Chimon merajuk 5. ( 6 )

2 2 0
                                    

‼️BOY LOVE‼️
🔹🔸🔹🔸🔹
Ohm X Nanon
🔸🔹🔸🔹🔸

Pukul 18: 24 Nanon baru kembali saat terakhir kalinya ia meminta izin pada Ohm, meninggalkan rumah di siang hari, senyuman Chimon nampak mengembang sendari dari membuat Nanon tersenyum, putranya sudah kembali.

"Chi, udah ini langsung mandi, udah mandi bawa tugasnya ke kamar Milly ya, nanti biar Asena sama nong Love Milly yang jaga, kamu kerjain proyek nya sama Dibby." Suruh Nanon, setelah turun dari mobilnya.

"Baik Mill, terimakasih untuk hari ini. Jangan lupa berikan ini pada nong Love bilang padanya untuk menemui ku sebelum tidur Mill." Ujar Chimon, dan langsung berlari meninggalkan Nanon, dengan senyuman hangat nya.

"Tak terasa, Chi semakin besar dan mengetahui banyak hal. Terimakasih Chi sudah menjadi awal mula kebahagiaan yang sesungguhnya untuk Milly." Gumam Nanon, lalu melangkah kan kakinya.

.
.
.
.

"CHIMON RUANGWIWAT CHITTSAWANGDEE BERHENTI!!!!" Suara Ohm, menggema membuat Chimon menutup telinganya dan berjongkok di salah satu anak tangga.

Bruk....

Dugh......

Suara beberapa barang yang jatuh dari genggaman Nanon, dan suara benturan lutut dengan kaki meja. Namun, masih ia paksakan berlari meski sedikit ngilu, ketika mendengar Ohm, berteriak pada putranya. Nanon secepat mungkin berlari menaiki tangga dimana sang putra terduduk sambil terisak.
Di pelukannya tubuh kecil Chimon, dan memberikannya beberapa bisikan yang sama untuk menenangkan nya . ' Tenag sayang, ada Milly.'

"Paw, apa yang udah kamu lakukuin sadar gak sih? Kamu ngebentak Chi untuk pertama kalinya, kamu bentak dia anak aku, buah pertama dari cinta kita, kamu kenapa sih Paw hah?" Teriak Nanon sambil memelukku Chimon, karena begitu khawatir melihat putranya yang begitu bergemetar.

"Sayang, dia udah lupain sopan santunnya, dia mengabaiin aku ketika aku nanya sama dia, apa aku salah?."sahut Ohm tak kalah berteriak, membuat Chimon semakin sesenggukan.

"Aku tunggu kamu di kamar Paw." Ujarnya, menatap tajam kearah Ohm, sambil menggendong Chimon untuk mengantarkan sang putra ke kamarnya. Meninggalkan Ohm yang emosi dan Asena tetap pada posisi duduk nya.

.
.
.

"Stttt, udah ya sayang. Biar Milly yang bicara sama Dibby. Chi bobo ya, pasti capek." Ucap Nanon, sedangkan Chimon langsung memunggunginya.
Nanon dengan segera kelaut dari kamar Chimon untuk meluruskan masalahnya.

.
.
.

"Kamu gila Ohm? Kamu bentak anak aku! Untuk pertama kaliny. kamu bentak Chi kayak gitu hiks...hiks... maksud kamu apa hah hiks.....hiks.... kamu tega lukain Chi kayak gini hiks.. hiks?." Sungut Nanon,dan seperdetik kemudian menangis' bahkan dari kejauhan, emosinya sudah muncul kepermukaan sebab khawatir pada chimon. Nanon menutup pintu kamarnya dan berjalan mendekati Ohm yang duduk di ranjang.

"Kamu tau kesalahannya apa? Dia bentak aku sayang, dia abaiin pertanyaan aku dan lari gitu aja saat aku panggil dia!aku khawatir sama dia, Kita udah ajarin dia sopan santun loh Non." Sahut Ohm,tak kalah sengit.

" Kamu bilang kamu khawatir hiks....hikss, kamu lukain aku Ohm dengan cara kamu bikin Chimon nangis sedih banget hiks....hiks.... Wajar Ohm, wajar dia diemin kamu hiks...hiks....karena dari tadi juga kamu abaiin dia. dia masih kecil Ohm hiks...hiks.... belum terbiasa dengan sikap kamu yang mendewasakan dia, aku ngerti Chi udah punya adik, tapi cara kamu perlakuin Chi kayak anak tunggal kamu itu juga salah Ohm hiks.... hiks.... dan ini first-time dia kamu bentak, kita kan udah janji dan sepakati kalau kita gak bakal pake cara keras dan kasar sama anak hiks....hiks, kamu lupa? kita cukup tegas dan bikin anak ngerti sama penjelasan yang kita kasih sama mereka, tapi bukan kayak gini Ohm hiks..hiks! ini semua salah kamu tau gak, Chi marah karena kamu nyuruh Chi buat nunggu kamu bantuin dia kerjain proyek dan kamu malam main terus sama Asena sampe lupa, Chi bilang sama juga kemarin malem kamu gak dateng ke kamar dia buat ucapin selamat malam dan ciuman yang sering kamu lakuin, kamu boleh antusias, excited dan sebagainya Asena masuk kedalam bagian dari kita hiks...hiks...hiks, tapi Chi juga butuh kamu, please Ohm, don't do it again Ohm, Chi terluka begitu juga aku sebagai ibunya." Nanon, menangis sesenggukan sambil menatap rapuh Ohm, membuat Ohm sadar dimana batas kemarahan Nanon saat ini, melihat wajah rapuhnya membuat Ohm juga terluka.

Ohm diam, benar. Semalam ia menghabiskan waktunya hanya dengan Asena, Asena memintanya menceritakan beberapa dongeng putri, dan bercerita tentang hari harinya, bahkan Ohm juga tak menjumpai putri kecilnya.
Melihat Nanon seperti ini Ohm hanya diam, tak bisa berkata apa apa. Nanon akan sangat sensitif sedang seperti ini.
Ohm baru saja ingin meraih tubuh Nanon ke dalam dekapan, tetapi Nanon tepis begitu saja.

"Diem kan kamu? minta maaf sama Chi hiks..hiks, sebelum dia bener bener marah banget sama kamu, jangan ulangin hal itu lagi Ohm, Chi kita terluka. Dan jangan bandingin Chi sama Asena karena keduanya jelas sangat berbeda, dan aku gak suka kamu banding bandingin semua anak aku kayak gitu. Aku mau ke kamar Love dan aku bakalan tidur sama Love, ingat Ohm jangan ulangi kesalahan yang sama." Nanon, meninggal kan Ohm dengan jejak air mata yang Nanon paksa agar tak terlihat jika ia menemui buah hatinya, Ohm yang masih menatap punggung Nanon penuh sesal. Nanon sudah memanggilnya dengan Ohm, berarti tingkat kemarahan Nanon sudah tinggi meski dalam bentuk tangisan, Ohm harus segera menyelesaikan nya sebelum marganya yang nanti Nanon sebut.

Ohm berjalan keluar bergegas memasuki kamar Chimon yang sudah gelap, Ohm pikir Chimon telah tertidur mengingat lampu kamarnya sudah ia matikan, tetapi dugaannya salah, Chimon masih duduk di atas ranjang nya terus ia tutupi tubuhnya dengan selimut, bisa di lihat Chimon sedang melakukan sesuatu, nampak di dalam selimut terlihat terang. Ohm mengampiri putra sulungnya.

"Chi." Ohm tak kalah terkejut ketika, Chimon sedikit terlonjak kaget karena dirinya menepuk pundak sang sulung.

"Milly, Dibby nya nakal hiks....hiks...hiks... Proyeknya Chi jadi rusak hiks ... hikks....hiks.." teriak Chimon sambil membuka selimutnya, kerena biji biji dari padi dan kacang hijau berhamburan kemana mana keluar dari garis yang sudah ada.

"Kolase Chi jelek, Dibby gangguin Chi." Teriaknya lagi membuat Ohm pontang panting, memutar otak sebelum istrinya melihat ke kacauan ini.

"Aduh Chi, Dibby minta maaf, Dibby kira kamu lagi ngapain, kenapa lampunya di gelapin kalo mau bikin tugas sekolah?." Tanya Ohm, sedangkan Chimon hanya diam sambil sesenggukan. Ohm menggendongnya , tetapi sekuat tenaga Chi berontak dan jatuh ke lantai, membuat Ohm menutup matanya agar tidak emosi, sedangkan Chimon sudah nangis kencang, memanggil manggil Nanon.

" Astaga Chi, kamu kenapa sayang?." Tanya Nanon panik ketika melihat Chimon terlentang di lantai dan menatap tajam suaminya.

"Oke sayang biar aku jelasin, ini gak seperti yang ada di pikiran kamu, aku dateng nepuk Chi yang di dalem selimut, maksud aku tuh mau nanya kenapa belum tidur dan mungkin Chi kaget dan kolase nya berhamburan. Terus aku gendong dia, dianya berontak jadi alhasil dia jatoh, terus nangis manggil kamu." Jelas Ohm jelas panik, ketika Nanon malah mengabaikan perkataan nya, dan sibuk gendong Chimon.

Ohm mendekati Nanon yang tengah menggendong Chimon.

" Chi Dibby minta maaf ya sama Chi, Dibby sayang banget sama Chi. Maaf udah ngabaiin Chi kayak kemarin. Dibby minta maaf ya, gendong sama Dibby yuk, malem ini kita tidur berdua yuk. Sambil Dibby bantuin bikin ulang kolase nya. Janji deh Dibby gak akan ngulangin abaiin Chi." Lembut, nada lembut yang terdengar oleh rungu Nanon membuat nya menghangat, apapun yang Nanon dengar dari kalimat panjang tadi, membawa kembali Nanon dalam kehampaannya.

Chimon beralih pada gendongan Ohm, mebuat Nanon tersenyum dan mengelus punggung Chimon, dan juga lengan Ohm.

" Aku ke kamar Love dulu, dia agak gak enak badan. Nitip Chimon Paw." Ujarnya, sambil meninggalkan Ohm yang mencoba membujuk kembali Chimon.

.
.
.
.
.
..

Bersambung

To be continued
--
-

See you next chapter!

Asena Dilara AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang