About You

174 11 1
                                    

Hujan deras mengguyur kota Bogor sejak sore, disertai angin kencang dan guntur. Seorang gadis sedang bergelung di atas tempat tidurnya yang hangat dan empuk, menunggu hujan reda agar dirinya bisa keluar dari kurungan penuh peraturan ini, Rumahnya.

Zulaikha Yasmine Amalia namanya, saat Tk hingga Sekolah dasar dia di panggil dengan nama depannya Zulaikha, namun seiring berjalannya waktu saat sekolah menengah pertama namanya berganti menjadi Yasmine, lebih tepatnya karena ada temannya yang bernama sama juga memiliki panggilan yang sama dengannya, begitulah sejarah nama Yasmine.

Yasmine mematikan gadget yang tengah di mainkannya selama hampir tiga jam lebih itu, sebelum dia melirik jam di sampingnya yang menunjukkan pukul 00.02, apakah dia begadang lagi? bukan tapi itu sudah kebiasaannya, sebelum tidur dia selalu membaca buku berjam-jam atau menonton film atau bermain game di hpnya. Yasmine menghela nafas dan mematikan lampu tidurnya bersiap menyambut alam mimpi.

Bukannya menutup mata Yasmine malah bergelung gelisah ke kanan dan kekiri. Wajah lelaki itu terbayang di ingatan Yasmine, pertama kali dia bertemu juga pada saat hujan begini. Yasmine tersenyum kecil, lelaki itu tampan.

Kejadian itu belum lama sekali, sekitar tiga tahun lalu saat Yasmine hendak pulang dari sekolahnya setelah acara kelas yang penuh dengan main-main setelah mereka ulangan akhir tahun.

♡♡♡

Bel sekolah telah berbunyi menandakan sekolah telah usai. Hujan deras di depan sekolah Yasmine. memang pada saat itu sering sekali hujan, seperti saat ini, nasib orang yang tinggal di kota hujan memang begini. Yasmine mengobrak-abrik tasnya, rasanya dia membawa paying sebelum sekolah.

setelah sepuluh menit mengeluarkan semua isi tasnya yang mengakibatkan lantai kelas menjadi penuh barangnya, Yasmine menarik kesimpulan bahwa dia lupa membawa paying yang dia letakkan sebentar di atas ras sepatu saat mengambil sepatu sekolahnya pagi ini. Yasmine mengacak kerudungnya, yang dia pertahankan rapi sejak pagi itu langsung berantakkan.

"Ampun deh, kurangi dong pikunku ini." Yasmine, menggerutu sambil memasukkan kembali barang-barangnya.

Yasmine melirik jendela, berdua hujannya agar lumayan reda sehingga Yasmine bisa berlari hingga kerumahnya. Sekitar setengah jam Yasmine menunggu di halte yang sudah tak terpakai di depan sekolah sebelum seseorang menarik perhatiannya.

Yasmine melihat lelaki itu dari jauh, mungkin baru SMA. Tapi lelaki itu tidak memakai seragam dan malah memakai baju koko. Yasmine berpikiran mungkin habis dari masjid, memang sudah masuk waktu ashar.

"Hujan-hujan begini ke masjid, rajin amat." Gumam Yasmine. lelaki itu berusaha berlari sambil tidak terlalu mencipratkan air hujan yang menggenang di tanah, dia melindungi kepalanya agar tidak basah dengan sajadah.

Saat sampai di halte dia pun bernafas lega dan menepuk-nepuk baju koko panjangnya yang bewarna biru muda dari air hujan. Yasmine belum melihat wajahnya dengan jelas, karena sejak datang tadi lelaki itu hanya memunggungi Yasmine.

Yasmine terlonjak saat mendengar suara dering telepon. Bukan punyanya, melinkan punya lelaki itu.

Lelaki itu menoleh sedikit untuk mengambil HP yang ada di saku kanannya. Saat itu juga Yasmine merasakan waktu melambat, tertalu dramatis memang tapi kalau kalian ada di posisi Yasmine kalian pasti lebih memilih waktu berhenti saja dibandingkan melambat. Karena saat lelaki itu menoleh Yasmin melihat setengah wajah yang tampan, apalagi saat rambutnya yang tak sengaja terkibas.

Badan tinggi dan tegap, rahang tegas, hidung mancung, alis yang tebal dan tegas, mata yang indah. walau hanya dari tampak belakang dan samping Yasmine berasa sedang berada di tempat yang salah, tempat yang seharusnya hanya ada malaikat saja.

"Waalaikum salam." Suara berat itu menjawab panggilan telepon.

"Oh Abi, Iya hujan. Yusuf tunggu di halte yang gak terlalu jauh dengan gang TPA. Gak usah Bi, Yusuf bakal pulang saat hujan reda, di sini mulai redaan--iya, InsyaAllah Bi. Assalamualaikum."

Yasmine memegang dada kirinya tepat jantungnya berada, Gila Yasmine bisa gila kalau lama-lama di tempat ini, Tapi dia ingin berlama-lama. Yasmine berdua agar hujan tambah deras agar dia bisa lama-lama memandang lelaki tampan ini. Tapi nyatanya saat itu juga hujan mulai rintik-rintik kecil dan lelaki itu menjulurkan tangan.

Lalu dia menoleh ke arah Yasmine, matanya tidak menatap mata Yasmine, melainkan menatap dahi Yasmine.

Ingin sekali Yasmine berteriak saat itu juga, dari samping ganteng dari depan udah gak ngotak lagi. Yasmine berusaha mengatur nafasnya dan menhadapi lelaki itu. "Ya?"

"Pakai sajadah saya, lumayan buat nutup kepala sama tas kamu. Saya duluan, Assalamualaikum." Lelaki itupun berbalik dan berlari ke sebrang.

Sajadah bewarna hijau masih berada di tangan Yasmine, tatapan Yasmine masih menatap kearah yang sama sebelum lelaki itu pergi. "lucky." gumam Yasmine, menyadarkan dirinya dan menutup kepalanya dengan sajadah yang lelaki itu beri. Dan berjalan dengan tegas padahal kakinya sudah lemas.

♡♡♡

Sajadah hijau itu masih terlipat rapi di lemari Yasmine. Yasmine ingin sekali mengembalikkannya, semata-mata ingin melihat wajah tampan lelaki itu lagi.

Jujur Yasmine sudah bertemu dengan dia dua kali setelah kejadian pertemuan pertama itu. Tapi dia hanya melihatnya sekilas dan sekilas. Saat itu Yasmine juga tak membawa sajadahnya jadi tak bisa mengobrol dan mencari-cari alasan untuk dekat dengannya.

Yasmine menepuk-nepuk pipinya agar tak kelewat salting. Lelaki yang tinggi dan tampan itu gampang sekali di temukan, kalau di kerumunan, karena tak ada yang lebih bersinar menurut Yasmine dari pada dia.

"Kapan ya ketemu lagi... Yang kayak drama korea dong heheheh." Gumamnya lalu terlelap.

《《《《《《》》》》》》

Catatan penulis:

Hai,,, Soba disini. Mau kasih tahu kalau total word cerita tadi itu 828-an. Soba bakal usahain buat 1000 word tiap chapnya. Tunggu terus Chap selanjutnya yaaa. SPOILER untuk Chap selanjutnya adalah pertemuan kedua Yasmine dan Yusuf. STAY TUNED AND HAPPY READING, READERS SEMUA!!!

Yusuf & ZulaikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang