dua puluh

472 42 4
                                    

"Aran bolehkah aku serakah ?" Tanya chika masih setia memeluk aran, aran hanya diam tidak merespon pertanyaan chika.

"Ran aku tidak pernah egois ataupun penuh keserakahan dalam hidupku. tidak pernah sekalipun, tapi bolehkah aku berharap bisa memilikimu lagi?"

Chika juga ingin merasakan yang namanya cinta walaupun hanya sekali. Chika ingin merasakan di miliki dan memiliki seseorang juga.

"Chika sudah cukup. Hubungan kita sudah lama berakhir" ucap aran berusaha melepaskan pelukan chika

"Aku benar-benar lelah dengan dunia ini..!!! Tidak ayahku, tidak kamu, tidak ada yang mengingkan aku.
Aku mau mati saja..!!!!"

Chika marah, belum pernah semarah ini. Selama ini chika selalu terlihat sabar dan baik-baik saja. Meskipun semua orang mengetahui jika kehidupannya sangat sempurna tetapi kenyataan berbanding terbalik tidak sebaik yang mereka dibayangkan.

Chika mulai hilang kendali dan berteriak tidak karuan seperti kemasukan setan. chika mulai menghamburkan barang barang yang berada di dalam kamarnya sampai vas bunga terjatuh, hampir mengenai aran, dengan aran yang masih berusaha menenangkan chika.

"Maafkan aku chika, ku mohon tenanglah"

"Selama ini ayahku selalu kejam kepadaku..!!! Mamah selalu sibuk dengan pekerjaannya, dan di sekolah aku tidak punya teman sama sekali...!!!"

Tanpa sengaja chika menginjak pecahan kaca vas tadi membuat kakinya terluka, Chika menjatuhkan dirinya ke lantai, sambil terus menangis kemudian aran duduk berlutut menghampiri chika.

"Hiks... hiks... aku tidak mengerti mengapa ayah begitu membenciku, terkadang untuk urusan sepele pun ia begitu marah padaku"

"Aku mengerti...tenanglah chika"

Dengan penuh kesabaran aran menenangkan chika, mengelus kepalanya dan memeluk chika,
Setelah chika mulai tenang, aran menggendong chika dan membaringkannya di atas kasur.

"Kamu di sini dulu, aku mau obatin luka kamu"

"Aran, boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?" Ucap chika sambil memegang tangan aran

"Hmm"

"Kenapa kamu begitu peduli kepadaku?"

"Ngomong apa kamu, ya jelas aku peduli orang kamu sahabat aku"

"Ck"

"Apa kamu punya obat? Lukamu harus segera di obati chika"

"Hiks... di laci meja aku ada"

Aran menegeluarkan beberapa obat antiseptik dari laci meja belajar chika, kemudian meletakanya asal di atas tempat tidur.

Setelah itu aran mengambil kursi lalu duduk di samping chika, aran membersihkan satu persatu luka di kaki chika dan wajah lebam chika.

"Udah selesai, jangan nangis lagi. kamu makin jelek kalau nangis terus" Ucap aran sambil menghapus air mata yang mengalir di wajah chika.

"Hiks...hiks aku tidak akan nangis lagi kalau kamu mau nyanyiin aku sebuah lagu"

"Apa! Ngaa mau, udah gila kamu!"

"Hiks..hiks...hiks aran kamu tega banget"

"Ck, ya udah satu lagu aja"

"Kalau begitu nyanyiin sampai aku tertidur"

"Janji satu lagu aja ngaa lebih"

"Iya rann..iihh cepetan"

"Ck.. bawel"

Senja kini berganti malam
Menutup hari yang lelah
Dimanakah engkau berada
Aku tak tahu dimana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arrest ZahranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang