Chimon dan Asena? (9)

7 2 2
                                    

‼️BOY LOVE‼️
🔹🔸🔹🔸🔹
Ohm X Nanon
🔸🔹🔸🔹🔸



" Apa yang kamu lakukan?." Pertanyaan sedikit berteriak itu mengejutkan Asena.

"Apa yang sedang kamu lakukan? menabur bunga dan menyimpan dupa juga daging mentah di pintu kamar milik Milly dan Dibby. Ini sudah larut apa yang sedang kamu lakukan Asena." Tanya Chimon yang sudah geram.

" Beritahu aku atau...." Gertakan yang belum terselesaikan pun terpaksa berhenti, ketika mata Asena mengkilat sesaat menunjukkan warna merah pekat semacam, darah(?).

Asena semakin menatap Chimon nyalang, membuat Chimon memundurkan langkahnya perlahan.

" Berhenti di sana Asena!." Suara Chimon bergetar, melihat bagaimana Asena di hadapannya.

"Jangan mendekat!!." Panik Chimon, ketika seringaian menyeramkan begitu kentara terlihat.

"Aku bilang jangan mendekat bodoh." Teriak Chimon. Bukannya berhenti Asena malah berhitung.

Satu....

Dua.....

Tiga.......

Dan

" Selamat menikmati awal dari kesengsaraan anak manja." Tekan Asena di setiap katanya.

Beberapa kalimat, yang membuat Chimon mematung kini sudah lenyap. Terganti dengan tubuhnya yang terhuyung ke belakang dengan tidak seimbang. Chimon mulai memejamkan matanya.

Bruk....

Dak....

" Kak Chi."

Sama Chimon mendengar teriak Asena meneriaki nama nya.

"Bukan ini bukan salah Asena, Asena hanya ingin membantu kakak. Kakak ini bukan salahku, ada apa denganku?."

Panik, Asena jelas panik ketika melihat Chimon yang berguling guling di tangga hingga berakhir di lantai paling dasar dan kepalanya membentur meja kecil yang di atas nya terdapat guci besar alhasil darah keluar dari kepala belakang nya. Beruntung guci besar itu tak ikut jatuh menimpa Chimon.

Asena berjalan mundur beberapa langkah, lalu berlari masuk kedalam kamarnya.
Asena bingung harus bagaimana dirinya. Asena terus mondar mandir, tanpa dirinya tahu seseorang yang melihat kejadian itu malah duduk di pojok dekat pintu kamarnya sendiri, sambil memeluk lutut dan menangis tersedu sedu.

Asena buntu, pikiran nya tak menemukan jalan keluar selain meminta kedua orang tua angkat nya agar Chimon segera di tangani oleh pihak medis.
Dengan sedikit berlari Asena menghampiri kamar dengan pintu warna hitam, tangannya terangkat ke udara bermaksud mengetuk pintu sebelum rungunya menangkap isakkan di balik tembok belokan kamar adik bungsunya.

Asena berjalan mendekati suara meski sedikit takut Asena memaksakan melihat siapa orang di balik Isakan mengerikan di malam hari seperti ini.

" Nong Love." Panggil nya, membuat love terkejut dan bergemetar hebat.

"Jangan mendekat, kak Sen mendorong kak Chi, kak Sen jahat." Isak Love.

"Apa yang kamu lihat nong." Lirih Asena kepada love.

"Aku melihat kakak mendorong kak Chi agar jatuh ke bawah " ucapnya sedikit tersendat karena tangisnya.

"Tidak itu bukan aku, disini ada hantu yang sering mengelabui orang yang ia temui, bahkan aku saja baru sadar ketika Chi sudah terguling. Nong love percaya kak sen kan? Kak sen tidak mungkin melakukan itu, kak Sena sayang kamu juga Kak Chi, itu hanya iblis yang selalu menyerupai, dan kebetulan dia menyerupai ku." Jelas Asena, jelas. Dirinya juga tak tau mengapa dirinya berada di tangga dan langsung di sungguhkan pemandangan yang sangat mengerikan.

Asena Dilara AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang