Ohmnon (3)

12 3 0
                                    

ℍ𝕒𝕚 𝕘𝕦𝕪𝕤 𝕜𝕒𝕝𝕠 𝕒𝕕𝕒 𝕥𝕪𝕡𝕠 𝕥𝕠𝕝𝕠𝕟𝕘 𝕕𝕚 𝕥𝕒𝕟𝕕𝕒𝕚 𝕪𝕒!!!

[ ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ ᴛɪᴍᴇ ]


Malam ini guntur menggelegar, petir menyambar di sertai hujan yang begitu deras, semua gelap. Kota Greenland di landa kegelapan karena badai dan petir yang menumbangkan beberapa pohon besar hingga tersangkut pada kabel kabel penyambung listrik di kota tersebut.

Berbeda di luar perkotaan, di tengah hutan rimbun dengan keadaan gelap, seorang gadis kecil tengah berlari ketakutan dengan sebuah lentera di tangannya, bajunya yang berwarna putih telah kotor karena cipratan kubangan air yang sudah tercampur dengan tanah.

Tangannya bergemetar hebat ketika petir menyambar nyambar di atas kepalanya, tak ada yang keluar dari mulut gadis kecil selain bergetar hebat menahan takut dan menggigil.
Perlahan ia keluar dari hutan dan menyusuri jalanan aspal dengan berjalan kaki yang tak memakai alas, lentera yang ia pegang semakin meremang di jalanan sepi nan gelap seperti sekarang membuat suasana semakin mencekam.

Gonggong anjing dan suara burung hantu juga menemani setiap langkahnya, namun tak membuat sang gadis gentar.
Ia terus menyusuri jalanan membawa diri tanpa arah dengan sebuah lentera yang remang di tangan mungilnya.
Tubuhnya yang sudah basah dan menggigil namun tak membuat dirinya pasrah begitu saja, gadis tersebut masih bersikeras untuk terus melanjutkan perjalanan nya.
Hingga langkahnya terhenti di sebuah bangunan kokoh bernuansa putih, dan nampak terlihat jelas raut bahagia dari wajah cantik nan menggemaskan miliknya.
Dengan nafas nya yang tersengal-sengal sang gadis masuk kedalam halaman bangunan tersebut.

.
.
.
.

Nanon terbangun dari tidurnya, malam ini rasanya berbeda hawa dingin menyelimuti dirinya meski selimut tebal telah membalut penuh tubuhnya. Nanon melihat kesebelah nya meski keadaan sedikit meremang karena lampu mati, dan hanya lampu emergency yang menemani nya yang sudah di pakai berhari hari secara berturut-turut tanpa henti, pemandangan yang selalu Nanon nikmati setiap hari ketika ia bangun dari tidur nya. Ohm sedang tertidur pulas dengan, Nanon tersenyum dan mengelus sebagian sisi wajah Ohm, ah Ohm nampaknya sangat lelah, beberapa bulan ini Ohm selalu melakukan pekerjaan nya dan kerjaan kantor. Nanon, sedikit meringis ketika Ohm bahkan tak terganggu dengan jarinya yang menari nari di wajah tampan miliknya. Apakah Suaminya selelah itu? Pikirnya. Membuat hatinya terenyuh, Ohm tak pernah menyakiti nya, dan Ohm selalu mencintainya dalam keadaan apapun, sebelum Seperti sekarang ini, dan Ohm tetap mencintai nya tanpa syarat.

Cup

Nanon mengecup bibir Ohm sekilas, Nanon terisak mengingat Ohm selalu memberikan yang tebaik untuknya. Nanon, tak pernah kekurangan apapun karena Ohm selalu rela berkorban untuk dirinya. Seperti saat ini, Nanon dalam keadaan seperti ini pun Ohm tak pernah meninggalkan nya, Ohm rela bekerja di rumah dengan mengurus semua anak nya penuh sayang. Apa yang kurang dari Ohm? Bukan bukan Ohm yang kurang tapi Nanon, Nanon kurang mengerti dan gampang berada dalam fase dirinya memiliki Overthinking entah apapun itu, Nanon begitu lemah pikirannya.

Dan Nanon, sedikit berpikir ia teringat ketika ia masih dalam keadaan tak baik baik saja, emmm, mungkin sekitar seminggu yang lalu, Nanon mendengar Ohm mendesah kan panjang Namanya. Nanon mengerti Ohm juga membutuhkan belaian nya, sehingga Nanon merasa sangat menyesal telah menelantarkan segalanya, termasuk kewajibannya sampai membuat Ohm bermain solo di kamar mandi.
Hal itu semakin membuat Nanon memburuk dan menyalakan dirinya, hingga saat ini Nanon baru menyadari, efek dari pikiran negatif nya membuat semuanya semakin memburuk malah lebih dari yang ia pikirkan dan takutkan.

Asena Dilara AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang