[ PART DI HAPUS, LENGKAP DI KARYAKARSA]
Sekuel of Overshadow | 18+
Mature Content
Sebagai sahabat dari salah satu putra keluarga kaya di San Francisco, Love diam-diam menyimpan perasaan pada Leo. Pria elit yang jelas sulit ia gapai. Tampan. Mapan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hola. Kang Ngamen Update. Makasih, buat yang masih nungguin Update-an nya. 🥰
Happy reading. Semoga suka.
•••
Playlist : This could be us - RaeSremmurd
****
"I'm sorry!" Liam menyergah. Tepat, begitu Love menghentakkan kaki keluar mansion.
"Kau tidak perlu minta maaf. Aku tahu, itu bukan hal yang di sengaja," cerca Love, dengan menghela napas.
"Kau tidak marah?"
"Marah? Padamu? Ayolah, Liam. Sudah pernah ku katakan, bahwa tidak ada satu hal pun yang bisa aku lakukan, untuk membalas kebaikanmu," jelas Love. Menarik tali ransel di pinggir pinggulnya.
"Aku menempatkan mu dalam jebakan anjing gila," keluh Liam. Mengusap kening. Dengan cepat, Love tersenyum. Melepas tawa, berat.
"Sungguh, jika dia melakukan sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Kau bisa meninjunya. Kau masih ingat yang aku ajarkan untuk membela diri, 'kan?"
"Kau yakin aku boleh menggunakan ini dan memukulnya?" tanya Love. Menggenggam salah satu tangan cukup erat. Terlihat yakin.
"Sangat yakin! Asalkan pukulan mu tepat." Liam menegaskan. Memegang genggaman Love.
"Okay!" sambut Love. Tertawa bersama Liam.
"Oh ya, bagaimana obrolan mu bersama Lion? Apa dia sudah mengatakan sesuatu?" sentak Liam. Kini merubah topik, dengan pertanyaan mengusik.
"Mengatakan sesuatu? Sepertinya, hanya percakapan biasa," aku Love.
"Dasar lambat," keluh Liam. Pelan.
"Memang kenapa? Ada masalah?" tanya Love. Serius.
"Tidak. Jangan di pikirkan. Ya sudah, aku antar kau pulang. Jika Leo menghubungi, kabari aku!"
***
"Aku ingin nomor ponsel dan alamat lengkap Love!" mendadak. Leo menginterupsi. Menyerahkan ponsel canggihnya ke arah Liam. Sontak, pemuda itu mengangkat pandangan. Meneliti raut wajah Leo.
"Aku tidak salah dengar, 'kan?" Liam mencebik. Menaruh salah satu tangan di lutut. Siap, mengemasi beberapa barang yang semula ingin ia masukkan ke dalam ransel.
