Pagi Hari

121 17 1
                                    

Karin merasakan bahunya digoyang-goyangkan pelan. Ia membuka mata, melihat Luna sudah berada di sisi tempat tidurnya.

"Ikut jalan-jalan pagi, nggak?" tanya Luna setelah memastikan Karin benar-benar bangun.

Ia menoleh ke sisi tempat tidurnya, mendapati tempat tidur Resti sudah kosong tak ditempati oleh pemiliknya.

"Ke mana?" tanya Karin seraya bangun dari tempat tidur. Ia merapikan rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jari tangan.

"Ke pesawahan belakang villa. Ada sungai kecilnya juga." Jawab Luna sesuai dengan informasi yang diberikan Bintang tadi.

Pintu toilet terbuka, membuat keduanya menoleh dan melihat Resti keluar dari sana. Karin sempat melihat Sella yang masih meringkuk di balik selimut, tertidur pulas di tempat tidur sebelah.

"Sella ikut?" tanya Resti saat melewati tempat tidur Sella. Ia berjalan mendekat ke arah meja rias, menyisir rambutnya.

"Katanya sih gak mau, masih pengen tidur." Jawab Luna seadanya.

Karin beranjak dari tempat tidur, sedikit menyeret kakinya sendiri agar bisa segera mengambil baju ganti di lemari.

"Buruan ya, Rin. Yang lain udah nungguin!" perintah Resti kepada Karin. Gadis itu sudah berpindah ke lemari panjang, bermain dengan ponselnya.

"Kata siapa?"

Kini ganti Luna yang bertanya. Gadis itu sedang menyisir rambut panjangnya, mematut diri di depan cermin.

"Barusan Indra kasih kabar." Jawab Resti ringan.

"Udah baikan lo?"

"Baikan? Gue sama Indra kan gak berantem?" tanya Resti sambil mengerutkan dahinya.

Luna dan Karin ternganga kecil, tak percaya. Keduanya saling pandang karena mengingat kemarin di mobil Resti marah kepada Indra dan membuat suasana mobil menjadi canggung.

Karin akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu, bergegas masuk ke dalam toilet untuk bersiap-siap.

***

Tubuh Sella menggeliat pelan. Gadis itu terbangun dari tidurnya dan langsung menatap sekeliling. Ia diam beberapa saat, mengingat-ingat ke mana tiga teman sekamarnya.

Ia memutuskan untuk bangun dari posisi tidurnya dan berjalan ke toilet untuk mencuci muka. Gadis itu akhirnya ingat, kalau tadi Luna sempat membangunkannya. Mengajaknya untuk jalan-jalan pagi bersama yang lain namun ia menolak karena lebih memilih melanjutkan tidur.

Kini ia sendirian di kamar bercat putih itu. Menatap bosan ke arah layar ponselnya karena di sini susah sinyal. Ia memutuskan untuk keluar kamar, mengenakan kaos lengan panjang dan celana panjang beserta sandal bergambar unicorn kesukaannya.

Ia menatap sekeliling ruang keluarga dan tidak menemukan siapapun di sana. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk berjalan menuruni tangga yang terhubung dengan ruang keluarga bagian bawah.

Lagi-lagi, tidak ada siapapun.

Terdengar suara gaduh dari arah dapur, membuat Sella mengintip sekilas dan tersenyum lega saat melihat ada dua pembantu yang kemarin Sella temui sedang memasak. Mungkin untuk menyiapkan sarapan.

EphimeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang