Pernikahan Adat Jawa

169 14 0
                                    

●●●● PERHATIAN ●●●●

"Beberapa visualisasi seperti pakaian, properti, dan tahapan upacara pernikahan adat Jawa akan ditampilkan di bagian bawah cerita."

●●●●●●●●

Tepat pukul delapan pagi, acara dimulai. Aula yang letaknya di jantung sekolah itu sudah dipenuhi oleh para penonton dari kelas lain yang ingin menyaksikan acara pernikahan. Tak hanya para siswa, beberapa guru yang kebetulan sedang tidak ada jam untuk mengajar juga turut hadir, penasaran dengan penampilan kelas ini.

Semua sudah siap di posisinya masing-masing. Bu Ayu juga sudah duduk di bangkunya, siap untuk menonton dan memberikan penilaian.

Luna yang berdiri berdampingan di sebelah Resti mulai menyanyikan sebuah tembang Jawa klasik, sebagai tanda awal dimulainya acara.

Perlahan, Bintang yang berperan sebagai Gatot Kaca mulai berjalan dari pelaminan ke arah pengantin putri dan keluarganya yang ada di pintu utama. Si Gatot Kaca berjalan dengan sangat gagah, membuat para penonton termasuk Luna dan teman-teman sekelas langsung terhipnotis.

Lalu Resti memulai sambutannya menggunakan bahasa Jawa. Sebagai pranatacara atau MC, ia adalah pengendali acara ini dari awal hingga akhir.

Luna menoleh ke arah teman-temannya yang lain, ikut merasakan ketegangan mereka. Bagaimana tidak, jika salah satu dari mereka melakukan kekacauan, nilai UAS mereka-lah yang akan menjadi taruhannya.

Kini di tengah aula, sudah ada Karin yang berdiri di antara kedua orang tuanya, berjalan mengekori Bintang. Melihat kedua orang tua Karin - yang tak lain adalah ketua kelas dan wakilnya sendiri sedang memasang ekspresi menahan tawa, membuat Luna langsung menunduk agar tidak ikut tertawa saat itu juga.

"Lun, itu Surya datang!"

Tepukan di lengannya membuat Luna kembali mendongak, mengikuti arah pandang Resti.

Di tengah aula, Surya dan Karin tengah berhadapan. Luna langsung tersenyum ketika bertatapan dengan Fero yang berdiri di belakang Surya. Kekasihnya itu sedang berperan menjadi kerabat Surya, yang kini menjadi pengiring pengantin laki-laki.

Setelah kembang mayang laki-laki dan perempuan menukar janur mereka masing-masing, kini Surya dan Karin kompak maju selangkah, membuat jarak di antara keduanya semakin dekat. Surya mengulurkan tangan kanannya, membuat Karin memegang telapak tangan cowok itu lalu pelan-pelan menundukkan kepala dan menempatkan dahinya di telapak tangan Surya.

Alunan instrumen Jawa berjudul Kebo Giro mulai mengalun lembut, menambah kesakralan acara ini. Tak jauh dari tempat Luna duduk, tampak Indra sibuk dengan tugasnya. Mengatur instrumen dan semua hal tentang sound system.

"Aduh, gue gak bisa liat!" protes Sella ketika salah satu temannya yang bertugas menjadi fotografer acara tengah mengambil gambar di dekat sang pengantin.

Pandangan Luna kembali terfokus kepada pengantin tadi, tepat ketika sang fotografer sudah menyingkir.

Kini dilihatnya Karin kembali menegakkan tubuh, lalu berjalan memutari Surya sebanyak tiga kali, dan ditutup dengan keduanya yang bergandengan tangan. Siap melangkah menuju pelaminan bersama-sama.

"Oh My God..."

Resti menyandarkan kepalanya ke bahu Luna, terpesona dengan adegan itu. Luna sampai senyum-senyum sendiri menontonnya.

EphimeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang