Kelompok Belajar

488 34 0
                                    

Ruang kelas bercat putih dengan kombinasi warna biru muda di beberapa sudutnya itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu, hanya menyisakan empat siswi yang sedang mengemasi peralatan tulis mereka di meja masing-masing.

"Untung masih awal, ya. Kalo udah kenal dekat, pasti mereka udah gue buang ke lantai dasar." Geram Karin sambil mendengkus kesal.

Resti, teman sebangku Karin yang baru saja menutup reseleting ransel miliknya pelan-pelan menoleh dan mendongak, melemparkan tatapan penuh tanda tanya kepada Karin yang berbicara sendiri sambil memukul-mukul angin.

"Lo gapapa, kan?"

Pertanyaan Resti berhasil membuat Karin menghentikan aksinya. Gadis itu tersenyum kikuk, apalagi ketika mendapati yang lainnya ikut menoleh, bahkan ada yang sampai melongo melihat kelakuannya.

"Gapapa, kok. Gue emang suka ngomong sendiri kaya tadi." Terang Karin seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Terdengar Resti dan Sella tertawa pelan, sedangkan Luna tersenyum geli sembari menggelengkan kepala.

"Bentar, gue mau bikin ancaman buat mereka di grup kelompok," ujar Sella sembari mengetikkan sesuatu di layar ponsel.

Karin mengangguk antusias, mengiyakan ucapan gadis yang baru saja menjadi teman sekelasnya sejak seminggu yang lalu itu.

"Terus laporannya gimana?" tanya Luna dengan nada putus asa. Gadis itu merasa lelah menghadapi empat anggota kelompoknya yang tidak ikut mengerjakan tugas karena mengikuti eskul masing-masing.

"Kan udah kita kerjain sebisanya, Lun. Sisanya biar diurus sama mereka." Pungkas Resti sembari mengacungkan sebuah flashdisk berwarna hitam.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, keempat siswi itu akhirnya keluar dari ruang kelas bersama-sama.

Mendadak, Karin menghentikan langkahnya dan langsung mengecek ponsel.

Sella yang kebetulan berada di samping gadis itu refleks mengikuti, bertanya penasaran, "Dari grup kelompok bukan?"

"Dari guru bimbel. Tadi gue sama Luna ijin telat gara-gara ada tugas kelompok." Jawab Karin seraya kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku rok.

"Masih ada waktu setengah jam buat ikut kelas sore. Ke kantin dulu, yuk!" ajak Luna penuh semangat.

"Kalo jam segini biasanya kantin udah tutup nggak, sih? Mending langsung ke pertokoan samping sekolah aja."

Saran dari Sella langsung disetujui oleh yang lain. Gadis berponi rata itu mengangguk riang karena didukung, lalu berjalan lebih dulu menuju tangga yang akan membawa mereka menuju lantai dasar.

"Ya Tuhan! Bilang dong kalo mau datang!" seru Sella spontan dan langsung memundurkan langkah.

Di hadapan mereka sekarang, muncul seorang siswa berwajah tegas, disusul oleh tiga siswa lain di belakangnya.

Bintang, cowok yang diomeli Sella tadi hanya berdecih kecil, lalu berjalan menepi agar tidak menabrak rombongan gadis di depannya.

"Kok pada bubar, tugasnya gimana?"

Surya yang ada di belakang Bintang kini langsung bertanya ke inti masalah.

"Telat. Nama kalian uudah kami coret dari anggota kelompok!" omel Sella lagi dengan suara yang sengaja dikeraskan.

EphimeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang