunkanlah sedikit. Toh satpam tidak berbeda jauh dengan TNI, mereka sama-sama bertugas untuk menjaga keamanan. Yang satu skala negara, dan yang lain skala perusahaan. Jadilah aku satpam di sebuah universitas swasta ANDA.


Sebenarnya aku tidak terlalu suka sebutan satpam, rasanya terlalu konotasi rendahan, begitu juga dengan sebutan securiti, terlalu kebarat-baratan. Aku lebih suka dipanggil sebagai staff keamanan. Terdengar elegan, itupun kudapat setelah berdiskusi pada salah seorang mahasiswa jurusan elektro di universitas ANDA ini, seorang anak yang malas, yang selalu numpang isi air botolnya melalui galon air di pos tempatku berada.


"Hoamzz ! " Aku menguap, rasanya ngantuk sekali berjaga di dalam pos. Tiap hari kerjanya hanya duduk, terus berkeliling dan memperingati anak-anak yang bandel seperti buang sampah sembarang atau pelanggaran-pelanggaran minor lainnya.


"Hei Bond, jaga yang benar," Kata seseorang dengan suara berat. Suara yang selalu kudengar jika sedang menguap. Suara itu milik Pak Jamal kepala staff keamanan gedung tempat aku berjaga. Ah biar kujelaskan dulu, universitas ANDA ini punya 4 gedung utama, dan 5 gedung tambahan yang ukurannya jauh lebih kecil. Setiap gedung masing-masing mempunyai kepala staff keamanan dan beberapa pos keamanan terbagi menurut jurusan dan banyaknya siswa di jurusan tersebut. Dan aku sendiri berada di jurusan elektro.

"Pak kepala santai sedikitlah, lagian situasi aman terkendaliku," Kilahku cepat.

"Dasar kamu Bond selalu saja santai, hmm kamu mau ini?" Pak Jamal menawarkan segelas kopi yang barusan dia buat, aku melambai menolak tawarannya.

"Ada baiknya kamu minum juga, ini aku buatkan ya biar kamu ga ngantuk," Desak Pak Jamal langsung membuat gelas kedua tanpa menghiraukan penolakanku. Ya harusnya aku tahu kalau pendapatku tidak akan berguna kalau pakJamal ingin melakukan hal itu.

"Hari-hari sangat membosankan Pak Jamal, tidak ada kasus besar. Ya itu bagus sih, tapi sekali-kali aku ingin menghadapi kasus pencurian atau kasus-kasus lainnya," Keluhku.

"Nih," Kata Pak Jamal memberikan gelas milikku yang berisi kopi kental, "Hus! kamu itu, pencurian memang tidak ada, tapi sebenarnya kampus ini sedang menghadapi suatu masalah besar," Lanjut pak Jamal.


Mataku terbelalak, hampir 2 tahun aku bekerja disini tidak pernah keluar kata-kata masalah besar oleh pak Jamal, artinya ini benar-benar besar.

Terry And Pren seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang