sembilan belas

254 27 10
                                    

Cinta tidak pernah merugikan, kalau memang harus ada air mata apa salahnya ? Kadang kadang cinta bisa jadi indah karena ia terasa menyakitkan


Aran sudah bersiap untuk pergi ke bioskop, dia sudah rapi dengan kemeja kotak kotak berwarna merah dengan kancing yang di biarkan terbuka di padukan dengan t-shirt berwarna hitam dan celana jeans berwarna senada

Aran mencoba menelpon Fiony tapi handphone Fiony tidak aktif sama sekali, itu membuat Aran semakin frustasi

Aran menaiki tangga mencoba mencari Fiony di kamarnya yang berada di lantai dua

Tok tok tok

"Fiony...fiony.."

Ceklek

Kosong... mata Aran menelusuri tiap sudut ruangan yang di dominasi warna pink tapi dia tidak melihat sosok yang di carinya, Aran kemudian turun dari atas lantai dua, dia pergi melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk mencari Fiony tapi yang di temui Aran hanyalah bi Aya yang sedang memasak untuk hidangan makan malam

"Bi...apa bibi lihat Fiony ? Tanya Aran mendekati bi Aya

"Bibi tidak lihat dek Fiony seharian ini den"

"Bi Aya tau Fiony kemana?"

"Bibi juga ndak tau den Aran"

" Fiony kemana kamu"

Apa mungkin dia sudah di bisokop ?
Tapi kenapa dia ngaa nunggu aku ?
Apa dia mau kasih kejutan di bioskop ? Tapi Kita kan sudah janjian perginya barengan.

Pertanyaan pertanyaan di atas melintas di alam pikiranya, apa dia pergi ke bioskop saja ? Toh apa salahnya dia pergi ke bioskop mungkin Fiony sudah menunggu di sana

***

Fiony meraih tangan Zee
Fiony ingin melihat luka di telapak tangan Zee, Lukanya lumayan dalam dan mengeluarkan banyak darah.
Fiony mengamati luka Zee dengan raut wajah yang benar benar khawatir.

"Aku sangat berterima kasih Zee , tapi kuharap kamu tidak melakukan hal bodoh lagi" ucap Fiony dengan nada lembutnya

"Ini pasti akan meninggalkan bekas" lanjut Fiony sambil menatap wajah zee dalam

"Ehm"

Zee terpesona melihat Fiony,
wanita yang sama, wanita yang selalu masuk ke dalam pikirannya tanpa diundang dan terus saja dapat membuat jantungnya berdegup lebih kencang.

"Tangan lo zezoy astagfirullahalazim" ucap Soleh menghampiri Zee dan Fiony

"Uwek..uwek..."

"Gue enek lihat darah lo" kata deo hampir muntah

"Lo ngidam Deo?"

"Lo goblok? Mana bisa cowok hamil, gue ngaa bisa lihat darah soleh solihun"

"Ini harus segera dibawa ke Rumah Sakit untuk dijahit" ucap Fiony sambil meniup telapak tangan Zee

"Rumah sakit ? Ahh ngaa mau Fiony...aku takut" rengek Zee seperti bayi

"Hahaha...percuma badan lo gede...
Tapi takut di jahit"

"Lo berisik mending lo diam burung beo..."

"Jadi kita harus bagaimana, apa kamu tidak kesakitan sekarang ?"

"Ya jelas sakit Fio..kamu liatkan tangan aku..tapi aku ngaa mau kalau harus di jahit"

"Jadi kamu maunya gimana?"

"Aku maunya kamu"

"Zee, ini bukan waktunya untuk bercanda, aku serius kita kerumah sakit sekarang" pinta Fiony

Arrest ZahranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang