[ PART DI HAPUS, LENGKAP DI KARYAKARSA]
Sekuel of Overshadow | 18+
Mature Content
Sebagai sahabat dari salah satu putra keluarga kaya di San Francisco, Love diam-diam menyimpan perasaan pada Leo. Pria elit yang jelas sulit ia gapai. Tampan. Mapan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo, Kang Ngamen UPDATE, nih Gaes. Kasih jejak yang rameeyaa buat part ini.
Typo tandain aja. Biar aku bisa benerin.
Happy reading. Semoga suka.
•••
Playlist : Avril Lavigne - Birdie
_____
Lion termanggu sendiri. Menatap langit malam lewat balkon kamar. Sekilas, ia berpaling. Memerhatikan kilau cincin berlian yang hari ini dibelinya. Cantik, dengan potongan simbol Love, sesuai untuk nama gadis yang akan ia lamar. Perlahan, Lion menarik napas, menebar senyum sumringah.
"Kau pasti sedang memikirkan Love, 'kan? sebuah suara mengusik. Masuk tanpa tanda. Membuat Lion terkejut, sontak pria dengan rambut hitam pekat dan ikal itupun menoleh, menemukan wajah adiknya terkekeh lebar.
"Dasar berengsek!" kecam Lion, melempar kaleng kosong ke arah Liam. Pria itu mendekat, mengatur posisi duduk. Menarik camilan milik Lion tanpa permisi.
"Bagaimana makan siang mu tadi?" tanya Lion. Membakar sebatang rokok yang tergeletak sejak awal.
"Kurang lancar. Padahal, aku ingin memancing Love untuk menanyakan mu, tapi kakak mu yang gila itu mendadak muncul," celetuk Liam. Memutar bola mata.
"Leo?" kekeh Lion.
"Kau punya kakak yang lain?" celetuk Liam, dengan mata membola.
"Lalu, apa yang dilakukannya?" tanya Lion, memperdalam percakapan.
"Dia dan wanita semangka itu duduk di mejaku dan terus menggoda calon istrimu," jelas Liam. Merenggut kaleng minuman yang baru saja di buka Lion. "Jujur saja, kau harus waspada. Jika kau menikah bersama Love, bawa dia keluar dari sini."
"Mungkin, Leo juga menyukai Love," lontar Lion. Menghisap ujung rokok miliknya lebih keras. Liam tersentak, batuk seketika.
"Jangan berkata konyol. Kau dulu tidak percaya saat aku mengatakan itu," tunjuk Liam.
"Aku tidak peduli, dia suka atau tidak. Tapi yang jelas, aku akan mengusahakan Love. Apapun risikonya." Lion mempertegas bagiannya. Berkata penuh keyakinan.
"Jadi, kapan kau akan memberikan cincin itu pada Love?" tunjuk Liam, mulai memperhatikan cincin yang sejak awal menjadi perhatiannya. Sejenak, Liam mendiamkan diri. Meraih benda mahal itu dan mengusapnya lembut.