part 14

4.4K 330 7
                                    

tolong ini mah kalo aku salah omelin aja🤭 eh btw vote komen sama follow yaaaa jangan jadi sider. jadi sider tak kemplang palanya

Jeno berjalan menuju ruangannya "pak Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno berjalan menuju ruangannya "pak Jeno... ini berkas buat nanti meeting" ujar Karina

"oh ya Kar"

"ya pak? bapak mau ngomong sesuatu ya sama saya?" Ujar Karina penuh harap. "Bukan"

Jeno melihat sekeliling dirinya. Ia mendapatkan tatapan aneh dari karyawan. Ia tahu jika ia berdekatan dengan Karina akan ada gosip yang tidak mengenakan "ini hari terakhir kamu kerja di sini"

"maksud bapak?"

"saya mecat kamu"

"loh kok?! PAK GA BISA GITU DONG!" Karian menarik lengan Jeno "lepasin saya Rin. Gara gara kamu saya jadi kehilangan dua dunia saya" ujar Jeno

"YA BAPAK MIKIR BAPAK YANG DULUAN NGEDEKETIN SAYA"

"Sejak kapan? bukannya kamu ya yang selalu nyari perhatian ke saya? bahkan mempengaruhi saya yang enggak enggak?" Jeno menaikan satu alisnya

"GILA LU GARA GARA JAEMIN COWO ITU YANG NYATANYA GAK BISA NGASIH LU APA AP—"

PLAK!

"jaga omongan kamu soal Jaemin" Ucap Jeno sembari menampar pipi Karina

"saya masih sabar sama kamu ya! Nama kamu juga udah buruk di MG grup! Dongpyo, tolong bilang ke semua patner perusahaan untuk memblack list Karina. beritahu semuanya wanita ini tidak pantas kerja di perusahaan mereka"

"JENO SIALAN!"

"panggil satpam sekalian."

"baik pak"






Jeno memberanikan diri untuk bertemu Jaemin di kediaman Yuta. Nyalinya sudah ia kuatkan. Tak apa jika ia di tampar bahkan di bunuh oleh Yuta asalkan ia bisa berbicara baik baik dengan Jaemin.

"Bisa yok bisa" Jeno menarik nafas panjang

ding dong

Seseorang membukakan pintu rumah yang Jeno tekan belnya "Eh Jeno, ada apa ke sini?" tanya seseorang itu

"anu buna Winwin... ayah Yuta ada?" tany Jeno sedikit gugup

"ada lagi di ruang tengah. Mau ngobrol sama Jaemin yah?" Tanya Winwin yang di balas anggukan sama Jeno "izin dulu ya omongin baik baik sama ayah Yuta nanti kalo ada apa apa buna bantu kok"

Winwin menghantarkan Jeno masuk kedalam rumah "siapa bu—Jeno? ngapain kamu ke sini?" ketus Yuta

"saya mau bicara baik baik dengan ayah Yuta"

"ayah ayah... saya bukan ayah kamu" Ujar Yuta "saya mau ngejelasin prihal masalah kemarin"

Yuta menaikan satu alisnya memberikan tatapan tajam kepada Jeno "ngapain? mau ngejelasin kamu khilaf? terus keterusan dan gak sengaja buat salah sama  Jaemin? sudah basi Januar"

Jeno menggeleng kepalanya "bukan itu"

"biarin Jeno ngejelasin dulu yah, Siapa tau dia ada yang di sampaikan yang belum kamu dengar" bela Winwin

"ngapain? toh udah jela—"

"ayah" Winwin memberikan senyum mematikan yang berhasil membuat Yuta tunduk "baiklah"

Jeno duduk di hadapan Yuta "saya di sini mau meminta maaf karna telah menyakiti Jaemin. maaf saya juga ingkar Janji saya dulu. Tapi saya di sini mau buktiin lagi ke kalian saya bisa membuat kalian percaya lagi sama saya teruntama Jaemin. Sejujurnya saya kemarin main di belakang Jaemin karna saya merasa bosan. Saya tau itu salah dan sangat fatal kesalahan saya. Saya juga tidak tahu kapan melamar Jaemin karna Jaemin selalu menunda nunda. Dan saya tahu bahwasannya ia ingin di lamar secara tiba tiba—"

"—saya sudah menyiapkan Cincin ini dari lama" Jeno mengeluarkan kotak beludru berwarna merah itu "Demi tuhan saya beli ini sudah lama saat kami lulus niatnya saya mau melamar Jaemin saat itu tapi saya di cegat karna alasan ia harus selesai koas. Saya turuti itu tapi saat Jaemin mau menyelsaikan koasnya tiba tiba dipikiran saya ntah kenapa saya seperti di permainkan oleh Jaemin dan tidka di beri kepastian oleh Jaemin—"

"—alhasil saya memtuskan untuk mencari kesenangan saya sendiri lagi. Saya tahu itu salah sekali seperti yang saya bilang tadi. Tapi saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri bahwa mau sejauh apapun saya mencari dan berada di samping seseorang pikiran dan hati saya kembali lagi bersama Jaemin"

Yuta menyilangkan dadanya "balik ke Jaemin? kamu pikir anak saya apa?"

"saya tahu saya salam om Yuta. Karna di saat itu Jaemin lebih memperhatikan anak anak. Saya juga egois saat itu dan ga mikir kedepannya gimana. Saya gamau menyalahkan Jaemin seluruh kesalahan ini berada di diri saya. Sekali lagi saya hanya mau minta maaf kepada kalian karna telah menyakiti anak kalian. "

Jaemin mendengarkan apa yang dikatakan oleh Jeno dari lantai atas. "saya sih tergantung Jaemin. Kalo dari saya sendiri sudah pasti kamu saya tolak Jeno. Namanua nyari penyakit buat anak sendiri" ujar Yuta

"iya saya tau om... maaf sekali lagi. Saya boleh ketemu Jaemin?" tanya Jeno

"temui dia di atas"

Mata Jeno berbinar tak percaya "om serius?"

"ya kalo di tolak kamu tinggal pulang"

"ya kalo di tolak kamu tinggal pulang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AFTER MEET JANUAR (NOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang