Susur Sungai

131 15 0
                                    

"Eh ini gimana ini?" teriak Sella panik karena bannya mau menabrak stalakmit yang ada di dekatnya. Batuan berbentuk lancip itu mengarah ke atas, berjarak dua meter dari Sella. Karin di sebelahnya ikut berseru, mencoba menarik ban Sella agar tidak menabraknya.

Beruntungnya, pemandu wisata dengan sigap berenang cepat dan berhasil mengarahkan ban Sella agar menghindar dari bebatuan itu.

Resti mendongakkan kepalanya, mengamati dinding gua yang tidak beraturan. Ia melihat ada beberapa kelelawar yang terbang.

"Sekarang kita memasuki zona gelap. Di langit-langit gua, kita bisa melihat ada banyak kelelawar."

Yang lain mulai mendongak dan mengamati langit-langit gua yang menampilkan banyak kelelawar. Ada yang terbang, ada yang bergelantungan. Suara hewan nokturnal itu memenuhi gua, tetapi tidak membuat mereka terasa terganggu.

Bintang yang memimpin paling depan mulai melihat cahaya dari kejauhan. Ban yang ia tumpangi perlahan berlayar mendekati cahaya itu. Semakin lama cahaya itu semakin besar, hingga akhirnya ia keluar dari gua.

Pemandu wisata tadi berenang mendekati Bintang, mengarahkan ban milik Bintang agar melingkar, diikuti oleh ban-ban yang lain. Terakhir, Fero memegang tali yang ada di ban milik Bintang, dan Bintang pun melakukan hal yang sama.

Mereka semua membentuk formasi melingkar. Sesuai dengan panduan dari bapak tadi, mereka bersama-sama mengepakkan kaki mereka ke dalam sungai. Menciptakan cipratan air yang besar.

"Fero pelan-pelan!"

"Aduh airnya masuk ke mata gue!"

"Sorry, Rin. Tapi ini seru!"

"Bentar bentar sandal gue mau lepas,"

"Benerin dulu. Talinya nggak gue lepas kok,"

"Mas, mbak, liat sini!"

Karin menyipitkan mata dan mendongak ke atas. Di atas sana ada fotografer yang mengarahkan kamera ke arah mereka.

"Bintang ihh tuh kan muka gue basah!"

"Mulut gue sampe kemasukan air!"

Surya yang tadi ikut mendongak jadi menoleh ke arah Karin. Bukannya kasihan, ia malah tertawa geli melihat Karin yang marah kepada Bintang. Yang dimarahi sama sekali tidak peduli, malah menendang-nendangkan kakinya ke air lebih keras lagi.

"Ayo mbak, mas, masih ada satu tempat wisata lagi yang harus dikunjungi."

Pemandu wisata mengingatkan. Dengan penuh tenaga laki-laki itu mendorong ban milik Bintang menjauh dari arus sungai dan menepi. Ada dua orang menunggu di sana. Satu di air untuk memegangi ban milik Bintang saat cowok itu akan naik ke atas, satunya lagi di atas, membantu Bintang turun dari ban.

"Setelah ini mau ke mana, Pak?" tanya Surya setelah ia turun dari ban miliknya.

"Susur sungai di sungai Oyo. Seru mas, arus sungainya deras."

Pria tadi memberikan penjelasan. Surya mengangguk paham, bergegas menyusul Bintang yang sudah menaiki tangga.

"Mas, bannya di bawa juga."

EphimeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang