Overnight | 04 • Requirement

3.1K 611 494
                                    

Hola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola. Kang Ngamen UPDATE!
Semingu sudah, pada kangen + Nungguin gak Nih? 🤭

Ayuklah, Komen yang rame dan pencet Vote nya. Jangan cuma di liatin.

Semoga suka. Happy Reading.

•••

Playlist :
Imagine Dragons - Radioactive

__________

Pucat pasi. Love membungkus tubuh dengan kedua tangan. Menyilang rapat. Dalam hitungan detik, Love merasa dingin. Bergetar. Cemas. Menatap tinggi, langsung ke arah pria yang tengah berdiri santai. Tegap dengan senyum picik.

"Sepertinya, aku mengganggu tidurmu," celetuk Leo. Berjalan mendekat. Sempat menaruh champagne pada kabin wastafel.

Love bungkam. Enggan bersuara. Melirik ke arah tatanan bathrobe serta handuk. Jauh. Terasa sulit di jangkau.

"Kau telanjang?" tanya Leo. Kilat menurunkan pandang. Tajam. Seperti menyelami dasar busa sabun.

"Ya. Karena itu, aku ingin minta bantuan agar kau mau mengambilkan bathrobe," jelas Love memaparkan. Penuh permintaan.

"Kenapa tidak ambil sendiri? Kau malu jika aku melihat tubuh kurus mu itu?" kekeh Leo. Duduk bersandar pada tepian wastafel. Membuka botol champagne, lalu menenggak sigap.

"Kalau begitu, bukankah sebaiknya kau keluar, Kak? Tidak baik, berada di kamar gadis seperti ini." Love bergetar. Bersikeras bicara, demi mengusir rasa gugup. Leo membuatnya takut. Senyum smirk pria itu memperlihatkan dosa. Penuh ancaman.

"Kau berdebar karena berada di dekatku, atau kau memang merasa bahwa posisi kita seperti ini memang tidak benar?" sekali lagi, Leo terkekeh. Kini memindahkan tubuh di tepi bathup. Love meneguk ludah. Bertambah canggung.

"Kak ..."

"Aku akan keluar tapi dengan satu syarat."

"Apa?" tanya Love ragu. Menemukan celah kesempatan. Leo menarik napas. Diam meneliti celah air. Mungkin, di benaknya ia berpikir, bisa melihat sedikit saja bagian tubuh gadis tersebut. Mesum.

"Bagaimana kalau kita berciuman?" ajak Leo. Langsung, membuat Love membeku. Sedikit menegakkan kepala dan memindahkan posisi tangan. Menaruh pada bathup dan meremas. Kuat.

"Hanya ciuman, 'kan?"

"Kau mau lebih?" tatap Leo, dengan salah satu alis terangkat. Kilat mengedip. Turun menuju dada Love yang membusung. Dan, di saat yang tepat itu pula, mereka mendengar seseorang mengetuk pintu. Berat namun pasti.

OvernightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang