11. Dinner

2K 106 66
                                    

Hello everyone i'm back yuhuuuuu 💋

Masih nungguin kan?

Absen dulu dong kalian tau cerita ini darimana?

Sebelum baca VOTE dulu ya

WARNING 17+ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN. TOXIC RELATIONSHIP AND KATA-KATA KASAR 

Yang masih bocil skip ya

___________________________________________

📌{HAPPY READING}📌

📌{HAPPY READING}📌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

11. Dinner

Bugh

Bugh

Bugh

Leano memukul samsak berkali-kali untuk melampiaskan amarahnya setelah membaca semua informasi tentang Annetha, emosinya meledak-ledak. Pantas saja, Annetha tidak mengingatnya. Rupanya gadis itu pernah mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawa ibunya. Oleh sebab itu kejiwaan Annetha sedikit terguncang.

"Huh huh huh." Deru nafas Leano menderu. Keringat membanjiri pelipisnya. Ia mengambil botol Aqua, lalu meneguknya sampai habis. Selanjutnya, Leano duduk di salah satu kursi yang tersedia.

"Arghhhhh, sial." Leano melempar botol Aqua tadi ke sembarang arah. Padahal dia sudah menanti pertemuannya dengan Annetha. Gadis kecil yang selalu dia rindukan. Tapi ternyata Annetha malah melupakannya.

"Dion!"

"Ada apa tuan muda?" Dion tampak ngos-ngosan. Nafasnya tersengal-sengal tak beraturan.

"Habis dari mana lo?"

"Maaf tuan muda tadi saya di panggil tuan, Alano."

"Ngapain?"

"Seperti biasa, tuan menanyakan kabar anda."

Leano memutar bola matanya jenuh, "Ck, sampai kapan daddy kayak gini? Gue capek hidup dalam pantauan terus!"

"Itu semua demi keselamatan anda tuan muda!"

"Diam!" Dion refleks menghindar. Hampir saja sebilah pisau mengenai lehernya. Tapi tiba-tiba terdengar suara jeritan tidak jauh dari tempat Leano melempar pisau.

Leano mengukir senyum licik, "Kita kedatangan tamu gak diundang."

"Hati-hati tuan muda." Dion pasang badan. Melindungi Leano dari depan. Melangkah dengan pelan. Ekor matanya memperhatikan dengan seksama.

"Gue hitung sampe tiga kalau gak keluar gue tembak!" Leano menarik pelatuk, siap untuk menembakkan timah panas itu kapanpun. Matanya menangkap bayangan samar seorang penyusup, menyelinap di antara bayang-bayang pohon besar.

LEANNETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang