(Back to Brian pov)
Sampailah kami disebuah taman yang letaknya tak jauh dari kampus. Menurut Egi, pria itu mengajak nya bertemu disini. Gimana perasaan ku sekarang? Jujur kesel banget!. Walau sebelumnya aku udah denger ceritanya dari bang Jevan, tapi setelah denger langsung dari Egi, ingin sekali aku langsung memukul wajahnya begitu bertemu dengan pria itu nanti.
"Gue kenapa harus jauhan gini sih ama Egi, hemmmm", keluhku.
Bagaimana tidak, saat ini aku duduk beberapa meter dari posisi Egi. Dia memintaku untuk menunggunya disini, kata Egi gak enak kalau mantan pacarnya yang brengsek itu ngerasa sungkan karena Egi bawa cowok lain. Dasar Egi nya aja yang terlalu baik, sudah dikecewain sama cowok kayak gitu, tapi masih mikirin perasaannya.
Tak butuh waktu lama, pria itu datang.
"Tunggu, dia bawa cewek? Brengsek!"
Ya, pria itu datang bersama wanita lain disaat bertemu Egi. Apa-apaan itu?
Aku mencoba mendekatkan jarak ku pada mereka, agar bisa mendengar isi percakapannya.
"Hai Gi, udah lama?", Tanyanya.
"Eng-engga, baru aja. Ayo duduk", kata Egi.
Dan merekapun duduk berdua, sementara wanita yang bersama pria itu tadi pergi entah kemana. Apa yang kurasain? Panas euyyy !
"Kamu apa kabar?", Tanya pria itu lagi. Dasar basa-basi busuk.
"Baik, ka-kamu gimana?"
"Yah, beginilah. Oh ya, aku denger-denger, kamu buta ya sekarang?"
Egi gak menjawab, ia hanya menundukkan pandangannya.
"Ke-kenapa kamu gak nolongin aku wa-waktu itu?", Tanya Egi yang membuat pria itu kebingungan.
"O-oh itu. Ma-maaf Gi, bukannya aku gak mau nolongin. Asal kamu tau, aku tuh takut ama darah. Deket-deket aja bikin pusing. Da-dan juga sudah banyak yang nolongin kamu, bawa kamu ke rumah sakit, dan ju-...."
"Kenapa kamu bilang gak kenal aku?", Skak Egi.
"I-itu... Kamu denger? A-aku bisa jelasin Gi"
"Jelasin apa? Seandainya kamu waktu itu langsung nolongin aku, aku gak.... Gak akan... Sampe buta kayak gini.. hiks", kata Egi yang sudah menangis.
"Kok kamu nangis sih? Ini bukan salah aku ya! Semua udah takdir Tuhan. Lagian aku gak mau ikut terlibat masalah polisi. Coba dulu aku bilang kenal kamu, terus aku dibawa ke kantor polisi buat minta keterangan, prosesnya bakal lama. Sementara kamu tau kan waktu itu aku udah mau wisuda. Kamu harusnya ngerti!"
Mendengar ucapan dari pria itu, Egi semakin menangis
"Aku datang kesini, mau tanggung jawab atas kejadian itu. Aku denger kamu mau operasi ya? Kamu butuh berapa? Aku kasi sekarang. Masalah selesai bukan? Kita bisa bahagia dengan hidup kita masing-masing"
"Wait, what?! Gak salah tuh cowok bilang kayak gitu?!", Batinku sambil memantau mereka.
"A-aku gak butuh uangmu! Aku cuma mau kamu ada disaat sulitku dulu!", Bentak Egi sambil menangis.
"Kenapa jadi lo bentak gue Gi? Lo gak butuh duit? Gak usah munafik kamu! Aku tau biaya operasi itu mahal, aku udah baik mau tanggung jawab. Dasar cewek buta!"
"Blamm!!"
Sebuah pukulan keras, mendarat ke wajah pria itu.
"I-ian?", Tanya Egi.
"Siapa lo? Dateng-dateng langsung ninju gue!", Tanya pria itu.
Ya, aku memukulnya cukup keras. Aku gak tahan ngeliat Egi dihina seperti itu.
"Lo yang apa-apaan? Pantes lo ngomong kayak gitu ke Egi?", Kataku.
"Lo gak usah ikut campur, ini urusan gue ama Egi".
"Urusan Egi, urusan gue juga!"
"Memang lo siapanya Egi?"
Damn! Pertanyaan yang gak bisa kujawab. Benar juga, memang aku siapanya Egi? Apa pantas aku ikut campur seperti ini? Apa ini membuat Egi gak nyaman? Kenapa tak terpikirkan olehku?
"Sayang, pipi kamu kenapa? Kamu dipukul siapa?", Datang seorang wanita yang bersama pria itu tadi. Apakah itu kekasih barunya?
"Gak apa-apa. Yaudah, kita pergi dari sini. Oh ya Gi, inget perkataan gue. Gue udah mau tanggung jawab, tapi lo yang gak mau. Kalo gitu, mulai sekarang kita udah gak ada hubungan apa-apa. Moga operasi kamu lancar, aku pergi", pamit pria itu yang dengan tidak tau dirinya pergi bersama wanita lain. Meninggalkan Egi yang sudah menangis sejadi-jadinya.
"Gi... Kamu....", Ucapanku terpotong begitu Egi memelukku.
"Ian... Huaaaa aaaaaa hiks... Hiks...", Bahkan Egi begitu sulit bicara. Ia terlalu syok dengan apa yang baru saja terjadi.
"Iya Gi, aku disini", kataku sambil mengelus-elus rambutnya dalam pelukanku. Aku tau, yang saat ini Egi butuhkan hanya tempat bersandar. Dan aku selalu siap untuk hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page ( Young K x Seulgi )
Fiksi Penggemar"Lo tau Gi? Hanya karena dimata lo dunia ini gelap, bukan berarti lo gak bisa melihat indahnya cahaya diluar sana. Masih ada hati lo, dan gue yang siap nunjukkin itu semua buat lo" Cast: -Young K DAY6 -Seulgi Red Velvet ------------------- Note: Ce...