⚠️ Kisah tentang obsesi Leano kepada seorang gadis manis bernama Annetha.
Leano Holland, pria pemaksa, kejam, otoriter dan tak suka dibantah. Sejak pertemuan pertamanya dengan Annetha, gadis cantik nan manis. Leano mengklaim jika Annetha adalah gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••
07. Helped by seniors
Rena gelisah tidak tenang menunggu Annetha yang tidak kunjung datang. Ujian sudah dimulai dua puluh menit yang lalu. Namun, tidak ada tanda-tanda gadis itu muncul.
"Duh, tuh anak kemana sih? Dari tadi gak kelihatan batang hidungnya." Gumam Rena berdecak. Ia tidak tenang menjawab soal ujian karena memikirkan Annetha.
Ujung pensil Rena mengetuk-ngetuk meja. Ia menghembuskan nafas gusar. Annetha benar-benar membuatnya tidak tenang. Mata Rena bahkan tidak pernah lepas melihat jam dinding. Waktu terus berjalan. Kalau begini terus Annetha tidak akan bisa mengikuti ujian.
"Maaf pak, saya telat."
Semua orang refleks menoleh ke arah pintu. Di sana ada Annetha yang berdiri dengan wajah ngos-ngosan. Nafasnya tersengal naik turun. Rambutnya juga sedikit berantakan.
Pak Agus bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri Annetha.
"Dari mana saja kamu? Kenapa baru datang?" Tanya pak Agus.
"Maaf pak, tadi ada sedikit masalah."
"Kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa? Ini sudah jam 08:30. Itu artinya kamu terlambat 30 menit Annetha!"
"Saya benar-benar minta maaf pak."
"Sayangnya kali ini saya tidak bisa memaafkan kesalahan kamu Annetha. Kamu tau bukan, aturan saya tidak boleh terlambat lebih dari 15 menit. Sementara kamu melebihi batas waktunya."
"Saya tau pak, tapi saya udah berusaha datang tepat waktu cuman tadi macet di jalan pak."
"Saya tidak peduli dengan alasan kamu Annetha. Itu salah kamu sendiri. Mengapa tidak berangkat lebih awal? Kamu tau hari ini jadwal saya. Harusnya kamu bisa datang lebih cepat sebelum saya masuk."
"Saya benar-benar minta maaf pak."
"Maaf Annetha. Bukan saya tidak ingin memaafkan kamu tapi kedisiplinan itu poin penting dalam penilaian saya. Maaf, tapi kamu tidak bisa masuk kelas saya hari ini." Tegas pak Agus.