[ PART DI HAPUS, LENGKAP DI KARYAKARSA]
Sekuel of Overshadow | 18+
Mature Content
Sebagai sahabat dari salah satu putra keluarga kaya di San Francisco, Love diam-diam menyimpan perasaan pada Leo. Pria elit yang jelas sulit ia gapai. Tampan. Mapan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo. Overnight Update! Siapa yang nungguin? Maaf ya lama. 🤭 Yuk. Ramaikan part ini dan pencet bintangnya. Maacih.
•••
Playlist : Katy Perry - Harleysin Hawaii
•••
Pagi menyapa hangat. Seperti biasa, Love duduk di meja makan. Menikmati secangkir susu dengan roti tawar tanpa isi. Kering. Kurang berasa.
"Maaf, mom hanya bisa membuat kan mu itu. Persediaan makan kita menipis." Claudia mencebik. Menatap bulat.
"It's okay, Mom. Yang penting kenyang." Love tersenyum. Memangkas sudut roti dengan giginya. Menekan masuk hingga tenggorokan. Langsung, menenggak minuman hingga tandas. Claudia menarik napas. Mengusap rambut Love hingga batas pinggul. Panjang. Lurus.
"Kau anak yang baik. Salahnya, kau memiliki orang tua seperti kami."
Love terdiam. Menelan kasar ludahnya. Pulas, ia melempar senyum. Tampak canggung. "Aku harus pergi. Jika tidak, aku bisa absen di mata kuliah pertama."
"Ya. Pergilah. Selagi dad mu belum pulang. Dia pasti mabuk dan tertidur di satu tempat. Jangan sampai dia merusak hari mu lagi seperti kemarin." Claudia beringsut bangkit. Mengikuti Love. Tanpa sadar, mengingat kejadian tiga hari lalu. Sedikit, luka di tubuh Love berangsur membaik. Menyisakan lebam.
Love bergegas. Meraih totebag berwarna ungu dengan banyak saku. Menggendongnya di bahu dan lekas pergi. Menjauh setelah pamit. Terus, langkah kakinya beranjak menuju keluar. Meninggalkan rumah mungil dengan halaman kecil. Akan tetapi mendadak saja, langkah kaki Love terhenti. Menatap sosok pria dengan tubuh tinggi. Meringkuk duduk, seperti menunggu. Tepat didepan kap mobil. Tidak begitu jauh, sekitar tiga meter darinya.
"Kak Lion, kenapa kau di sini?" Love melempar tanya bergegas mendekat, begitu pria itupun turut melangkah. Tersenyum ramah.
"Kau mau berangkat ke kampus?"
"Ya. Aku ada kelas pagi dan...."
"Biar ku antar." Lion menyela, cepat. Memasang wajah datar. Seratus persen gugup. Love tersenyum, lebar. Melirik ke dalam mobil. Menemukan Liam di dalam sana, duduk di bagian belakang. Turut melambaikan tangan.
"Cepat masuk. Aku gerah di dalam!" Liam berteriak. Sedikit membuka celah kaca.
"Ayo!" lagi. Lion menawarkan. Tegas menatap tanpa berkedip.
